Annyeong^^ yang suka cerita saya, mohon maaf aku late banget post nyaaL aku harap diantara kalian ada yg menunggu cerita ini berlanjut #najissss
Aku mohon sama kalian jgn dibiasakan menjadi silent reader, cobalah hargai setiap tulisan author, bukan hanya saya, tapi author manapun yg ceritanya kalian baca. Jangan hanya ingin puas sendiri dgn membaca ceritanya, kalian juga harus memuaskan penulis dengan memberikan kritik saran kalian atau vote nya, intinya kita saling menghargai yaa~~ happy reading!
****
Rania Deliana Mahesa
Sekarang aku sedang berada disebuah restorant yang tidak jauh dari kantor om Rendy. Dan dengan menyebalkannya, setelah kakek memaksaku mengikuti rapat yang tak ku mengerti, sekarang kakek memaksaku untuk ikut makan siang bersama Om Rendy dan anaknya. Dan disinilah kami, terdampar dengan berbagai menu makanan. Sungguh ini membuatku kesal! Aku benci dikelilingi para pria seperti ini! Walaupun aku yakin, mereka tidak mungkin melukaiku.
Demi Tuhan! Apa apa dengan pria ini? Kenapa dia menatapku setajam itu? Apa ada yang salah denganku? Bukannya percaya diri atau apa, tapi kalian pasti akan risih jika dipandang sedari tadi tanpa mau mengalihkan tatapannya.
"Eumm.. kek, Adel langsung pulang ke butik aja yah." Ucapku tiba-tiba untuk mengusir kecanggungan dan mengalihkan tatapan pria itu.
"lohh.. Del, kita belum makan apa-apa." Kata kakek dengan bingung
"gapapa.. Kakek makan aja disini, Adel makan di butik aja bareng asisten adel".
"iya Del, kamu makan dulu deh." Ucap Om Rendy, aku hanya bisa tersenyum kaku.
"Udah deh del, kamu makan dulu, bentar lagi pesanannya datang, lagian kamu kan ga bawa mobil." Ucap kakek lagi
"yaudah Adel naik taksi aja kalau gitu." Ucapku keukeuh
"biar saya yang nganterin cucu om kalau begitu." Ucap seseorang dengan nada kalemnya. Apa dia bilang? Mengantarkanku? No!
"gak usah! Aku bisa naik taksi." Ucapku cepat dan pria itu hanya menaikkan satu alisnya, entahlah—itu seperti menunjukkan bahwa dia tidak menerima penolakkan.
"kamu kenapa sih del? Derian udah baik loh mau nganterin kamu". Kata kakek sedikit jengkel
"iya Del, kamu ikut aja sama Derian." Dan om Rendy ikut-ikutan. Kalau begini, aku tidak bisa menolak. Huh!
"tunggu apa lagi? Yaudah sana katanya mau pergi." Kata kakek seperti –mengusir halus- dan pria itu pun bangkit dari duduknya.
"ayo.." aku pun bangkit dari kursiku.
"kek, adel duluan yah. Om saya duluan". Kataku bersiap.
"hati-hati." Timpal keduanya sangat semangat.
***
"kamu nggak usah nganterin saya, saya akan naik taksi saja." Aku memulai ketika kami tiba diparkiran. Saat dia akan membuka pintu untukku, kemudian dia berbalik dengan kening yang terlipat.
"kenapa?" dia bertanya dengan nada tak suka.
"gapapa. Saya Cuma tidak mau merepotkan." Kataku dingin
"kalau aku bilang kamu engga ngerepotin, kamu mau apa?" tanyanya dengan senyuman miring yang benar-banar menawan –menurutku!
"aku akan tatap naik taksi." Sesudah mengatakan kalimat itu, dengan kesal aku langsung berbalik, siapa dia? Memaksaku seenaknya saja! tapi sebelum aku melangkah dia sudah menahan pergelangan tanganku, dan mendorongku ke pintu mobil yang tertutup. Tidak sampai disitu, tangannya mengunci kepalaku, sehingga aku tidak bisa melarikan diri darinya, tubuh kami menempel. Ini gila! Aroma maskulinnya tercium oleh indraku. Dia menatapku dengan sorot tajamnya, tapi aku tidak boleh takut!
Derian Gianda
Kenapa keras kepala sekali gadis ini? Seumur-umur aku tidak pernah menawarkan tumpangan secara sukarela terutama terhadap wanita. Tapi gadis ini? Sungguh! Apa dia tidak tahu pesona seorang Derian Gianda?
Saat dia akan berbalik dan melangkah, aku menahan lengannya dan memojokkan tubuhnya antara pintu mobil dan tubuhku. Harum lili menyeruak dari tubuhnya sangat tercium olehku. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari matanya, mata hazel itu menatapku dengan syarat keangkuhan, tapi sungguh aku menyukainya. Tidak ada gadis manapun yang menatapku seperti itu. Tidak ada! Kecuali gadis ini satu-satunya. Saat itu, matanya melotot sempurna dengan masih menunjukkan tatapan dinginnya. Dan aku membalas tatapannya dengan tajam.
"mau apa kamu?" tanyanya dengan mata dingin itu, tapi aku tahu ada rasa gugup dan ketakutan dalam matanya. Aku hanya tersenyum miring menanggapinya dengan sedikit mencondongkan wajahku ke wajahnya.
"berani kamu dekat-dakat, saya akan..." perkataanya terhenti saat aku memajukkan sedikit wajahku lagi, bibirku hanya berjarak 2 centi saja dengan bibirnya, dengan jarak sedekat ini aku bisa menikmati wajah galak ditambah gugupnya karena terlihat dari pipinya yang bersemu merah. Membayangkan hal yang tidak-tidak, akan membahayakan aku dengan gadis itu. Tanpa sepengetahuannya, tangan kiriku membuka pintu mobil dan membuatnya kaget dengan mata mengerejap lucu.
"aku hanya ingin membuka pintu." Aku memberi jarak antara tubuhku dengan tubuh gadis itu. Aku langsung mendorong lembut badannya.
"masuk. Aku tidak menerima penolakkan." Aku langsung masuk ke bagian kemudi. Dan bisa melihat wajahnya yang merah mungkin menahan malu dan amarah bersamaan.
Yuhuuuuuu... hai readers lovely sayangJ
aku cuma mau ngucapin banyak banyak terimakasih kepada kalian yang mau membaca cerita gaje saya, memberikan vote nya juga:))
Tapi aku benar-benar mengucapkan segala bentuk terimakasih. Aku harap kalian suka dengan cerita aku yang bisa dibilang pemula. Aku harap kalian selalu sabar menunggu update nya yaa;)))
Semoga kalian suka dengan pasangan DeRan:**
Tolong hargai karya author yah, setidaknya vote sesudah membaca^^

KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S MAKE ME LOVE
RomancePROLOG Seorang Rania Deliana Mahesa, cucu dari seorang pengusaha sukses Revian Mahesa dan anak dari seorang wanita bernama Riana Mahesa. Gadis cantik dengan pekerjaan desainer nya menambah kesempurnaan yang ia miliki. Tapi kesempurnaan itu tidak len...