Un

59 3 0
                                    

Suara dentuman dari sepatu seseorang di lorong membuat aku terbangun dari tidurku. Aku melirik jam di dinding kamarku. Jam menunjukan pukul 2 malam. Siapa malam - malam begini yang belom tidur? apa mungkin itu pengawal?

Karena penasaran aku turun dari ranjangku dan mulai membuka pintu kamarku. Ada sedikit rasa takut karena diluar cukup gelap. Aku mulai melangkahkan kakiku keluar kamarku. Tiba - tiba lampu diruangan itu menyala semua. Aku terlonjak kaget.

"tuan putri kau masih terjaga?"

Aku menoleh ke asal suara. Ternyata itu maid Sasa.

" iya aku tadi terbangun saat mendengar langkah kaki." Jawabku.

Maid itu tersenyum membimbingku masuk ke kamar.

"Besok akan jadi hari spesial buat kamu."

Setelah aku naik ke atas ranjangku, Maid Sasa menyelimutiku dan pergi meninggalkanku yang sudah hampir terlelap kembali. Hanya saya otakku masih memikirkan tentang perkataan maid tadi tentang sesuatu yang spesial dihari esok.

----------------------------------------------

Aku meraikan sedikit gaunku yang terlipat. Sekarang pandanganku fokus ke cermin yang memantulkan bayangan diriku. Aku melonggarkan sedikit ikatan rambutku yang membentuk sanggul minimalis. Aku tidak begitu suka jika rambutku harus ditarik keatas seperti ini.

"a'a, jangan mencoba coba seperti itu ya tuan putri."

tiba tiba penata riasku, yang biasa kupanggil elle mengetahui bahwa aku melonggarkan sedikit rambutku. Lalu dia memperbaikkin ikatan rambutku dan kurasansekarang lebih kencang dari pada sebelumnya.

"selesai, sekarang cepat ke ruang makan semua sudah menunggumu." kata Elle sembari memperharikanku dari atas hingga bawah.

" haruskah seperti ini? ini terlalu formal."

aku menaikkan sedikit gaunku sembari melihat ke arah elle seakan akan ini terlalu berlebihan.

Elle menggeleng sembari tersenyum dan menarik tanganku lembut ke arah pintu kamarku. Diluar sudah ada dua orang main kerajaan yang akan mengantarku ke ruang makan.

Aku saja bingung kenapa harus diantar begini. Aku yakin tidak akan tersesat walaupun pernah dua kali sih. Hanya saja waktu itu aku masih kecil jadi menurutku itu wajar. Bahkan hari ini saja aku tidak tahu sia ayang sedang menungguku di ruang makan.

Akhirnya aku sampai di ruang makan. terlehat beberapa bahkan menurutku ini banyak orang asing. Tampaknya mereka anggota kerajaan semua. Dengan agak kikuk aku memasuki ruang makan yang sudah dipenuhi orang orang yang kurang lebih seusia denganku. Semua yang aku pikir seusia denganku berdiri dan membungkuk tanda hormat seraya berkata," tuan putri" Akupun membalasnya dengan cara yang sama.

Akupun duduk dekat ayahku dan berhadapa - hadapan dengan ibuku.

Aku berbisik pada ibuku yang duduk di hadapanku, " mom kok orang tua mereka tidak ada?"

Raut muka ibuku sedikit terkejut tetapi tetap tenang, " Rose, apa kau tidak tau tujuan mereka kesini?"

Aku hanya menggeleng. Memang sebelumnya belom ada yang memberitahuku tentang ini.

" maafkan mom sayang ibu lupa, jadi setiap 15 tahun sekali kita mengadakan lomba dansa yang diikuti oleh seluruh kerajaan kerabat yang berumur 15 - 19 tahun. Dan untungnya tahun ini kau genap 16 tahun. Jadi mereka akan menginap disini selama sebulan untuk berlatih. Ini juga untuk mempererat hubungan kita."

Aku hanya mengangguk tanda mengerti setelah mendengar penjelasan mom.

"ekhm karena putriku ini sudah hadir dan kita semua sudah lengkap jadi mari kita makan dan bersulang." kata sang raja alias ayaku.

Kita semua lalu bersulang lalu kamipun menikmati hidangannya.

Setelah dilihat - lihat ada beberapa yang tidak asing bagiku. Maklum aku jarang berinteraksi dengan dunia luar maupun kerajaan. Aku sangat sibuk dengan belajar.

Ya, walaupun aku seorang putri aku juga belajar seperti orang biasa. Aku lebih memilih belajar dibandingkan mengerjakan hal- hal yang berbau kerajaan. Itu semua aku serahkan kepada kakak laki - laki, Percy. Jadi aku jarang mengunjungi kerajaan - kerajaan lain.

Semua orang di meja makan sibuk mengobrol satu sama lain. Hanya aku sendiri yang tidak membuka mulut. Semua terlihat asik dan akrab. Aku memang yang bisa dibilang paling pendiam di ruangan ini. Walaupun aku mengenal beberapa dari mereka.

" kau kenapa ? sedang tidak enak badan?"

Aku menoleh ke arah kiriku. Pangeran berambut dark coklat dengan mata biru yang indah menatapku bingung. Matanya sangat biru seperti lautan. Seakan - akan menghipnotis orang yang sedang menatapnya.

"hallo"

Aku pun terlonjak kaget.

" ah! hmm hmm apa yang membuatmu berfikir aku tidak enak badan?" tanyaku balik.

Dia terlihat berfikir sejenak lalu ia membuka mulutnya, " kau terlihat tidak nyaman dan suasana ini."

Dia benar. Aku tidak nyaman saat semuanya asik sendiri. Aku tahu ini salahku mengapa aku dia saja. Tetapi aku bukannya tipe orang yang dengan mudah memulai pembicaraan.

"Bagaimana kalau setelah ini kau ajak aku keliling - liling istana ini. Terakhir aku kesini saat usiaku 10 tahun pasti banyak yang berubah bukan?" Tawarnya.

Aku mengangguk. Lalu aku melanjutkan makanku yang belum habis.

Akhirnya acara makan - makan selesai. Para pangeran dan putri dipersilahkan untuk istirahat. Sesuai janjiku tadi, aku mengajak pangeran -yang belum aku ketahui namanya- keliling - liling rumahku atau bisa dibilang istanaku.

Dimuali dari keluar ruang makan, menelusuri lorong - lorong, ke ruangan melukis, ruangan koleksi lukisan, Aula dansa ruangan keluarga, lapangan indor, ruangan musik, dapur, perpustakaan, balkon, dan paling terakhir ke taman istana. Ini adalah tempat favoritku.

"hem, kau belum memberitahu namamu." Kataku memulai pembicaraan.

"kau sama sekali tidak tahu?" seraya ia menaikan sebelah alisnya.

Aku hanya tersenyum. Sungguh, aku lupa namanya. Dulu aku hafal semua nama - nama keluarga kerabat tetapi harena sudah lama tidak bertemu aku lupa.

" Namaku Finn, singkat dan padat." katanya. Dia cukup gagah untuk pangeran seusianya. Dengan suaranya yang cukup berat dan badannya yang tegap. Dari pengeluhatankunaku bisa melihat aura kewibawaannya.

Lalu aku reflek berlari saat mataku melihat ayunan kayu dan duduk diayunan satu bangku. Ayunan adalah favoritku. Lalu Finn berjalan ke arahku dan mendorong ayunanku. Bahkan aku tidak memintanya untuk mendorong ayunanku. Kami pun berbincang - bincang banyak hal mulai dari lagi favorit sampai kenangan masa kecil.

Akhirnya setelah letih bermain ayunan kami memilih untuk duduk di atas rumput yang dikelilingi bunga daisy. Suasana berubah menjadi sangat sepi. Semilir angin berhembus membuat udara disekitar semakin sejuk.

" Apakah kau sudah siap untuk dance contest?"

Aku menoleh ke arah pangeran Finn, " sejujurnya aku saja tidak tahu kalau akan ada kontes dansa, sebenarnya ini suatu kewajiban kah?" tanyaku.

Sekarang gantian Finnyang menoleh ke arahku, " Kau sama sekali tidak tahu? kemana saja memangnya kamu selama ini? jadi ini acara diadakan setiap 15 tahun sekali, nah para pangeran dan putri di kumpulkan di tempat diamana tahun sebelumnya kerajaan itu pernah menang. Jadi para pangeran dan putri selama sebulan akan terus berlatih sembari mencari partner dalam berdansa. Jadi saat berdansa harus berpasangan. Yang menang akan dinobatkan sebagai Dancing Queen and Dancing King. Dan ini sudah menjadi tradisi di kerajaan. Untuk itu ini sangat wajib diikuti oleh seluruh pangeran dan putri kerajaan."

Aku mengangguk tanda mengerti. Tiba - tiba dari arah depan seorang maid tergopoh - gopoh setengah berlari ke arahku. Sepertinya ada sesuatu yang penting yang ingin dia sampaikan.

Dancing QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang