takdir

31 9 0
                                    

    Beberapa jam setelah acara penyambutan,rakyat pun bubar dengan perasaan gembira karna akan dilindungi dari kelaparan dan bencana penjajahan.

Reo kecil terus memandangi isagi yang sedari tadi ada diatas mimbar,isagi merasa tak nyman karna terus dipelototi Reo,Isagi menatap sekilas dan benar saja firasatnya itu.

"Apa yang dia pikirkan tentang ku"batin Isagi

Reo yang memandangi Isagi tiba-tiba berfirasat buruk yang entah datang dari mana yang pasti perasaannya ini memembuat dia tak nyaman,firasat yang sama seperti sebelum penjajahan negerinya.

Isagi turun dari mimbarnya dan mulai mendekati Reo dan melampiaskan rasa ingin taunya dengan beberapa pertanyaan

"Kenapa sedari tadi kau menatapku?"

Reo hanya terdiam dengan wajah yang memucat

"Hei.......aku bertanya padamu,ada apa denganmu???"

Pertanyaan Isagi yang tak terjawab membuatnya kesal ditambah dengan raut muka yang pucat itu membuatnya semakin geram

Wajah Reo terus memucat,badannya mulai bergetar dan peluh membasahi tubuhnya

"Kau...........tlah........ber..janji.......kan..........akan........melin........dungi.....kammm"perkataan yg gugup itu terdengar jelas digendang telinga Isagi

"Tentu,apa yang membuatmu takut??kenapa kau berfikir kalau kami tak akan melindungi kalian seperti apa yang ayahku dan aku ucapkan tadi???"

Isagi mulai penasaran dengan apa yang ada diotak Reo saat ini.

Reo tak membalas pertanyaannya lagi dan hanya diam mematung

"Isagi jangan hiraukan dia,ayo kita pergi"ucap raja

Isagi pergi dan tak menghiraukannya,baru saja ia dan ayahnya menaiki kereta kuda,Reo menghampiri dan mengatakan sesuatu yang membuat raja bingung

"Tolong selamatkan aku"ucap Reo.

Reo menangis samping kereta kuda kerajaan,seorang prajurit datang dan menenangkan Reo

"Tenanglah anak muda dan pergilah tidur ini terlalu malam kau bisa sakit"

Reo menggeleng kuat dengan linangan air mata

"Kumohon,aku tidak ingin kehilangan orang yang kusayangi lagi"ucap Reo

Lama kelamaan raja merasa geram dengan tingkah Reo,raja memerintah pengawalnya untuk menyingkirkan Reo secara paksa.

Reo menangis dengan suara keras yang memekakan telinga raja

Tak lama waktu berselang,peluru-peluru datang bagai  hujan yang deras,rumah-rumah warga dipenuhi oleh darah yang hangat,aroma darah bertebaran,semua warga panik dan berlarian menjauhi rumah mereka.

Sang raja hanya termenung melihat warganya menderita,melihat raja berada dekat dengan pemukiman warga berbondong-bondong mendekati raja.

"Wahai yang mulia,berilah kami perlindungi seperti yang kau janjikan"pinta seorang wanita yang tengah hamil

Beberapa warga menciumi kaki sang raja,namun raja tak bisa berkata-kata melihat pemandangan yang mengerikan itu.

Para penjajah turun dari atas rumah warga,dengan tawa yang menggelegar membuat warga semakin takut dan berlarian kesembarang arah.

"Ibu!!!" Reo mulai panik dan menjauhi kerumunan itu menuju rumahnya

Ia mendapati ibunya yang terluka parah dibagian kaki

"Ibu"panggil Reo

Ibunya menangis sambil membelai rambut Reo

"Larilah!"perintah sang ibu.

Tentu saja Reo menolak dan berusaha menggendong ibunya dengan tubuh mungilnya

"Tenang ibu,semua akan baik-baik saja"ucap Reo berusaha menenangkan sang ibu tercinta yang terus menangis

Tak ketinggalan tangan ayahnya pun ia bawa bersamanya

Reo membawa ibunya ketempat kereta kuda kerajaan berharap sang raja memberi tumpangan agar ibunya selamat.

Setelah sampai pada kereta kuda,Reo dibuat kaget dengan tubuh sang raja yang sudah tak bernyawa dan seorang prajurit yang menusuknya raja dari belakang.

Pangeran ditendang dan dipukuli,warga dipaksa untuk berdiam tanpa boleh melakukan perlawanan

Reo kembali menangis dan menggenggam tangannya kuat.

"Aku benci dunia dan diriku yang tak berdaya ini"batin Reo.


BERIKAN VOTE ATAU KOMENTAR JUGA KERITIK TENTANG CERITA INI MEMBERI AUTHOR HARAPAN UNTUK TERUS MEMBUAT CERITA

(Menerima masukan komentar negatif dan non-negatif)

Blue Lock nightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang