Happy Reading ✨️
-----"Tidak pernah terlintas dipikiran ku, untuk bertemu kembali denganmu"
------
Nala izin ke toilet saat jam Fisika berlangsung. Awalnya Vania ingin menemani, namun Nala meyakinkan gadis itu bahwa dia sudah cukup hafal letak sekolah ini. Setelah berkaca untuk merapihkan penampilannya sebentar, Nala langsung keluar dari toilet perempuan yang letaknya cukup jauh dari kelasnya.
Gadis dengan rambut tergerai itu berjalan sambil menatap sepatu sekolahnya yang sedikit basah karena terkena air tadi, dan berujung membuatnya merasa tidak nyaman.
Saat hendak berbelok menaiki tangga, mata milik Nala malah tidak sengaja memandang punggung seseorang yang entah kenapa terasa familiar untuknya.
Terlihat punggung laki-laki yang bersandar di samping pintu perpustakaan dengan sebelah tangan bertengger di kantong celana nya.
Punggung itu sungguh terasa familiar diingatannya. Membuat langkah kaki Nala bergerak mendekat tanpa sadar. Dia bersembunyi di balik dinding, namun matanya terus menatap punggung yang terlapisi jaket hitam bertuliskan Alćazar itu.
Sampai akhirnya suara dari seseorang laki-laki memanggil sebuah nama yang tidak pernah Nala duga akan kembali mendengarnya.
"Revanza! Kata Pak Arya nggak usah nyari bukunya, udah ketemu." Seorang laki-laki berlari kecil menghampiri Revanza. Hal itu membuat Nala segera pergi dari tempatnya tadi. Gadis itu segera menaiki tangga untuk menuju kelas. Entah kenapa dia ingin mengutuk dirinya yang terlalu larut dalam rasa familiar tersebut.
Kenapa dunia sesempit ini? Dan kenapa dia dengan bodohnya tidak mencari tahu tentang keberadaan cowok itu?
Revanza Astala Dewangga adalah mantan satu satunya Nala. Perpisahan mereka tidak ada kata baik, entah bagaimana jadinya bila keduanya saling berhadapan kembali, setelah perpisahan yang telah terjadi.
Nala tersadar setelah kakinya berada didepan pintu kelas yang tertutup. Gadis itu menghela nafasnya sebelum mengetuk pintu. Dan ketika terdengar sahutan dari dalam, Nala pun segera masuk.
"Nala, lo abis beol ya? Kok lama sih? Atau nyasar?" Rentetan pertanyaan dari Vania menyapa Nala yang baru mendudukkan dirinya di kursi.
"Hehe, enggak nyasar kok, gue emang agak mules dikit tadi," jawab Nala sambil meringis mendengar pertanyaan Vania.
"Huh, syukur deh. Gue kira lo nyasar."
"Gue udah cukup hafal kok Van."
"Tau tuh Vania, lo kira Nala kaya lo yang suka lupaa," sahut Fita dengan berbisik. Posisi meja mereka itu, Nala di samping bangku Vania, dan Fita dibelakang Nala.
"Yee lo ngaca dong Fit, ngaca!" Vania merengut menatap pada Fita. Nala hanya bisa menghela nafas lelah melihat Vania dan Fita yang selalu bertengkar.
"Yang di belakang tengah? Masih mau ngobrol?"
Pertanyaan menyentak itu datang dari Bu Devi yang sedang menjelaskan didepan papan tulis. Lantas hal itu membuat Vania dan Fita berhenti berdebat dan langsung tidak berkutik.
![](https://img.wattpad.com/cover/350258292-288-k407404.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pink Dimples
Teen FictionNala menjadi murid baru di SMA Baskara. Dan bukannya mendapat suasana baru, dia malah bertemu dengan masalalu. Dan mantan Nala itu sudah menjadi ketua geng yang bernama Alcázar, hingga membuat semua orang takut padanya. Alcázar adalah geng yang di...