BARUDAK KEJORA

Prolog

"Gue Yukimiya (Name), anak bontot dari keluarga Yukimiya yang lahir di (Tempat lahirmu). Gue dan kakak gue, Yukimiya Kenyu, adalah anak dari aktris dan aktor ternama di Indonesia, dan berkat gen dari orang tua gue, gue dan kakak gue tentu saja gak punya masalah yang menyangkut penampilan (pede dulu gak sih).

Sejak berumur satu tahun, kami sudah sering dipanggil untuk menjadi model photoshoot majalah anak atau iklan produk BALITA. Walaupun gue dan kak Kenyu terpaut dua tahun, banyak orang yang sering mengira bahwa kami adalah anak kembar karena wajah kami yang mirip serta sifat kami yang sama-sama periang. Nama keluarga Yukimiya sudah dikenal di industri hiburan sebagai keluarga cemara yang mendominasi dunia entertainment.

Sayangnya, itu semua hanya berlangsung selama tiga tahun karena orangtua gue pada akhirnya memutuskan untuk bercerai.

Setelah memiliki keluarga sendiri, tawaran pekerjaan yang mama dan papa dapatkan semakin menurun.  Memang masih ada pekerjaan, namun, pemeran yang mereka dapatkan tidak lebih dari sekedar pemeran tambahan.

Sedikitnya pekerjaan yang didapatkan oleh orangtua gue membuat mereka banyak menganggur, stres, dan akhirnya sering bertengkar. Mereka khawatir karir mereka akan tamat sehingga gak bisa ngehidupin gue dan kakak.

Mama dan papa udah berusaha bertahan dengan mencari pekerjaan lain dan meyakinkan para produser bahwa walaupun sudah memiliki keluarga, mereka tetap dapat bekerja secara profesional. Sayangnya semua itu tidak berjalan dengan lancar dan keputusan mereka untuk bercerai akhirnya bulat saat gue berumur tiga tahun. Semenjak saat itu, kak Kenyu ikut sama mama ke Yogya dan gue ikut papa ke Jakarta.

Walaupun setiap bulan gue pasti ketemu mama dan kak Kenyu, tetap saja menjadi anak perempuan yang tidak melihat sosok ibu dalam kehidupan sehari-hari cukup sulit buat gue. Terlebih lagi pas itu gue masih kecil banget. Beberapa bulan pertama gue gak mau keluar dari kamar dan bahkan susah buat makan sampai papa menangis karena khawatir gue kenapa-kenapa.

Tapi pada akhirnya, papa maksa gue buat masuk ke sekolah PAUD biar gue gak kesepian karena papa sudah mulai mendapatkan pekerjaan. Awalnya gue gak mau, tapi tentu saja gue gak bisa ngelawan apa kata papa.

Walaupun diawali dengan paksaan, keputusan papa masukin gue ke PAUD ternyata tidak sepenuhnya salah.

Sisi positifnya adalah karena masuk ke PAUD kecil yang hanya berisi 5 anak lain selain gue itu, yaa gue jadi gak begitu kesepian lagi dan punya temen main.

Tapi di sisi lain alias sisi negatifnya, gue sama sekali gak nyangka kalo 5 anak yang gue temuin pas PAUD dulu itu bisa ada disisi gue sampe detik ini dan maksa gue buat cerita tentang kisah hidup gue untuk kesekian kalinya biar bisa dimasukin ke video perkenalan OSPEK SMA gue."

"Woi, cut cut!" Teriak Shidou ala sutradara kemudian mematikan rekaman kamera yang sejak 10 menit yang lalu sudah menyala. "Lo gak boleh ngomong gitu terakhirnya, jadinya gak alami! Ulang dari awal dah," lanjutnya kemudian mulai memposisikan kameranya sekali lagi.

Shidou Ryusei atau biasa dipanggil Ryu itu adalah anak pertama yang Cia sadari saat masuk PAUD dulu karena gaya rambutnya yang mirip dengan kecoak. Suaranya yang keras dan selalu bersemangat itu seringkali membuat telinga Cia panas. Walaupun begitu, Shidou lah yang selalu menyelamatkannya ketika ia diganggu oleh anak-anak yang lain sejak kecil. Ia selalu membawa ular mainan kemanapun ia pergi sehingga ia bisa selalu mengerjai dan menakut-nakuti anak-anak lain.

"Ogah ah gua capekk. Tadi udah take ke 4 Ryuu suara gue lama-lama abis deluan sebelum OSPEKnya mulai kalo gini mah," keluh Cia pada Shidou. Ia kemudian membaringkan tubuhnya diatas lantai kayu dan mengambil buku catatannya untuk dijadikan kipas dadakan.

Cia sudah hendak memenamkan matanya karena lelah, namun sebelum ia dapat melakukannya, tangannya sudah ditarik oleh seseorang.

"Kalo mo tidur jangan di lantai Cii, tar masuk angin. Di tempat tidur aja yokk," ucap Otoya Eita sambil menarik tangan Cia untuk bangun dari lantai.