dua : langit

8 1 0
                                    

"weh ada murid baru euyy..." celoteh salah satu anak laki laki melewati tempat dimana lia dengan kebiasaanya.

Lia yang masih sama dengan keadaannya yaitu mendapat hukuman dengan membersihkan toilet wanita hanya menggeleng pasrah menguping perkataannya, dia tidak menduga hal itu benar benar terjadi dimana perkataan vera beberapa hari lalu yang memprediksi akan ada murid baru di sekolah ini.

Dan yang mengejutkannya adalah murid baru itu satu kelas dengannya, dan lagi dia seorang laki laki.

setelah menyelesaikan hukumannya ia kembali menuju kelasnya, namum baru saja ia menjatuhkan bokongnya "lia, weh liat apa kata gua bener kan.." bangga vera sambil berbisik yang di balas lia dengan anggukkan malas. "ganteng kan?" tanya vera lagi membuat lia semakin malas meladeninya

vera dengan celotehnya yang tak habis habis membuat lia mengantuk dan memilih untuk tidur sambil memeluk beberapa buku paket yang ia pinjam dari perpustakaan beberapa hari yang lalu, "ih lia bangke lo, gua lagi ngomong lo malah tidur" celetuk vera sambil beranjak pergi meninggalakan lia yang tidur mengahadap ke jendela.

Tanpa mereka sadari dan lebih tepatnya tanpa lia sadari laki laki dengan julukan murid baru itu terus memperhatikan gerak geriknya sedari awal ia masuk ke kelas dengan keadaan berantakan, "nama lo beneran langit bro?" tanya seseorang tiba tiba membuat perhatiannya teralihkan

dan yap laki laki.. ahh maksudnya murid baru itu bernama langit

"sorry, tapi kalo boleh tau dia siapa?" tanya langit pada anak yang tadi bertanya duluan padanya "dia.. dia yang lagi tidur?" tanya laki laki itu memastikan pada langit dan di balas anggukan oleh sang empu

"dia lia, cewek aneh yang tiap hari kerjaanya telat masuk gara gara hukuman dari kesiswaan" jelasnya panjang lebar membuat langit semakin penasaran "kenapa bisa gitu?" tanya langit lagi

"ya kan gua bilang dia cewe aneh, kita aja yang udah setahun bareng sama dia gak tau apa alesannya, dia cuma bilang kesiangan dari dulu pas kelas sepuluh" jelasnya lagi lebih panjang membuat langit mengangguk mengerti

"kenapa, lo suka sama dia?" tanya laki laki itu membuat langit membola seketika

lalu setelahnya ia tertawa membuat lawan bicaranya ketakutan, "ya enggak lah, gua cuma heran aja kok bisa dia dateng telat dan guru tadi ga negur" timpal langit

×××

Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi lima menit yang lalu tapi lia masih tertidur pulas tanpa rasa takut sedikitpun karena keadaan sekolah yang mulai sepi, bagaimana rasa takut itu bisa mendominasi jiga memang sudah menjadi kebiasaannya pulang saat gelap dimana tidak ada orang di sekolahnya.

Langit yang baru kembali dari koperasi siswa pun di buat kaget dengan penampakan seorang perempuan yang masih saja terlelap di tempatnya, jika ada yang bertanya kenapa langit masih saja berdiam diri di tempatnya yaitu karena melihat semesta dan juga isinya yang begitu indah meski dalam keadaan mata tertutup.

Dengan keberanian yang besar langit mendekat ke arah lia, dia terus menelaah seakan mencari permata yang jatuh di pedalaman hutan. Wajah tenang lia yang membuat perhatiannya teralihkan, dan juga dengkuran halusnya yang membuat langit sedikit tersenyum.

"arghh.. berisik bangs*t.." gumamnya membuat langit mundur beberapa langkah dengan kegugupan yang mendominasi

namun setelah beberapa saat tidak ada respon lagi yang langit yakini perempuan di hadapannya itu hanya sedang bermimpi, tapi yang di sayangkan adalah kenapa harus kata kata seperti itu.

×××

Alarm berbunyi dan itu membuat lia terusik di tengah mimpinya, saat melihat jam di ponselnya segera ia bangun terburu buru sampai membuat sebagian buku paket yang ia pakai sebagai bantalan itu berjatuhan.

Ia terus berlari melewati koridor yang tampak begitu sepi, tapi bukan karena takut lebih tepatnya karena ia takut ketinggalan angkutan umum mengingat jam sudah menunjukkan tujuh lewat lima belas menit.

keadaanya yang semula tampak baik baik saja tiba tiba berubah setelah menginjakkan kakinya di rumah . Ia terus berjalan tanpa memperdulikan hal apapun, saat ini yang ia butuhkan hanyalah tidur untuk menghilangkan rasa sakit di kepalanya.

"lia tadi kamu ketemu siapa lagi di depan?" tanya seorang wanita dengan keadaan tak kalah berantakan seperti dirinya

dan bukannya menjawab lia hanya menoleh sekilas lalu pergi meninggalkan wanita itu, "hah..cape juga hari ini..." gumamnya sambil merebahkan dirinya di lantai yang dingin

saat ini ia telah sampai di tempat dimana ia bisa bebas menangis juga menorehkan segala rasa yang ada di hatinya, kamar. "mandi gak ya, gak usah deh.." ia bermonolog sendiri dan bangkit hendak mengganti pakaiannya dan tiba tiba tersadar dengan jaket yang dipakainya.

"ini bukan punya gua, hoodie gua kemana?!" panik lia setelah sadar jika bukan hoodie miliknya yang ia pakai

tbc...

LIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang