Deux

30 1 0
                                    

Dengan nafas yang terengah - engah, maid tersebut menghampiriku. setelah sampai dihadapanku, ia segera sedikit membungkuk seraya mengatur nafasnya.

"Ada apa maid? " tanyaku.

" maafkan saya tuan putri, saya lupa kalau malam ini akan ada pesta dansa untuk mengambut para tamu yaitu tuan putri dan pangeran dari kerajaan sahabat."

"ooh begitu, kenapa engkau harus tergesa - gesa seperti itu? " tanyaku lagi.

" Seharusnya berita ini saya beritahukan tadi hanya saja saya lupa, jadi tuan putri dan pangeran harus siap - siap dalam 5 menit lalu pergi ke aula dansa." kata maid tersebut lalu pergi.

Aku menoleh ke arah pangeran Finn, menandakan bahwa kita harus bersiap - siap. Tampa sepatah kata aku dan pangeran finn melangkah meninggalkan taman menuju kamar masing masing. Aku dan Finn berpisah pada tikungan dekat kamarku.

" sampai jumpa di ballroom princess." Pangeran Finn melambaikan tangan ke arahku lalu berjalan pergi. Aku hanya tersenyum. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku. Entak kenapa aku merasakan sesuatu di hati ku. Bahkan aku tidak tau pasti apa itu.

******

Aku berputar di depan cermin di kamarku. Aku rasa penampilanku sudah cukup. Rambutku ku gerai tetapi di jepit sedikit di bagian belakang agar terlihat rapi. Aku memakai gaun berwarna hijau tosca yang panjangnya semata kakiku. Aku hanya memakai make up tipis. Walaupun awalnya penata riasku sedikit keberatan karena penampilanku yang simple akhirnya ia luluh juga setelah aku memohon - mohon padanya.

Aku bukan tipe perempuan yang suka dandan. Terlebih lagi dandanan yang menor. Aku saja sampai ngeri membayangkannya. Menurutku menjadi apa adanya sudah cukup, tidak perlu dilebih - lebihkan.

Aku keluar kamarku. Sekarang aku tidak di kawal oleh maidku lagi. Ya, aku yang meminta agar aku berjalan sendiri kemana - mana tidak usah dikawal. Toh ini kan rumah ku sendiri. Memang, ayahku sedikit ketat terhadap penjagaanku. Tetapi setelah memohon - mohon pada beliau, kemauan ku untuk tidak dikawalpun terkabulkan.

Aku berjalan menuju ballroom. Saat aku ingin berbelok ke arah kanan, ke ballroom aku melihat seseorang keluar dari gudang yang tepatnya di arah belokan ke kanan dari tempatku berdiri. Karena penasaran aku menghampirinya. Dari dulu aku tidak pernah diperbolehkan ayaku untuk masuk ke gudang. Alasannya karena banyak tikus, entahlah.

" Apa yang kau lakukan?" tanyaku kepada seseorang itu, yang kulihat sepertinya ia seorang pangeran.

" ah tuan putri, kau membuatku kaget hmm aku hanya hmm tersesat, kukira ini ballroomnya."

Dari raut wajahnya bisa kulihat bahwa ia sangat kaget akan kehadiranku.

" hahaha ada ada saja, hmm kenapa kau gugup sekali akan kehadiranku?" tanyaku penasaran.

" iya aku hanya malu karena salah ruangan hahah, jadi mau kah engkau menuntunkun ke ballroom?" tanyanya balik.

Aku tersenyum, " my pleasure prince..."

" Nicholas." jawabnya.

"prince nicholas." kataku melanjutkan kata-kataku sebelumnya.

Aku berjalan berdampingan dengan Nicholas. Menurutku alasannya masuk akal. Sepertinya iya baru pertama kali ke kerajaanku. Bahkan aku saja jarang melihatnya, aku sepertinya pernah melihatnya hanya di foto anggota kerajaan - kerajaan sahabat.

Dua pengawal berdiri dengan tegap di depan ballroom. Mereka dengan sigap langsung membuka pintu ballroom untukku dan pangeran Nicholas. Di dalam ternyata sudah ramai.

" Ekhm, karena semua sudah berkumpul mari kita mulai pesta dansanya. Peraturannya adalah semua harus berpasangan lalu saat ada aba - aba tepuk tangan semua berganti pasangan. Seperti halnya dansa biasa, hanya saja bedanya disini ada tandanya yaitu tepuk tangan, kalau begitu mari kita mulai." Kata Pembawa acara kerajaan. Setiap ada acara biasanya ada pembawa acara tetapi lebih sering sang rajalah yang memulai. Hanya saja kali ini Raja -atau bisa disebut-ayaku sedang ada urusan.

"Nicholas aku.." kata - kataku terputus saat aku menoleh ke arah kiriku Nicholas sudah tidak berada disisiku. Mungkin saja ia risih dekat -dekat denganku. Who knows?

Semua sudah bergandengan dengan pasangannya masing - masing. Aku hanya diam. Aku kenal beberapa hanya saja aku ini tipe orang yang pendiam. Tidak mungkin aku menhampirinya duluan.

" Ekhm. sepertinya ada yang kesepian."

Aku sedikit kaget. Bisa kutebak ini pasti Finn. Bisa dibilang aku sudah hafal aroma parfumnya.

"Ya, bisa dibilang begitu."

Finn yang tadinya di sampingku berjalan ke hadapanku sembari mengangkat tangannya ke hadapan mulaku.

" want to dance?"

Aku mengangguk dan Finn pun menarikku ke tengah aula dansa. Musikpun dimainkan. Semuanya menari secara teratur. Sering kali aku menginjak kaki Finn dan melenceng dari gerakan yang seharusnya. Jujur aku sering sekali melewatkan kelas tari. Ya semua pangeran dan putri harus belajar menari atau bisa dibilang berdansa.

" Sepertinya kau melewatkan pelajaran dansa. " Finn pun memulai pembicaraan.

" Ya, seperti yang kau pikirkan. Aku lebih memilih melakukan kegiatan lain daripada harus belajar berdansa." Jelasku.

" Ya, setidaknya sekarang kau sudah mulai mengikuti gerakannya dengan baik. Ikuti saja iramanya." Finn pun membuatku berputar ditempat sesuai dengan irama lagu.

"prok prok"

Tepuk tanganpun terdengar, tanda harus berganti pasangan. Suasana pun menjadi lebih ramai kerena semua orang sibuk mencari pasangan barunya. Sampai - sampai Finn pun tak terlihat lagi.

Aku berjalan sedikit ketempat yang agak sepi. Sejujurnya aku tidak suka keramaian. Aku lebih suka dengan tempat yang damai dan tenang.

"would you like to dance with me ?"

Tiba - tiba seorang pangeran telah berdiri dihadapanku. Aku tersentak kaget. Sepertinya hari ini semua orang membuatku kaget.

" ah kau mengagetkan ku. " kataku sedikit canggung.

"maafkan aku putri, jadi mau kah kau berdansa denganku? " tanyanya kembali.

"kenapa tidak?" balasku.

Musik pun tedengar kembali. Alunan lagu memenuhi ruangan. Jika sebelumnya lagunya sedikit bertempo cepat kali ini lebih lambat dari lagi sebelumnya. Dengan perlahan aku melangkahkan kakiku sesuai irama.

Kurasa berdansa tidak terlalu sulit. Yang terpenting jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat.

Akhirnya dansa pun selesai. Setidaknya aku jadi lebih kenal banyak orang. Dan juga aku sepertinya menemukan sahabat baru, dia Elena, putri dari kerajaan Echanted. Dia sangat ramah dan anggun. Rambutnya berwarna emas dan matanya berwarna biru laut. Sangat cantik, sangat berbeda dengan ku.

Sedari tadi aku tidak melihat pangeran Nicholas. Mungkin saja karena terlalu ramai. Tetapi entah kenapa aku punya perasaan bahwa ia pergi keluar ke gudang itu. Entah kenapa aku punya perasaan yang aneh.

Dalam sekejap aku sudah sampai di pintu hall. Saat ingin keluar aku mendengar namaku di sebut oleh seseorang. Akupun menoleh ke asal suara tersebut.

Aku sangat kaget saat mengetahui orang yang memanggilku itu Nicholas. Aku merasa sangat bodoh karena berprasangka yang aneh - aneh.

" Hai Nicholas, kemana saja kau?"

" Aku sebenarnya tidak suka berdansa, jadi aku hanya duduk saja tadi. Hmm maukah kau mengadakan tur kecil mengelilingi istana untukku?" Tanyanya.

Aku terdiam sebentar, lalu segera melirik jam yang berdiri tegak disudut ruangan Hall. Sekarang pukul 8, masih ada satu jam lagi sebelum aku harus pergi tidur. Akupun mengangguk kepada Nicholas. Sepertinya ia terlalu bersemangat sampai menarik tanganku dengan keras.

*********

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dancing QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang