That Night

114 9 3
                                    

×××××
Boboiboy Elemental, No Power AU!
No ships, only brotherhood.
Tags : drabble, shortfic, the amount of comfort is crazy-, different au from the previous chapters.
××
Para tetua : Halilintar, Taufan, Gempa.
Bokem : Blaze & Thorn.
(Another) bokem : Ice & Solar
××××

Diliriknya Thorn yang tertidur pulas bersender kearahnya, adik satu satunya itu memang sangat terlihat lucu, apalagi kalau diam. Blaze meletakkan gamebot miliknya sebelum memanggil Taufan yang masih menyetir. Memberitahu kalau Thorn sudah tertidur lebih dulu disaat perjalanan menuju rumahnya.

Hari ini, mereka pulang sedikit lebih telat, belum lagi Taufan secara mendadak harus menjemput Halilintar dari seminarnya, dengan perjalanan antar tempat dan rumah yang tak bisa terbilang dekat, cukup wajar bagi mereka jika tak bisa cepat sampai ke rumah.

Kakak pertamanya itu tidak bisa menyetir mobil, meski bisa mengendarai motor, motornya sedang dipakai pergi oleh Gempa, ojek online? halah, mending Taufan jemput saja sendiri.

Kedua kakaknya berbicara sendiri, mungkin membahas hal orang dewasa, lebih tepatnya Taufan yang terus berbicara, karena Halilintar sedari tadi hanya menganggukkan kepalanya seperti burung pelatuk, dan menggelengkan kepalanya seraya memberikan tatapan maut andalannya.

Ah, sebenarnya Blaze tidak protes, melihat awan dan langit yang kian menggelap rasanya cukup menyenangkan, lampu jalanan yang baru saja menyala, dan dengkuran pulas adiknya.

Adiknya yang duduk di sekolah dasar bersamanya itu tidur tenang sekali, setelah menyorakinya dengan penuh semangat saat menonton pertandingan basket di sekolahnya, mungkin dapat menjadi alasan yang bagus mengapa energinya sangat terkuras.

Blaze sendiri juga merasa cukup lelah, lelahnya mungkin saja akan terbayar manis jika timnya memenangkan pertandingan antar sekolah tadi. Namun, Tuhan dan juri berkehendak lain, angka kemenangan juga berkehendak sama, sehingga timnya gagal masuk final.

Matanya terpejam dengan berat begitu mobil itu memasuki belokan yang tak jauh dari kompleks rumahnya. Ia bahkan bersandar kepada Thorn, dan tertidur lelap setelah beberapa detik menguap.

☆☆☆

Mendengar sunyinya kendaraan yang sedang bergerak itu, membuat Halilintar mengambil inisiatif untuk menoleh kearah belakang, menemui kedua adik kecilnya yang tertidur dengan pulas, seraya mengukir senyum, helaan nafas lega juga ia keluarkan. Taufan yang berada di kursi sopir juga sedikit mengintip kedua adik mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Meski hanya suara mesin kendaraan serta putaran musik pelan mengalun lembut dari speaker, semuanya lebih dari cukup untuk membangun suara aman dan nyaman. Hingga akhirnya mereka harus turun dari mobil kala kendaraan itu berhenti didepan rumah mereka,  yang juga disambut dengan Gempa yang baru saja kembali.

Mengintip dari jendela melihat kedua adiknya mendengkur pelan, mampu untuk meluluhkan hati mungil Gempa yang juga lelah menjalani hari, diangkatnya Thorn dengan penuh hati hati masuk ke kamarnya.

Tanpa harus disuruh, Halilintar mengangkat Blaze setelah mengambil kedua tas anak itu di salah satu pundaknya, dan mengangkat Blaze di pundak lainnya. Taufan memarkirkan mobilnya begitu barang barang dan adik mereka telah keluar dari mobil.

Dipandangnya wajah Blaze yang sedikit terganggu tidurnya setelah Halilintar menaruhnya kembali ke kasurnya, dengan pelan dan sedikit bingung, diusapnya dahi adiknya seraya berupaya membangunkannya jika bisa, berniat menyuruhnya mandi, atau sekedar berganti baju.

Dalam hatinya juga ada sedikit rasa tak tega jika harus membangunkan anak itu dari alam bawah sadarnya, melihat adiknya kembali terbuai mimpi, ia tinggalkan baju bersih di atas kasurnya jika saja anak itu nantinya terbangun.

Berpindah ke kasur Thorn, pria bermanik ruby itu juga mengusap punggung kecil yang membelakanginya penuh sayang, sebelum membetulkan selimut adiknya agar si kecil tidak kedinginan.

Setelah memastikan kedua adiknya nyaman, ia meninggalkan kamar itu dengan rasa puas, melupakan rasa kesal pada semesta yang tak puas memberinya cobaan. Dikalahkan dengan rasa senang dan puas melihat kedua adiknya tumbuh semakin besar dan hebat, namun tetap terlihat seperti anak kecil untuknya.

Begitu pintu itu tertutup, ia dihadapkan dengan Taufan yang memegang hp, mengarahkan kamera kearahnya dengan senyum yang sulit dijelaskan, membuat kedua adik kakak itu sempat thawaf mengelilingi isi rumah sebelum dihentikan dengan bel yang ditekan terus menerus. Pintu itu terbuka begitu Gempa membuka kuncinya, membuat ketiga bersaudara itu menatap ke arah pintu dengan rasa tak percaya.

siapa yang datang malam malam begini?

Sosok kedua orangtuanya tersenyum dari balik pintu, mengucapkan salam sebelum memperlihatkan keajaiban dunia kesekian kalinya yang pernah ketiga saudara itu lihat. Dua bayi manis berpipi merah tertidur di masing-masing gendongan orang tuanya yang baru kembali dari luar negeri setelah sekian lama tidak kembali.

"Perkenalkan, adik baru kalian."

Masa itu, merupakan lembaran bagian baru untuk keluarga 'kecil' mereka.

×
×
×
×

"Mmh.. Kenapa lampunya masih menyala?"

Blaze mengusap wajahnya dan mendapati baju tidurnya berada di kasurnya, begitu ia keluar dari kamar mandi dan berganti baju, sedikit rasa flashback terputar pada otaknya, senyum kecil juga tergambar secara singkat, sebelum ia mendapati ada yang mengetuk pintunya.

Sosok kecil Solar yang ada dibalik pintu membuatnya sedikit bertanya-tanya, sebelum anak itu menunjuk kearah pintu yang bel-nya berbunyi, Thorn yang juga terbangun, kini menggendong adiknya yang masih berceloteh riang selagi Blaze membukakan pintu, mendapati ketiga kakak sulung mereka dengan senyum lebar.

"Assalamualaikum, kakak pulang!"

Ketujuh bersaudara itu berpelukan setelah Solar berlari membangunkan kembarannya.

a/n :

chapter ini shortfic, dan itu terserah padamu bagaimana caranya menggambarkan cerita yang satu ini, be creative~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baloney [ Boboiboy ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang