REGULUS 🔞🔞🔞

166 7 89
                                    


"Kalian adalah para bintang, tetap bersinar tidak peduli segelap apapun sang langit. Lalu aku adalah galaksi, tempat kalian hidup juga bertahan untuk tidak padam."

_Jin Yonghoon_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Jin Yonghoon_

_Jin Yonghoon_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜💜💜

"Jadi Dokter Lee benar-benar tidak akan ikut makan malam grup hari ini? " tanya Hyujin. Tangannya sibuk membereskan berkas.

Keonhee hanya tersenyum. Dia belum beralih dari layar komputer.

"Kau pergi saja bersama yang lain. "

"Janji deh, tidak akan ada karaoke. Kita juga masih punya pasien besok pagi. "

"Hei, walaupun tidak ada karaoke, aku justru khawatir kalau aku akan minum terlalu banyak. Sudah cepat pergi sana, jangan sampai kau membuat Minho menunggu. "

Hyujin mengerucutkan bibir. Sang asisten dokter itu mempercepat kinerjanya sebelum kemudian pamit pada Keonhee menyusul teman-teman lain. Keonhee memandangi pintu ruang praktek yang terbuka dan suasana klinik yang berangsur sepi. Semua karyawan telah meninggalkan tempat itu, termasuk Dokter Kim, si spesialis gigi. Padahal biasanya dia paling betah diam di kantor sampai larut demi menghindari pertengkaran dengan sang istri.

Keonhee meregangkan tubuh. Tengkuknya terasa berat, mata pun mulai perih. Dia bangkit dari duduk, sambil meraih mug berisi teh hangat yang sudah kosong sejak setengah jam lalu. Pemuda itu lantas keluar dari ruang kerja dan berjalan menuju pantry di belokan selasar. Saat kembali ke lobi depan hendak menutup pintu otomatis, dia dikejutkan oleh seorang pria yang berlari ke arah klinik, menabrak pintu kacanya lalu dengan bukaan kasar pria itu masuk. Keonhee menganga. Tangan si pria asing bersimbah darah, mengenai kaca dan lantai saat dia ambruk. Keonhee mundur selangkah. Jemarinya menggenggam kuping mug seerat mungkin.

"Tolong aku_"

"Tuan."

"Kumohon, tolong aku. "

Pria itu memeluk tubuh, telapak tangan dia pakai untuk menutupi luka di perut yang terus mengeluarkan darah. Wajahnya basah oleh keringat, serta beberapa helai anak rambut menempel di kening. Keonhee lekas menyimpan gelas di meja resepsionis dan mengintip ke arah kaca. Dia takut pria ini diikuti oleh sekelompok penyerang, maka pintu otomatis pun segera diturunkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WONDERLUST || LEE KEONHEE 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang