Teman kecil

0 0 0
                                    

       Ada banyak yang ku ingat.. tetapi tak bisa kusebutkan semua. Tapi saat itu aku pernah merasa diabaikan.
Masa kecil.. apa itu?
Itu bahagia, ceria, penuh dengan permainan tim, pulang di sore hari ibu memanggil kami karena makanan siap, canda.. tawa.. semua teman-temanku di lingkungan rumah. Tapi tidak dengan mereka di sekolahku..
        Aku tak punya teman di sekolah saat itu, aku juga tak tau mengapa. Beberapa kali aku mendapat perlakuan tak mengenakan dari beberapa murid laki-laki sekelasku.. itu terjadi ketika kelas 2 sd..
         Namanya.. Ihsan, ah ya kita masih kecil saat itu, tapi ia yang membuat mataku disekitar pupil merah.. ibuku marah sekali, dan menamparnya didepan kelas saat itu.
         Kemudian hal tak mengenakan terjadi kembali saat aku kelas 4 SD, ujang teman sekelasku mengangkat rokku saat itu dan kita saling pukul. Karena aku tak terima, aku melapor ke guruku. Tapi saat itu, wali kelas kami sangatlah tidak becus dalam pekerjaannya, dia sepertinya tidak menyukaiku. Dan well, sekali lagi ibuku pergi ke sekolah dan memarahi si Ujang.
        Itu hanya sedikitnya dari yang kuceritakan.. sering aku mendapat perlakuan buruk dari anak laki-laki dan orang tuaku yang bolak balik sekolah karena masalahku, anehnya Aku tak pernah menganggu mereka.  tapi di kelas 6 SD, saat itu tak ada Guru di jam mata pelajaran tersebut, suara anak-anak kelas sangat riuh dan ramai, saat itu aku juga ikut bermain dengan anak-anak perempuan bernyanyi dan berjalan bersama dikelas, sampai mereka tiba tiba bernyanyi tentang rambutku yang kribo, aku tersinggung dan menjauh. Kemudian, salah satu anak laki-laki di kelas mengangkat rokku, aku coba melawan tak ada satupun yang membantuku. Rasanya saat itu seperti, semua orang tidak menyukaiku. Anak laki-laki tersebut, si Ujang mencoba memukulku.. tapi entah ada kekuatan darimana, saat itu aku bisa menghalaunya kemudian aku dorong ia ke papan bor hitam dan sekali lagi entah dapat kekuatan dari mana, kakinya tidak menapak lantai karena aku perlahan mengangkatnya ke atas.. temannya mencoba memisahkan ku, tapi tak bisa. Katanya saat itu, mataku merah seperti orang kesurupan. Wajah si Ujang pun menjadi merah, dan anak anak mulai panik dan terdiam. Seketika itu, kepala sekolah dan semua guru berdatangan ke kelasku dan melihat kearahku. Tanpa sadar, aku melepaskan tanganku dari leher si Ujang dan dia lemas terjatuh kebawah. Sejak hari itu, tak ada satupun yang mengangguku.. bahkan semua teman perempuanku takut untuk sekedar dekat atau mengobrol.
       Tapi kupikir itu lebih baik..
Sampai.. akhirnya aku diterima di sekolah favorit di Kotaku, Garut.
      Aku, Luisa si anak ceria.. aku kuat dan bertekad harus bisa menjaga diriku jadi.. kupikir itulah yang membentuk diriku menjadi pribadi yang agak tomboy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang