Prolog

499 40 2
                                    

Bangchan, mahasiswa semester akhir berparas tampan, dengan tatapan yang selalu terlihat lembut dan senyuman senantiasa tersungging di bibirnya, untuk pertama kalinya hanya bisa diam mematung saat dia melihat seseorang berjalan ke arahnya. Menghampirinya? Tentu saja tidak, orang itu bahkan tidak menatap ke arahnya, melainkan menunduk menatap ponselnya.

Jantung Bangchan berdebar begitu cepat. Bagaimana mungkin... laki-laki yang selalu hadir di setiap mimpi kotornya... kini ada di hadapannya? Apakah... itu cara iblis menggoda manusia? Tentu dia pernah mendengar bahwa jika orang yang muncul di mimpi adalah orang yang kita kenal, maka kemunculan wajah mereka adalah lumrah. Namun, jika wajah yang muncul adalah sosok yang tidak kita kenal, maka sosok itu adalah jelmaan jin atau iblis karena jika hanya bunga tidur, seharusnya sosok asing di mimpi akan terlihat samar. Lantas, mengapa...

Laki-laki itu mengangkat kepalanya, melirik ke arahnya saat melewatinya, tidak ada ekspresi, tidak ada respon apapun jika laki-laki itu sadar bahwa dia tengah menatapnya dan diam mematung. Oh Tuhan! Apakah dia begitu stress karena skripsinya sehingga dia melampiaskan hasratnya dengan mengimajinasikan seseorang? Tapi... bukankah itu lumrah? Mimpi basah bagi laki-laki sangatlah lumrah. Tapi...

Orang yang tadinya melewatinya berhenti, memutar tubuhnya dan menatapnya. Hal itu membuat Bangchan bingung, tapi dia kemudian sadar bahwa ternyata tangannya terulur untuk memegangi pergelangan tangan laki-laki itu. Dan dia baru sadar saat laki-laki itu bertanya "Kenapa ya?"

Sky... lagi-lagi memainkan perannya dengan sangat apik. Sudah hampir seribu tahun dia bersandiwara mengemban berbagai peran, jadi tentu saja melakukan hal ini tidaklah sulit. Sky tau bahwa laki-laki di hadapannya, Bangchan menyadari siapa dirinya. Tapi, dia pun tau bahwa laki-laki itu pasti bingung, mencoba mengerti arti dari setiap mimpi-mimpinya, arti dari setiap mimpi erotisnya. Dan pasti laki-laki itu kini bingung karena sosok yang sering "bermain" dengannya di mimpi tiba-tiba ada di hadapannya.

"Ahh... Sorry..." ucap Bangchan seraya melepas pegangannya, tapi Sky tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja. Hidup dan mati... ah bukan, eksistensinya bergantung pada laki-laki di hadapannya. Dia harus menaklukan laki-laki di hapapannya supaya dia tidak musnah dari dunia ini. Menjadi incubus... ternyata memiliki masa kadaluarsa yang tidak dia ketahui dan ya, ini adalah tahun terakhirnya untuk tetap mempertahankan eksistennya. Tahun terakhirnya untuk membuat seseorang jatuh cinta padanya, dan dia sudah menentukan mangsanya.

"Nama gue Sky, mahasiswa jurusan Sejarah semester dua," ucap Sky, meraih tangan Bangchan, merasakan denyut nadi laki-laki itu yang begitu cepat dan dia dengan sengaja membuat Bangchan mengingat semua hal yang mereka lakukan, yang laki-laki itu anggap sebagai mimpi semata. Well... benar, mereka memang melakukannya di mimpi, tapi itulah incubus, bertahan "hidup" dengan mengambil sari kehidupan manusia dengan cara bercinta dengan mereka di mimpi. Dan Bangchan sudah menjadi partnernya sejak dua tahun lalu.

"Gue Bangchan, mahasiswa jurusan bisnis semester akhir," ucap Bangchan setelah berhasil sadar dari lamunannya. Lagi-lagi, menatap wajah laki-laki di hadapannya membuatnya teringat akan mimpi-mimpi erotisnya, semua adegan yang dia lakukan dengan laki-laki di hadapannya seperti berputar di kepalanya, dan wajahnya memerah saat dia sadar bahwa Sky menundukkan kepalanya dan menatap gundukan di antara kedua kakinya. Sial! Apakah pertemuan pertama mereka tidak bisa dengan cara normal? Kenapa dia mempermalukan dirinya sendiri?!

***

Hyunjin, laki-laki tampan dengan bibir tebal dan juga tahi lalat di bawah matanya hampir saja menyemburkan jus yang sedang dia minum saat dia mendengar ucapan orang asing yang tiba-tiba duduk di hadapannya saat dirinya sedang makan siang. Laki-laki manis dengan lesung pipit di kedua pipinya itu kini tersenyum menatapnya.

Hellevator (Incubus x Human) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang