"Alia Flawrens Hamid! Ayah tidak perna setuju kau menikahi Pria bajingan itu. Pria itu bukan pria yang baik untukmu!"
"Baik atau nggak, bukan Ayah yang menentukannya. Ini hidup Alia, Ayah ! Alia cinta sama Riko, hanya Riko yang pantas untuk Alia!"
"Pantas? Kau bilang pantas? Pria pengangguran yang berharap diberi uang saku bulanan dari Ibunya? Itu kau bilang pantas Alia? Apa kau mau mempermalukan Ayahmu dengan menantu pengangguran seperti itu ALIAAA! JAWAB AYAH!"
"IYA! RIKO PANTAS UNTUK ALIA, Ayah. Riko janji sama Alia kalau kami menikah dia akan bekerja dan menafkahi Alia. Sekarang Riko sudah bekerja, Ayah. Ini hari pertamanya masuk kantor di bagian pemasaran, Yah. So please restui kami, aku mohon"
"Restui? Sampi aku mati, aku tidak akan sudi merestui pernikahan konyol ini, Alia! Ayah tidak merestuimu sampai kapanpun jika kau menikahi lelaki bajingan itu!"
"CUKUPP AYAH! CUKUP! Aku tidak mau lagi mendengar ayah merendahkan CALON SUAMIKU! Aku akan tetap menikah tidak atau adanya RESTU dari Ayah!"
"Kau lebih memilih pria bajingan itu yang baru kau kenal setahun dari pada Ayah yang sudah membesarkanmu, nak?"
"Maafkan aku, Ayah. Aku hanya ingin bahagia"
"Baiklah Alia, berarti Aku ini bukan pria yang baik untuk menjadi ayahmu. Pergilah, pilihlah jalan kebahagiaanmu sendiri. Ternyata Ayahmu sudah gagal membahagiakan putri kecil Ayah. Tentukanlah kebahagiaanmu Alia, tapi ingat satu hal yang Ayah katakan padamu. Mulai saat ini Namamu adalah ALIA FLAWRENS. Jangan sandingkan nama Hamid di pernikahan kalian dan satu lagi, Berjanjilah padaku Alia jangan biarkan Pria Bajingan itu tau asal usulmu saat ini. Hiduplah sebagai Wanita yang sederhana mulai saat ini"
"Baiklah, yah. Jika itu keinginan Ayah, akukan menurutinya."
"Nak, Kembalilah pada Ayahmu kapanpun kau mau. Kedua tangan ayah terbuka untuk putri cantik Ayah"
"Terima kasih, Ayah. Alia mencintai Ayah".
-------
Pov Alia :Selamat pagi semua!
Perkenalkan namaku Alia Flawrens Hamid. Usiaku 24 tahun. Aku lulusan dari Universitas terbaik di Belanda. Yah seperti yang kalian tau aku keturunan Darah Belanda dan Indonesia. Ayahku Nathan Flawrens Hamid asli orang belanda dan Ibuku Alisha Yuki Hamid asli orang Indonesia. Aku tidak mengerti bagaimana mereka bisa saling jatuh cinta dengan berbeda negara seperti ini. Yang jelas aku terlahir menjadi putri yang sangat cantik.
Ayahku seorang Pengusaha Properti dan Ibuku pengusaha Toko roti yang memiliki cabang di berbagai negara termasuk di Indonesia. Disaat usiaku beranjak 17 tahun, Ibuku dikabarkan meninggal dunia dalam kecelakaan beruntun di Jalan Tol yang hendak menghadiri Pesta acara sweet seventeenku. Acara yang seharusnya meriah dengan penuh kebahagiaan pupus dengan kabarnya kepergiaan Ibu yang sangat kucintai. Aku menangis dimakam Ibuku dengan Ayah yang sedang memelukku erat. Aku tau Ayah tidak menangis karna ia sedang menguatkanku tapi aku juga tau disaat seperti ini Ayahku lah yang paling terpukul dengan kepergian Wanita yang sangat ia cintai. Belahan jiwanya pergi meninggalkannya dan Ia harus bertahan untukku dan adikku untuk selama-lamanya. Ah aku lupa cerita, aku juga punya seorang adik laki-laki yang usianya jauh dibawahku. Usianya 19 Tahun, mungkin kedua orangtuaku mengikuti KB di Indonesia yang cukup memiliki dua anak. Adikku itu sangat kutubuku sekali. Ia tidak perna bergaul dengan teman seusianya atau teman sekolahnya. Ia terlihat sama seperti Ayah yang terus membaca Buku terkadang aku dengan Almarhum Ibuku kesal melihat para Pria dirumah kami.
Setelah kepergian Ibu, Ayah membawa kami kembali ke negara Asalnya yaitu Belanda. Karna Ayah tidak sanggup berjauhan dengan kami jika harus Pulang - Pergi Indonesia-Belanda. Aku dan adikku melanjutkan studi kami di belanda. Setelah selesai menempuh pendidikan aku meminta pada Ayah untuk mengizinkanku kembali ke Negara Ibuku Indonesia. Aku sangat merindukan Ibuku, aku akan tinggal dirumah kami yang dulu ditempati oleh keluargaku. Rumah itu tidak besar dan juga tidak terlalu kecil. Rumah itu rumah sederhana yang penuh dengan kehangatan. Awalnya Ayah menolak tetapi aku tetap bersikeras untuk kembali ke Indonesia meneruskan Usaha Roti Ibuku yang saat ini di kelolai oleh Bibiku Adik dari Ibuku.
Akhirnya Ayahku memberikan Izin untukku boleh tinggal di Indonesia dan meneruskan usaha Ibuku. Aku tau Ayahku pasti kesepian tanpaku tapi aku juga bakal gila jika terus-terusan tingg dengan dua pria kutubuku seperti Ayah dan Adikku."Ooohhhh, Tuhan akhirnya aku kembali kesini lagi. Welcome to Indonesiaaaaa... Merdekaaa!!!!"
Aku berteriak setelah aku tiba di bandara Soekarno Hatta Jakarta. Aku tau seberapa padatnya penduduk Jakarta ini tapi aku sangat menyukai tempat ini.
"Kenapa muka orang ini horor- horor kali liat kearahku ya? Ahh bodo ah.. yang penting uda sampai Jakarta"
Setelah aku sampai di Lobby Bandara, aku melihat Bibi cantikku sudah menunggu untuk menjemputku. Nama Bibiku Aqila Yuki brahmana, Bibiku masih lajang. Usianya sudah hampir kepala empat tapi tidak kepikiran untuk berumah tangga. Aku tidak ada nyali untuk bertanya kenapa ia tidak menikah aku takut kepalahku akan ditebas oleh bibiku. Btw, dia cantik-cantik mengerikan tapi hatinya baik kok seperti hello kitty.
"Hai, Bibiku Aqil... Aku sangat merindukanmu" aku memeluknya memang kenyataan aku sangat merindukan bibi kejam ini.
"Aqila, Alia. Berhenti memanggil bibimu Aqil ! Atau aku akan memukul pantatmu itu. Ohh ponakan lebayku. Selamat datang di Jakarta. Aku harap kau tidak menyusahkanku apa lagi menghancurkan usaha Ibumu nak" Ucap Bibi Kejamku.
"Tenanglah,Bi. Aku akan membuatmu pusing dan tidur tidak tenang setiap harinya haha" aku meledeknya, walaupun bola matanya terlihat mau keluar tapi percayalah bibiku tetap terlihat cantik.
"Dasar ponakan kurang ajar, aku akan memukul pantatmu jika itu terjadi haha" kami meninggalkan Lobby Bandara dan menuju Rumah ibuku yang sudah sangat aku rindukan setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANDA INDEPENDENT 21+
RomanceALIA FLAWRENS HAMID, Seorang Janda Muda yang berusia 25 Tahun tidak terlalu buruk untukku. Aku telah melewati banyak hal dalam hidupku. Kesalahan terbesarku adalah aku tidak mendengar apa yang telah Ayah katakan padaku. Aku lebih memilih Pria yang k...