Jauh dari orang tua dan harus kost diluar Jawa demi pendidikanku, aku mahasiswa semester 2 dengan prodi PAI. Aku kerap kali aktif dalam kegiatan kerohanian, sering pulang larut hanya demi kajian Islam untuk menambah wawasanku dan menambah relasi.
Aku tak memiliki teman lama disini, semua temanku baru dan semua kehidupanku baru. Aku memutuskan menggunakan cadar pada akhir semester 1 karena itu kemauanku sendiri, aku ingin lebih baik dari sebelumnya.
Pada Minggu kedua bulan Agustus aku diajak oleh Rahma teman sekelasku untuk mengikuti kajian pra-nikah, awalnya aku menolak namun karena Rahma hendak menikah dan memintaku menemaninya untuk bekal dia sebelum menikah makanya aku mau. Dan disitu aku bertemu dengan akhi Brian, dia tidak seperti lelaki lain yang mengenakan baju Koko, berpeci atau bersarung, dia hanya memakai celana jeans dan kaos biasa seperti muda mudi gaul saat ini. Dia terkenal badboy namun ia selalu mengikuti kajian kerohanian dan keislaman, hal itu membuatku kagum.
Akibat rasa keterkagumanku pada Brian, membuatku mengikuti organisasi yang sama dengan yang ia ikuti. Pada kajian tarjih 2 hari kedepan aku ditugaskan bersama Brian, beruntung sekali aku bisa berpasangan dengan Brian. Sebelum acara tersebut dimulai kami disibukkan dengan banyaknya agenda rapat untuk persiapan acara tersebut sehingga waktu kami bertemu pun semakin intens.
Pada malam itu kami rapat akhir acara tersebut dan karena hari sudah larut aku terpaksa pulang diantar oleh Brian karena langit sudah mendung dan rintik hujan mulai turun, Brian mengantarku sampai kost tepat pukul 23.14 kita sampai kost, karena hujan angin turun mengakibatkan Brian tidak bisa pulang karena tidak membawa jas hujan sehingga aku terpaksa mempersilahkannya masuk, aku melihat dia basah kuyup dengan kaos yang basah membuat dada bidang dan perut sixpack Brian nampak jelas dibalik kaos.
"Akhi Brian, baiknya kau masuk dulu diluar hujan angin dan petir pun menggelegar" ucap Salma menawarkan Brian masuk ke kostnya.
Kamar kost yang hanya berisi kamar mandi dan tempat tidur tanpa sekat membuat Salma dan Brian bisa melihat aktivitas yang dilakukan masing-masing.
"Oke.. sebentar saja sampai hujannya reda saya akan pulang" balas Brian.
Dan Brian pun masuk ke area tempat tidur Salma, tak lama kemudian Salma menyerahkan handuk ke Brian.
"Akhi ini handuk sementara untukmu, aku tidak punya kaos ataupun celana training yang dapat kau gunakan, maaf" tawar Salma.
Mendengar ucapan Salma membuat Brian berfikir apakah ughti hanya mempunyai pakaian syar'i saja sampai sampai tak punya baju?
"Baik terimakasih" balas Brian.
"Baju akhi basah semua, akhi boleh ke kamar mandi lalu melepas semua baju akhi nanti saya cucikan dan keringkan pakaian akhi di mesin cuci. Takutnya akhi sakit karena besok acara besar dimulai" tawar Salma.
Benar juga yang dikatakan Salma, tanpa pikir panjang Brian menuruti ucapan Salma. Dan kemudian masuk ke kamar mandi dan melepas semua pakaiannya, lalu dari kamar mandi Brian memanggil Salma dari balik pintu dan menyerahkan baju basahnya ke Salma tanpa memperlihatkan tubuhnya.
"Tunggu sebentar akhi ini tidak akan lama" ucap Salma.
🍭🍭🍭
Brian POV"Aneh seorang ughti bisa berbuat lebih seperti ini? Kalau gak syar'i okelah wajar aja.." pikir Brian.
Sambil memikirkan hal yang terjadi aku bosan menunggu akhirnya keluar hanya mengenakan handuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis syar'i pelayan nafsu
Short Story"Ahhh.. sialll memekku gatallll ahhh" umpat Salma. Aku sudah tidak tahan, memekku gatal. Aku merangkak naik ke kontol Brian dan menggesekkan memekku ke kontol besarnya, ahhh... Aku kesal sehingga aku menurunkan badanku dan menyodorkan susuku di dep...