Hamparan lautan yang luas membuat seorang pemuda begitu menikmati pemandangan tersebut. Sesekali ia tersenyum tipis saat angin pantai menerpa wajahnya. Sudah terhitung satu jam sejak ia duduk sendirian di tepi pantai menikmati sunset yang kini sudah berganti malam.
"Hyung, ayo kita kembali ke vila. Angin malam tidak bagus untukmu."
Pemuda itu kembali tersenyum. Mengadahkan kepalanya pada orang yang tengah menyusulnya.
"Nanti Hyung menyusul. Kau duluan saja."
"Hyung tidak menghargaiku? Aku jauh jauh jalan kemari karena ayah dan ibu menyuruhku untuk membawamu kembali. Nanti, kalau aku pulang dengan tangan kosong, Hyung mau aku di marahi sama ayah dan ibu?"
"Bilang saja Hyung masih ingin disini, Taehyung-ah."
Taehyung, adik dari Kim Seokjin itu kini menghela napas kesal. Ia menarik tangan Seokjin agar Seokjin berdiri.
"Ayo pulang, Hyung ini seperti anak kecil saja."
Seokjin menghempaskan tangan Taehyung begitu saja. Tatapannya berubah tajam.
"Pergilah, aku juga tidak butuh di temani."
Taehyung berdecih, lalu ia pergi begitu saja. Meninggalkan Seokjin sendirian.Ya begitulah dua Kim sekarang. Tak ada hari tanpa perdebatan. Entah apa yang membuat mereka seperti sekarang. Tapi, memang inilah keadaannya. Apa Seokjin lelah? Taehyung lelah? Tentu saja mereka lelah. Sebenarnya mereka sama sekali tidak ingin seperti ini.
Namun,entah kenapa keadaan membuat mereka menjadi seperti ini.
"Tae, mana hyungmu?"
"Masih di pantai. Dia tidak mau masuk. Biar sajalah, Bu. Sesukanya dia saja." Taehyung menggerutu sambil mengambil cemilan kesukaannya.
"Tapi, ini sudah malam. Bagaimana kalau dia kambuh?"
"Dia sendiri yang mencari penyakit." Decih Taehyung yang masih mengunyah cemilannya.
"Tae. Jangan bersikap seperti itu." Tegur sang Ayah. Ia menyimpan buku yang sejak tadi dibacanya.
"Salah aku apa? Bukannya salah Jin hyung? Kenapa Ayah malah menyalahkan sikapku?"
Ceklek!
Semua menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Seokjin yang baru pulang dan langsung masuk ke kamarnya tanpa berbicara apapun pada mereka.
"Ayah lihat, kan? Siapa yang kelakuannya seperti anak kecil?"
"Tae, hyungmu sedang sakit."
"Cih! Kalian sama saja. Membela Jin hyung terus." Taehyung beranjak dari duduknya.
"Besok aku pulang duluan. Kemungkinan, aku tidak kembali kesini. Setelah promosi, aku akan langsung fansign." Taehyung pergi begitu saja tanpa mendengar persetujuan dari ayah dan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHALIEN 52 - KIM SEOKJIN & BTS (Sequel Zero O'Clock)
FanfictionDunia tidak pernah tahu, betapa sedihnya aku. Hari ini aku akan bernyanyi lagi dan seterusnya. Rasa sakitku seperti air dan minyak yang tak bisa menyatu. Yang terlihat hanyalah permukaan air tempatku bernapas. Pada akhirnya aku hanyalah paus bersu...