.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kita cerai."
Ucap Melody dengan nada tinggi sambil mengepalkan telapak tangannya. Ia ingin marah, namun ia tahan emosi jiwa yang mungkin sebentar lagi akan meledak dari dalam hati.Di satu sisi, Adrian mantap menganggukkan kepala nya saat mendengar penuturan sang istri, hm... calon mantan istri ralat nya.
Ia menatap sang istri dengan dada yang kembang kempis menahan amarah serta pipi yang memerah. Lalu tersenyum smirk dan berkata-
"Baiklah jika itu yang kau mau, tapi jangan harap hak asuh anak-anak akan jatuh ketangan mu bastard.""Siapa juga yang ingin hak asuh anak² jatuh ketangan ku, aku tak sudi."
Ucap Melody dengan angkuh.Tatkala itu. Di depan kamar terdapat anak kecil yang berumur 10 tahun dan 6 tahun. Yang 10 tahun menatap orang tua nya dengan tatapan yang sulit diartikan, sedangkan yang 6 tahun mencoba memahami kata per kata yang diucapkan orang tua nya.
Kata yang menerobos ruang rungu gadis manis itu, terus berputar dikepala nya, selayaknya kaset rusak. Ia dilema, ia harus mempercayai hati, atau pikiran nya? Pikiran nya berkata
"bunda mau ninggalin aya."
Sedangkan hati nya.
"Tidak aya, bunda hanya ingin jalan sebentar."Ayana kecil bertanya pada koko nya. Ia menatap pewira (koko) dengan pipi memerah menahan tangis. "Ko, bunda mawu pergi?? Aya mawu ikut ko."
Pewira yang mendengar pertanyaan sang adik hanya berdiam diri.
Ayana kecil yang melihat reaksi Wira urung, lebih baik ia menanyakan langsung pada bunda nya. Ayana kecil pun menghampiri bunda.
"Bunda mawu jalan-jalan?? Ayaa mawu ikutttt." Ujar Ayana sembari menarik narik tangan sang ibunda.
"STOP PANGGIL SAYA BUNDA, SAYA GA SUDI DIPANGGIL BUNDA SAMA ANAK DARI PRIA MISKIN INI!." bentak Melody menghempaskan tangan Ayana yang sedari tadi menarik-narik nya.
Ayana menatap bunda nya kecewa, ia tak menyangka bunda nya akan seperti itu. Ayana menangis. Bahkan meraung saat melihat sang bunda pergi meninggalkan nya.
"AAYA MAU IKUT BUNDA HIKS."
"BUNDA JANGAN TINGGALIN AYA."
"BUNDA KEMBALIII, AYAA MAU SAMA BUNDA."
"BUNDA KENAPA TINGGALIN AYA.....aya mau nya sama bunda." Tubuh Ayana melemas, tubuh nya tak mampu membendung kesedihan nya.
Hati Adrian mencelos saat melihat putri kecil nya. Ia langsung membawa Ayana untuk ditenangkan.
"Aku tak akan memaafkan mu Melody, camkan itu." Batin nya.
__________________
"Hujan itu selingkuh, dia tinggal dilangit tapi jatuhnya ke bumi, hujan itu egois, langit yang mencintai tapi bumi yang dia singgahi. Tapi apa janji hujan pada langit? "Meski aku yang mendatangi bumi, tapi aku selalu kembali padamu dalam wujud yang paling indah yaitu pelangi."
Cerita ini aku ciptakan untuk diriku sendiri dan dirinya, aku mengapresiasi diri ku karena telah kuat untuk bertahan di dunia yang kejam ini. Dan untuk dia, pria kuat dan tangguh yang aku temui di pertengahan bulan februari. Terima kasih, untuk mu disana. Berkat kau aku bisa terus bertahan sampai detik ini.
Dirimu ibarat kan senja, mengapa?
Karena, Senja, datang membawa berita gembira namun pergi meninggalkan luka.
Sama seperti dirimu.
Aku ingin menunjukan pada semesta bahwa ia memiliki 1 atma yang membuat aku bangga telah mengenal nya. Dengan semangat nya mengobati luka diriku yang mungkin sulit disembuhkan, dengan senyum manis nya yang selalu mendukung ku ketika aku melakukan kesalahan, terima kasih banyak. Jika tak bertemu dengan mu, mungkin aku tidak akan menjadi wanita paling bahagia di semesta ini.Selain itu, cerita ini aku dedikasikan juga untuk para pejuang keadilan, yang merasa semesta tak adil padanya.
Dari saya pengangum sastra.
"Terima kasih telah berjuang sampai detik ini, semoga apa yang kalian perjuangkan mendapatkan titik terang."_____________
Aku sambil nangis ngetik nya🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayanika [on going]
Teen Fiction"Kita sama sama terluka, namun dengan cara yang berbeda." -- FA. . . . "Kita cerai." Ucap Melody dengan nada tinggi sambil mengepalkan telapak tangannya. Ia ingin marah, namun ia tahan emosi jiwa yang mungkin sebentar lagi akan meledak dari dalam h...