2

5 4 21
                                    

Tiga hari Rasya memutuskan untuk tidak masuk sekolah dengan alasan sakit. Mamanya juga begitu panik saat melihat keadaannya yang menyedihkan sepulang dari sekolah. Tapi ketika Rasya membuat alasan yang cukup masuk akal, mamanya pun hanya terdiam.

“Aku ingin berhenti sekolah saja rasanya..” bisik Rasya pada dirinya sendiri.

Selama tiga hari ia tidak sekolah, selama itu juga ia terus mendekam di dalam kamarnya. Makanannya tak pernah habis, tidak mau berbicara dengan siapa pun, tersenyum pun tidak, membuat mamanya menjadi khawatir pada anak semata wayangnya itu. Namun untuk menghilangkan kecemasan mamanya, Rasya pun memutuskan untuk kembali masuk sekolah dihari keempat. Ia tak mau mamanya menjadi curiga dan masalah akan semakin menjadi-jadi nantinya. Di depan wanita kesayangannya itu, Rasya berusaha untuk tersenyum dan tampak ceria. Meski hatinya masih terlalu dini untuk diajak berdamai dengan keadaan.

Karena badannya masih terasa sakit, Rasya pergi ke sekolah tanpa sepeda kesayangannya. Ia beralasan kalau sedang ingin berjalan kaki. Papanya juga sudah berangkat dengan mobil mereka sejak subuh tadi, jadi tidak ada kendaraan selain sepedanya. Lagi pula tidak ada kendaraan yang bisa dia naiki selain sepeda. Untuk saat ini, Rasya belum tertarik menaiki kendaraan apa pun selain sepeda biru tuanya.

Rasya berjalan di bawah sinar mentari pagi yang terasa hangat. Jalanan tampak sepi tidak seperti biasanya. Sehingga udara pagi yang segar itu masih bersih belum tercemar oleh polusi udara. Rasya berjalan pelan, begitu santai. Menikmati kedamaian yang jarang dia rasakan belakangan ini. Toh masih ada banyak waktu sebelum bel masuk kelas berbunyi. Dia tidak perlu terburu-buru. Dia juga tidak mau cepat-cepat bertemu dengan iblis-iblis penghuni kelasnya.

Tiba-tiba terdengar suara berisik yang tak asing bagi Rasya. Ia menoleh kebelakang punggungnya. Sepeda motor berwarna hitam melaju dengan kecepatan tinggi dari jauh sana. Sepeda motor yang memiliki suara sangat berisik. Rasya berdecak malas. Ia tahu siapa pemilik sepeda motor itu yang kini berhenti tepat di depannya.

“Naik, cepat!” perintah si pemilik sepeda motor.

Rasya tercengang. Mulutnya terbuka lebar tak menyangka orang itu mengajak Rasya naik ke atas motornya. Biasanya dia selalu memperlakukan Rasya begitu kejam jika berjumpa di jalan. Biasanya dia akan menendang sepeda Rasya dari samping, melempar sampah ke arahnya, meludah di depannya atau memukul kepala Rasya yang dalam keadaan menyetir sepeda. Ada apa lagi ini? apa yang direncanakan laki-laki satu ini? apa yang ingin dilakukan oleh si pemilik sepeda motor itu, Arga?

“Hey, cocan! Cepat dikit dong! Gue buru-buru, nih!”

“Ah, i-iya iya, aku naik..”
Rasya memutuskan untuk menurut saja. Dia tak mau mencari masalah di pagi hari ini. Dia ingin hari ini menjadi hari yang tenang tak ada gangguan apa pun. Minimal untuk hari ini saja! Itulah harapannya.


Arga melajukan sepeda motornya begitu kencang. Sampai-sampai Rasya merasakan tubuh kecilnya akan terbang ke belakang jika ia tidak mencengkram jok belakang motor kuat-kuat. Rasya berdoa dalam hati berharap perjalanannya selama ke sekolah akan baik-baik saja. ia benar-benar lelah dengan kehidupannya. Tapi tak sedikit pun terpikir olehnya untuk cepat mati. Ia belum mau mati hari ini juga. Masih banyak dosa yang dia lakukan. Dia juga belum meminta maaf kepada mama dan papanya. Ia terus berdoa sepanjang perjalanan.

Tak lama akhirnya mereka pun tiba di sekolah. Rasya mengucap syukur berkali-kali dan berjanji akan menjadi anak yang berbakti pada orang tua. Arga hanya menatap sinis wajah Rasya yang sudah pucat karena begitu takutnya. Ia kemudian pergi begitu saja meninggalkan Rasya. Rasya membuntuti lelaki jangkung itu. Mereka bergegas menuju kelas yang ternyata sudah banyak siswa yang berdatangan. Suasana kelas sangat ricuh walau hari masih pagi. Arga menguap malas. Ia berjalan cepat ke kursinya tanpa menyadari kalau Rasya masih membuntutinya di belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang