Jeno menyusul Nana yang tidak tahu kenapa tiba-tiba memintanya mengantarkannya pulang, matanya bergulir mencari keberadaan Nana, dan akhirnya ketemu ternyata Nana sedang duduk di taman yang tak jauh dari rumah sakit.
Kaki panjang Jeno melangkah mendekati Nana yang duduk membelakanginya, ia langsung duduk di samping Nana tanpa mengucapkan kata-kata.
"Kenapa hm?" Tangan Jeno memegang tangan Nana menggenggam tangan yang lebih kecil darinya.
"Tidak apa-apa, bisakah dokter mengantarkan ku pulang?" Nana tersenyum tipis menatap wajah tampan Jeno, omong-omong Nana datang ke tempat kerja Jeno menggunakan taksi karena ia pergi diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya.
"Jangan panggil aku dokter panggil saja Jeno, kau sudah tahu namaku, bukan?"
"Iya" Hanya Iya, singkatnya Nana sebenarnya cemburu melihat tadi ada wanita yang memeluk Jeno sedangkan Jeno tak melakukan perlawanan sama sekali, namun jika di utarakan ke Jeno Nana sadar jika dirinya bukan siapa-siapa dari hidup Nya.
"Apa kau ce—"
"Jeno cepat aku ingin pulang" Si manis rasanya ingin menarik tengkuk Jeno lalu mencium bibirnya karena jarak keduanya lumayan dekat.
Jeno menghela nafas panjang jika seperti itu maka Jeno menuruti keinginan Nana toh Jeno tidak ada hak untuk melarang Nana kembali ke rumahnya, dan sebenarnya Jeno peka akan gerak-gerik Nana yang cemburu namun ia membiarkannya, sama halnya dengan Nana yang bingung ingin mengutarakannya bagaimana.
Keduanya menuju basement rumah sakit untuk mengambil mobil Jeno.
Saat didalam mobil Nana diam menatap jalanan yang ramai kendaraan berlalu lalang tak menatap Jeno sekalipun, sekali-kali Jeno melihat ke arah Nana yang sama sekali tak meliriknya, dan sebenernya Jeno tak tahu rumah Nana dimana namun Nana akan menunjukkannya.
"Nana" Panggil Jeno memelankan laju mobilnya agar berlama-lama berduaan dengan Nana ia membuka suara karena merasa sangat hening tak ada pembicaraan.
"Ya?" Nana hanya menengok sebentar lalu mengalihkan kembali atensinya ke luar jendela mobil.
"Jika ada yang berbicara denganmu, tatap lawan bicara mu" Tegasnya.
Dengan keberaniannya Nana memutar badannya menghadap ke Jeno dengan tatapan datar, keduanya saling tatap menatap walaupun sesekali Jeno menatap ke depan karena sedang mengemudi.
"Kau cemburu?" To the poin, Jeno malas berbasa-basi.
"Tidak! untuk apa aku cemburu" Nafas Nana memburu menahan emosi, tiba-tiba hatinya merasa sesak mengingat kejadian beberapa Minggu yang lalu, Nana berfikir apakah dirinya hanya menjadi bahan pelampiasan nafsu Jeno?.
"Kenapa ka—" Saat hendak melanjutkan ucapannya tiba-tiba Jeno dibuat terkejut oleh Nana, bagaimana tidak Nana tiba-tiba berpindah posisi duduk yang awalnya duduk di kursi mobil sebelahnya sekarang Nana duduk di pangkuan nya, posisi mereka berhadapan, tubuh Nana sama sekali tak menghalangi pandangan di depannya sehingga Jeno masih bisa untuk menyetir walaupun dalam posisi seperti ini.
"Euhmm miss you Dokter" Nana menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jeno parfume yang Jeno pakai membuat Nana nyaman dan menyukai wangi Jeno.
"Miss you too, Kitty" Jeno masih merasa baik dalam konsisi saat ini karena kucing nakalnya belum melakukan pergerakan yang membuat junior nya menegang.
Pandangan Jeno tentunya melihat ke depan agar tak terjadi kecelakaan karena Nana kini sudah menggoda Jeno dengan membuka kemeja pendek yang Nana gunakan.
"Apa kau benar-benar cemburu?" Tanya Jeno mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang sedikit lengang tak terlalu memperhatikan didepan matanya yang sudah terpampang payudara bulat Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Jeno🔞 [Nomin gs🔞]
Fantasy-Dokter Jeno- Seorang Dokter tampan yang mempunyai langganan pasien perempuan muda yang sangat cantik dengan sifat binal nya, selalu mengeluh sakit pada bagian memew nya padahal itu hanya akal-akalan untuk menggoda sang dokter untuk mendapatkan kepu...