Strategi

1.4K 155 17
                                    

Musuh yang sempurna.










































Begitu Zee, Christy dan Gracia memasuki rumah di sofa sudah ada dua orang yang duduk dengan santai.

Yang satu membaca buku yang satu menonton TV.

"Masih berani buat menginjakkan kaki di sini?" Tanya Gracia dengan datar.

"Setelah pergi dengan keputusan" lanjut Christy.

"Dan ke egoisan!" Lanjut Zee.

Orang yang di maksud pun menutup buku nya dan menoleh ke arah mereka bertiga yang masih berdiri dengan sorot tajam.

"Kalian sedang berurusan dengan seorang Psikopat apa kalian mengikuti jejak nya?" Tanya balik orang itu.

"Aku rasa seorang psikopat tidak akan menjadi seorang psikopat kalo tidak merasakan arti dari kebencian atas luka yang di derita di masa lalu" balas Gracia.

"Se besar itu kesalahan ku sampai kalian belum maafin aku?"

"Setelah Cici memutuskan untuk pergi dan ninggalin kita dengan semua kenangan kita, aku rasa itu sudah cukup untuk memutuskan apapun!" Lanjut Christy.

"Kakek ngasih aku kesempatan kedua, apa kalian ga mau ngasih aku kesempatan itu?"

"Kalo Cici datang untuk kembali pergi, tidak terima kasih!" Putus Christy lalu berjalan menuju kamar nya.

"Bagaimana kalo aku akan tetap di sini?"

"Di antara pilihan keluarga dan kita? Apa bisa?" Tanya Zee.

"Aku akan tanggung semua resiko kalo aku kenapa-napa karena dia luar dari penjagaan Kakek, tapi aku tetap bisa sama kalian meski aku tetap bisa berhubungan dengan keluarga ku" balas nya.

"Itu Egois namanya" balas Gracia.

"Kalian juga bisa ketemu sama keluarga kalian kalo suatu hari nanti kalian benar-benar ketemu sama keluarga kalian, dan kalian akan ngerasain gimana rasanya rindu sama mereka" Shani mulai sedih namun tak mau menyerah begitu saja.

Lidya menenangkan sahabat nya itu.

"Kami tidak seperti Cici" ucap Zee lalu berjalan menuju kamar nya.

Gracia berjalan ke depan Shani dan menatap nya.

"Terima kasih untuk kenangan dan luka nya, tapi tolong jangan ganggu kami lagi" ucap Gracia dengan pelan namun tegas.

"Enggak!"

"Aku akan kembali mengobati luka itu!"

"Beri aku kesempatan!" Shani memegang lengan Gracia.

"Aku selalu kasih Cici kesempatan tapi tidak dengan mereka, cobalah bujuk mereka maka aku akan ikut gimana mau mereka" balas Gracia lalu melepas pegangan Shani di lengan nya.

"Kamu maafin aku?"

"Aku ga pernah anggap Cici bersalah, hanya saja Cici memang Egois, itu manusiawi, mereka yang ga maafin Cici"

Back To SMA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang