22

731 61 3
                                    

Hyunsuk kembali ke kamarnya dengan isak tangis yang tak kunjung reda. Tenggorokannya semakin kering dan hatinya kembali sakit mengetahui kematian papanya adalah ulah mama tirinya.

Ujian di hari kedua dan seperti biasa Hyunsuk selalu di jemput oleh Jihoon.

Hyunsuk dengan mata yang bengkak berjalan menuju ke arah Jihoon. Bohong jika Jihoon tidak peka jika Hyunsuk habis menangis dalam jangka waktu yang lama.

"Sayang? Kamu kenapa?" tanya Jihoon sambil mendekap tubuh Hyunsuk.

Hyunsuk kembali menangis.

"Gapapa, aku kangen papa" jawab Hyunsuk singkat.

"Nanti pulang ujian mau ketempat papa? Heum?" Jihoon melepas pelukannya dan menyeka air mata Hyunsuk.

Hyunsuk hanya mengangguk.

"Ayukk berangkat, lap dulu sini ingusnya" Jihoon mengeluarkan sapu tangan dari kantongnya.

Hyunsuk hanya menurut dan kemudian mereka berangkat ke sekolah.

Di perjalanan Hyunsuk memeluk Jihoon erat, sangat erat bahkan Jihoon tau Hyunsuk sedang menyembunyikan sesuatu.

Jihoon memilih diam membiarkan Hyunsuk yang memberi taunya nanti.
.

.

.

Jihoon, Hyunsuk dan yang lainnya sedang berada di kantin. Ujian hari kedua telah selesai dan sebelum pulang mereka menetralkan isi kepala dengan mengisi perut sebelum pulang.

Yang lain sadar dengan perilaku Hyunsuk hari ini. Sejak pagi Hyunsuk hanya diam dan berbicara seadanya.

Ketika sedang asik menikmati makan, Hyunsuk tiba-tiba berdiri.

"Sorry, gue ke toilet bentar ya" Hyunsuk langsung berlari sebelum mendengar jawaban dari temannya.

"Hyunsuk kenapa?" tanya Asahi.

"Dari pagi udah begitu, matanya sembab. Tapi dia belum mau cerita." ujar Jihoon sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Samperin ga sih? Takut kenapa-napa" Haruto berancang-ancang untuk berdiri.

"Biar gue aja" sahut Jihoon.

Jihoon segera menuju toilet dan tidak menemukan Hyunsuk disana. Jihoon bergegas berlari ke arah kelas, siapa tau Hyunsuk ada ketinggalan barang.

Sementara di kantin yang lain terkejut dengan Hyunsuk yang tiba-tiba datang.

"Eh Jihoon barusan nyusul lo di toilet, ga papasan?" tanya Jeongwoo.

Hyunsuk hanya menggeleng.

"Hyun, lo kenapa? Lo bisa kok cerita ke kita-kita kalo punya masalah." Asahi mengelus bahu Hyunsuk.

"Kangen papa." Hyunsuk menundukkan kepalanya.

Yang lain saling bertatap-tatapan.

Kemudian semua serentak memeluk Hyunsuk.

"Hyun, lo punya kami. Jangan sungkan untuk cerita ketika lo di masa-masa terpuruk." ucap Jeongwoo.

"Iya, kita semua bukan teman lagi. Tapi kita keluarga, jadi kita harus saling menguatkan satu sama lain." Sahut Jaehyuk.

"Satu sakit, semua sakit." Sahut Haruto.

"Kami semua sayang elo Hyun. Tetap bertahan apapun masalahnya. Kami bakal bersedia bantuin lo kapan pun." Sahut Asahi.

Keempatnya memeluk erat tubuh Hyunsuk. Hyunsuk yang di peluk hanya tersenyum. Setidaknya masih ada kata-kata yang membuatnya bahagia hari ini.

"ekhm" Jihoon yang melihat para teletubbies langsung ikut memeluk Hyunsuk.

Can I be happy? [HOONSUK] // HIATUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang