"I have rules for all of this."
Gerakan sang dominan yang tengah asyik mengecup pipi gembil itu terhenti manakala sang submisive bersuara.
Ia mengangkat wajahnya lantas menatap sosok dibawahnya, "Apa itu?"
"Pertama, kegiatan itu hanya boleh dilakukan dua kali dalam seminggu."
"Heol- itu terlalu sedikit," menggerung tak terima lantas kembali mencuri satu kecupan pada bibir tebal sang submisive.
"Kalau kau tidak mau, kita bisa mengakhirinya di sini."
"I didn't say that." Ia menatapnya dalam, "Ada lagi?"
"Kedua, jangan memberi jejak apapun pada tubuhku."
Sang dominan tertawa kecil mendengarnya lantas mengangguk, "Meskipun sulit tapi akan kucoba."
"Ketiga, jangan biarkan orang lain tau tentang ini baik orang terdekat sekali pun."
"Daebak! Aku seperti sedang berselingkuh dari pacarku. Ahahaha!"
Sang submisive hanya menampilkan raut datarnya tak acuh sembari mendengar tawa renyah dari lawan bicaranya.
"Kalau melanggarnya, hubungan ini harus berakhir."
Sosok di atas mengangguk paham, "Baiklah-baiklah. Aku akan menjaga rahasia ini seperti nyawaku sendiri." Ujarnya berlebihan.
"Keempat, jangan berhubungan dengan orang lain jika hubungan ini masih berjalan." Mata bak anak anjing itu dapat melihat sorot terkejut dari sosok di atasnya. Ia kembali berujar, "dengan kata lain, baik kau maupun diriku tidak boleh mendekati orang lain apalagi tidur dengan orang lain. Jika melanggarnya, hubungan ini harus berakhir."
"Kalau begitu aku memberi penawaran," wajahnya didekatkan hingga kedua hidung mereka bersentuhan, "Karena aku tak boleh tidur dengan orang lain, kita harus melakukannya empat kali selama seminggu."
"Itu kebanyakan." Terangnya menolak.
"Baiklah, tiga dalam seminggu."
"No."
"Oh c'mon..." hidung itu digesekan dengan sorot memohon namun sang submisive justru menatapnya datar tanpa minat, "Kau menyiksaku kalau hanya dua kali."
Sunyi sejenak lantaran tak ada yang bicara. Sang dominan masih setia menatap sang submisive yang tampak termangu entah memikirkan apa.
"Okay. I agree."
Jawaban itu membuat sosok di atasnya tak tahan untuk mencuri satu kecupan lagi pada bibir sang submisive.
"Kelima-"
"Heol- there's more?"
"Jika salah satu ingin hubungan ini berakhir maka yang lain harus menyetujuinya dan semua ini harus berakhir tanpa diperpanjang."
Sang dominan mengangguk setuju tanpa banyak bicara lantas menurunkan kembali wajahnya pada perpotongan leher dibawahnya sebelum rambut itu ditarik sampai ia kembali ke atas.
"Yang keenam-"
"Sebetulnya ada berapa banyak peraturan di kepalamu itu?" Ia menatap tak percaya sang submisive di bawahnya yang justru tak acuh.
"And last rule from me. No feelings."
Sosoknya termangu lantaran telinganya mendengar peraturan terakhir dari sang submisive. Banyak pertanyaan di kepalanya mengenai alasan dibalik peraturan demikian muncul di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐀𝐑𝐓𝐍𝐄𝐑 [𝐇𝐄𝐄𝐉𝐀𝐊𝐄]
FanficHeezen dan Jershen bukanlah teman ataupun musuh. Keduanya hanyalah sepasang partner kerja di perusahaan ternama. Namun untuk suatu alasan, mereka menjadi partner dalam segala hal. "Jershen Gavielle Shim itu partner yang sangat luar biasa menggoda. D...