we a team?

61 6 2
                                    

*Harry pov*

sejak kejadian tadi di kantin, aku merasakan ada hal yang berbeda.

mungkin karena dia satu-satunya murid, ya apalagi dia perempuan. yang berani berteriak kepadaku.

ayolah harry buat apa kau buang sia-sia waktumu hanya untuk memikirkan seorang anak baru itu.

"har gimana setuju gak?" ujar louis membuyarkan lamunanku.

"hah?! ohiya aku setuju" jawabku terbata-bata. karena memang aku tidak mengerti apa yang dikatakan louis, maksudku kami -one direction-

"kau kenapa sih har? aku dari tadi memperhatikanmu. kau sedang memikirkan apa? gadis tadi yang kau sanggah kakinya saat di kantin huh?" kata liam sambil memainkan pulpennya.

"tidak. dan tidak mungkin aku memikirkannya. buat apa aku memikirkan gadis itu huh?" jawabku -bohong-

"aku sedang tidak enak badan. aku pulang dulu" ujarku sambil mengambil tas ku yang berada di atas meja.

ya aku sedang berada di kelas. sedang merundingkan hal apa yang aku dan the boys lakukan untuk mengerjai si anak baru itu, maksudku aleisha.

Aku menuju parkiran mobil.

Saat ku melewati kelas, aku melihat aleisha sedang berada di dalam sendirian.

"Hei sedang apa kau di dalam sendirian. Dan kenapa kau tidak pulang ke rumah mu?" Tanyaku bertubi-tubi kepadanya.

"Apa masalahmu curly? Dan sedang apa aku di sini itu bukan urusanmu. Lagi pula kau sendiri sedang apa masih di sekolah?" Balas gadis itu. Dan lagi-lagi dia memanggilku dengan sebutan curly.

"Kau ini tuli atau bagaimana sih? Aku sudah bilang kepadamu kalau namaku Harry styles. Bukan curly!" Balasku dengan sedikit nada keras.

Dan dia hanya memutar bola matanya.

Aku menarik tangannya. Aku berpikir untuk memberi tumpangan untuknya. Hei jangan berpikir macam-macam dulu.

Aku hanya memberinya tumpangan tidak lebih. Lagi pula cuaca juga tidak bersahabat.

"Lepaskan tanganku. Atau aku akan berteriak bahwa kau akan menculiku!" bantah aleisha dengan nada berteriak. Namun aku hiraukan dia dan aku masih menarik tangannya.

"Sudah kau diam saja. Kau hanya duduk di kursi penumpang, dan tunjukan jalan rumahmu. Kalau kau tidak mau, kau akan tahu akibatnya besok" balasku dingin.

"Whatever curly" balasnya memutar bola matanya. Arghhh wanita ini.

"Sudah ku bilang kalau nam..."

"Yayaya harry" balasnya memotong ucapanku.

***

Sejak kejadian kemarin, rasa benciku terhadap aleisha sedikit berkurang. Tapi aku masih tetap membencinya, karena dia sering membuatku naik darah.

Pagi ini berjalan seperti biasa. Bangun dari tidurku, mandi, dan segera pergi ke neraka. Maksudku s e k o l a h.

"Hei brother. Siap untuk perang dengan aleisha?" Sapa louis menepuk punggungku saatku baru saja turun dari mobil.

"Hmm, kurasa sangat siap." Balasku dengan memperlihatkan dimplesku.

Hari ini aku dan the boys akan menerjai aleisha. Aku tidak peduli popularitasku sebagai artis ternama. Toh, selama ini tidak kehidupanku sebagai artis tidak masalah. Semua itu akan berjalan lancar kalau tidak ada media yang tau.

Aku mempercepat langkahku menuju kelas aleisha. Pagi ini aku dan the boys datang lebih awal. Jadi sudah ku pastikan kalau tidak ada yang melihat kelakuanku.haha

Liam menjaga di pintu depan kelas. Aku dan yang lainnya menuju kursi tempat gadis itu duduk. Ku oleskan lem di kursinya. Aku tahu, hal ini sering dilakukan oleh banyak orang. Tapi ini hanya permulaan. Lihat saja nanti.

*Aleisha pov*

Aku berjalan menyusuri lorong sekolah bersama sky dan jack.

Ohya aku lupa memberi tahu kalian bahwa jack adalah saudara kembarnya sky.

Sifat mereka tentu saja berbeda. Sky. Dia lebih ke sifat lugu. Jack. Sifat dia berbanding terbalik dengan sky.

"Hari ini aku di mata pelajaran kimia. Kau?" Tanya sky sambil memakan lolipopnya.

"Aku fisika" balasku

"Hey! Kita sekelas." Ujar jack dengan memainkan rambut sky

"Hentikan itu bodoh." Kata sky dingin terhadap jack. Aku tertawa. Kedua saudara kembar ini membuat hidupku sedikit lebih berwarna. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari mereka bertengkar. Dan hal itu membuatku tertawa.

Setelah mengambil beberapa buku ku yang ku simpan di loker, aku dan jack segera menuju ke kelas fisika. Karena tak lama lagi kelas akan segera dimulai.

Saat ku mendaratkan bokongku di kursi ku. Aku merasa ada yang aneh.

Ku coba untuk sedikit menggerakan pingganku, namun lengket.

Dan saat ku berdiri... Dan...

Damn!

Rok yang kupakai sobek.

Kulihat harry dan teman-teman idiotnya tertawa.

"Astaga aleisha. Rok mu sobek" kata jack sedikit kaget. Dan ia segera melepaskan jaket yang ia gunakan, dan memberikannya kepadaku.

"Untuk apa?" Tanyaku polos. Memang aku tidak mengerti apa maksudnya memberikan jaketnya kepadaku.

"Kau ini bodoh sekali! Gunakan jaketku untuk menutupi rok mu yang sobek itu. Memang kau mau seluruh pria di sekolah ini memperhatikanmu gara-gara rok mu yang memperlihatkan bokongmu itu?" Balas jack.

"Hey gadis kecil, bagaimana kabar rok mu itu?" Tanya harry menaikan satu alisnya.

Bodoh! Sudah tahu rok ku buruk, bisa-bisanya dia masih bertanya.

"Aku tahu ini pasti ulahmu curly! Lihat saja. Akan ku balas nanti!" Balasku menggebu-gebu.

"Whoah slow down babe" ujar harry tersenyum miring.

"Babe babe. Lu kira gua pacar lo!" kata ku menggunakan bahasa indonesia.

Kadang kalau aku sedang kesal, aku menggunakan bahasa indonesia.

Hai para readers ku tercinta.

Maaf ya latepost banget. Lagi kehabisan ide nih.

Kalian sebagai pembaca, kasih saran dan masukan dong.

Vomment ya guys! Bc nulis gak semudah yang kalian pikirin. Hargai yang nulis dengan memberikan vomment. :)

All the love. X

-Harry Styles Wife

New Life [h.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang