02.5. Bicara Dengan Ouranos

79 5 0
                                    

.....
.....
.....

———P.O.V Artemis———

Aku sudah berada di dalam Guild. Aku sudah menyiapkan kalimat yang harus aku katakan pada Ouranos. Tapi, aku tidak yakin apakah sekarang aku bisa bertemu dengannya. Semoga saja bisa.

Aku berjalan menuju meja resepsionis. Kulihat sang resepsionis sedang ada di tempatnya bekerja. Sempurna! Sekarang-

"Permisi."

"Ya. Silakan, Dewi Artemis."

"Aku sebenarnya ingin melaporkan misi tentang keanehan di sebuah kuil misterius di luar Orario. Tapi, aku ingin bicara kepada Ouranos terlebih dahulu mengenai hal itu. Bisakah aku bertemu dengannya?"
'Kumohon, 'bisa'lah.'

"Mohon tunggu sebentar. Saya akan membicarakan permintaan anda terlebih dahulu."

"Baiklah. Akan kutunggu."
.....

"Dewa Ouranos bersedia untuk bertemu dengan anda, Dewi Artemis."

'Bagus.' "Terimakasih."
.....
.....

Saat ini aku berada di pintu masuk menuju ruangan Ouranos. Aku menghela nafas beberapa kali, lalu aku melihat pintu itu terbuka. Setelah sepenuhnya terbuka, aku memutuskan untuk berjalan masuk menemui Ouranos.

Setelah berjalan beberapa langkah, aku akhirnya berdiri di depan seseorang yang penampilannya cukup tua. Rambutnya putih, matanya berwarna biru, memakai pakaian panjang berwarna putih dan jubah hitam yang kerudungnya digunakan untuk menutup kepalanya, namun tidak dengan wajahnya. Ya. Dialah Ouranos. Dewa pertama yang turun dari kayangan ke dunia. (A/N : Sengaja pake kata 'kayangan/kahyangan' ketimbang 'surga'. Karena, dalam pertunjukan wayang kulit sendiri, tempat tinggal para dewa sendiri juga kerap dipanggil 'kayangan'. Maaf kalau ada kelirunya🙏)

"Ouranos, aku ingin membicarakan kepadamu tentang misi yang kau berikan padaku."

"Hmm. *mengangguk*. Ceritakan bagaimana hasilnya."

Aku terdiam sejenak. Mengingat semua kejadian itu, dan mencoba sebisa mungkin untuk mencocokkannya dengan kalimat yang telah kusiapkan.

"*menarik nafas* *menghembuskan nafas* Selama perjalanan, kami menemui monster yang tidak biasa. Mereka berwujud kalajengking, namun ukurannya cukup besar. Kami memang bisa mengalahkan kumpulan kalajengking itu. Namun, sesampainya kami di kuil itu, ternyata ada satu kalajengking aneh yang ukurannya lebih besar, tidak. Berukuran raksasa mungkin kata yang tepat untuk monster yang satu itu."

Aku diam sejenak. Begitu pula Ouranos. Sepertinya dia sedang mencerna kalimatku barusan.

"Kami memutuskan untuk melawan makhluk itu. Namun hasilnya......hasilnya........"

Aku menggertakkan gigiku. Tanganku mengepal dengan kuat. Aku masih belum terbiasa dengan perasaan ini. Mungkin tidak akan pernah. Melihat bagaimana anak-anakku dibunuh oleh monster bengis itu, didepan mata kepalaku sendiri, perasaan itu masih ada didalam diriku. Tetapi, aku memutuskan untuk menyelesaikan kalimatku.

"Kami....tidak. Anak-anakku, semuanya dibantai. Tidak ada yang selamat."

Ucapku dengan suara bergetar karena berusaha mengendalikan emosiku.

"!? Lalu, bagaimana kau masih bisa selamat? Apakah mereka rela mengorbankan diri mereka agar kau bisa kembali membawa informasi penting ini? Apakah monster itu masih hidup di luar sana?"

Aku kembali diam sejenak. Sekarang saatnya bagiku untuk mengatakannya.

"Tidak. Aku seharusnya sudah kembali ke kayangan. Dan tidak, mereka memang dibantai tanpa bisa melakukan apapun. Saat itu, aku hanya bisa menerima apa yang akan terjadi padaku selanjutnya. Namun, keajaiban terjadi."

Reinkarnasi Di Dunia Danmachi Dengan Sistem TensuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang