Namanya juga hidup
Kalo gak begitu, ya begini.
Jeanno.🌻🌻🌻
Dahi Jean selesai di beri obat merah dan sedikit diperban. Jean segera turun dari bangkar dan bergegas keluar. Ada pak Riza yang menghampiri dengan membawa obat yang sudah ditebus.
Agak berlebihan memang, padahal luka Jean tidak seberapa, namun pak Riza tetap keukeh membawa Jean ke klinik untuk di obati.
Jean agak kesal, tentu saja ia menolak ajakan pak Riza ke klinik namun karena ia tak enak hati dan menghormati pak Riza, ia mengiyakan saja untuk di obati.
Gitu-gitu Jean bersyukur hanya pak Riza yang menjaga dan melindunginya.
Jean kembali masuk ke dalam mobil. Kali ini ia duduk didepan, sebelah pak Riza.
Jean malas sekali berurusan dengan si perempuan gila tersebut.Iya, si perempuan yang belum diketahui namanya itu masih duduk dan enggan keluar dari mobil padahal sudah diusir berkali-kali.
Jean mendengus malas, tak peduli sama sekali. Biarlah itu menjadi urusan pak Riza.
"Mau minum dulu, mbak?" Tawar pak Riza cukup sopan.
Botol mineral disodorkan, tapi tangan si perempuan belum juga bergerak mengambilnya.
Si perempuan mengerjap pelan. Wajahnya terlihat lelah, seperti orang tidak tidur berhari-hari. Rambutnya berantakan, dahi dan sudut bibirnya lebam entah karena apa.
"Pak," panggilnya akhirnya.
"Iya, ada apa, mbak?" Pak Riza masih merespon cukup baik, padahal Jean sudah geregetan sedari tadi. Ingin mengusir rasanya.
"Pak, Aku gak punya uang. Dompet aku ketinggalan di kos. Kalo balik ke kos pasti ketemu sama orang-orang gila tadi. Aku takut, pak. Mama sama papa aku tinggal di Garut. Maka dari itu, tolong banget, ya pak. Aku pinjem uangnya buat pulang ke Garut. Janji bakal dibalikin"
Pak Riza mengerjap bingung. Mencerna setiap kata yang keluar dari si perempuan.
Jean yang bodoh amatan tadi langsung menoleh kebelakang agar melihat wajah yang tak tau malu itu.
"Gila! Serius lo?. Gak malu lo minta uang sama orang gak kenal?" Teriak Jean menggebu-gebu.
"Pasti ini akal-akalan lo buat nipu,kan? Lo sama cewek gila tadi sekongkol buat nipu dan meras uang kami?!"Pak Riza sampai terheran-heran dengan Jean yang tiba-tiba kesal.
Si perempuan yang dituduh jelas membela diri.
"Gila banget cara pemikiran lo. Gue gak segabut itu buat nipu orang-orang ya. Lagian gue gak semiskin itu. Gue punya uang, tapi dompet gue di kos. Gue takut ke kos, takut ketemu sama orang-orang stres, ntar gue dipukul lagi""Halah, alasan. Lo pasti penipu. Gua udah sering ketemu penipu ulung kaya lo gini. Embel-embel jual cerita sedih, tau-taunya penipu"
"Astaga! Siapa yang penipu,sih. Lo gak percayaan amat jadi orang. Sumpah demi tuhan, gue gak ada niatan jahat ya. Gue melas gini karena takut ke kos. Gue gak berani pulang karena takut diganggu sama orang-orang tadi. Lo kira enak apa hidup lo diganggu terus. Bahkan gue gak bisa tidur nyenyak karena terus-terusan diganggu!" Ceritanya cukup cepat dengan nada tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boys In Love (On Going)
FanfictionTak kenal maka tak baper. Elang suka kopi, Fattan suka bollywood, Jean suka olahraga dan Rafa suka belajar. Tak ada kesamaan diantara keempatnya. Lantas, apa kesamaan keempatnya? Yups, mereka sama-sama berjenis kelamin laki-laki. Yang masih berum...