Sore ini adalah tepat acara yang dinanti nanti tiba, acara yang sudah tersusun dengan baik. Acara yang akan dilaksanakan selama 2 hari 1 malam, panitia semua disibukkan oleh bagiannya masing-masing. Tampak Brian hanya mengawasi jalannya kegiatan tanpa melakukan pekerjaan berat, Brian adalah ketua panitia ia sudah sangat dibuat repot sebelum acara dimulai, kini ia cukup senggang karena divisi acaralah yang bekerja.
Aku hanya bekerja untuk menghandle pembukaan tamu undangan, pembukaan selesai dan tamu undangan sudah kupastikan dapat hadir semua.
Kini aku dapat lebih santai, nampaknya semua panitia dan peserta sedang berada di aula kini ruang tarjih pun kosong, aku ingin istirahat sejenak setelah menghandle acara pembukaan.
"Huffttt... Badanku lelah" ucapku sambil merebahkan tubuhku di karpet.
Rasanya sangat panas disini, kucari cari remot AC ternyata tidak ada. Berhubung ruangan tidak ada orang aku mengangkat rok ku memperlihatkan memek mulusku, melepas kerudung dan membuka kancing bajuku menampakkan payudara besarku. Rasanya sesak sekali mengenakan bra, akhirnya aku lepas bra-ku dan kumasukkan ke tas.
Kulihat payudaraku tidak ada lagi bercak merah akibat ulah Brian kemarin, syukurlah.
Aku merebahkan tubuhku di pojok ruang divisi keamanan, disini jarang sekali ada orang masuk.
Kriettt...
Bunyi pintu terbuka dan cklekk.. lampu yang semula mati kini menyala terang menampakan Habib dibalik pintu terbuka.
Aku panik melihat habib masuk dan melihatku tiduran tanpa mengenakan rok dan krudung dengan dada yang terbuka.
"Akhhh.." aku berusaha meraih rok dan menutupi tubuhku.
Tampaknya Habib langsung menutup pintu dan keluar, oh tuhan apa yang dipikirkan Habib setelah ini? Aku akan malu ketika bertemu dengannya.
Kriettt..
Pintu terbuka lagi dan menampakkan Habib disana, tiba-tiba habib masuk dan mengunci pintu itu kemudian berjalan kearahku.
"Kau menggodaku ughti?" Ucap Habib sambil menarik rok yang menutupi memekku.
"Aku tidak menggodamu, kau yang masuk tanpa ketuk pintu.. mau apa kau?" Jelasku pada Habib.
Nampak sesuatu yang menonjol dibalik sarung yang dikenakan habib dan tidakkk itu kontol Habib, aku bangun dan menarik sarung Habib terlihatlah kontol yang sangat panjang itu, tidak ini lebih panjang dari punya Brian.
Ohh ini sangat menggoda bukan?? Ahhh.. tidak memekku gatal.
"Ahhh... Memekku gatalhh..." Ucapku sambil merebahkan tubuhku dan membuka pahaku lebar lebar serta memasukkan jari tanganku kelubang memekku.
"Ughti syar'i tukang ngentot rupanya" ucap Habib menyeringai kemudian melepas seluruh pakaiannya dan mengocok pelan batang kontolnya.
Habib tampak mendekatiku, mengangkat kakiku menciumnya dari ujung kaki sampai pangkal pahaku dan menjilat memekku, ohh tidak lidah nya bergerak cepat mengoral memekku.
"Ahhh... Yeahhh... Ssttthhh...ahhh..." Desahku
"Kasar atau halus nona?" Tanya Habib
"Akhhh... Ka..kasarrhhh... Ohh... Enakkhhh..." Balasku dengan desah manja
Tanpa lama Habib langsung meremas gundukan besar didadaku, menghisap dan menggigit pentilku, habib memposisikan tubuhnya diantara pahaku lalu memasukkan kontolnya ke lubang memekku, terasa susah dimasukkan. Kukira kontol Habib lebih kecil dari Brian kenapa susah masuk.
"Ahhh... S..sakithhh.... Ahhh" desahku
"Kau sudah tidak perawan rupanya, dengan siapa kau bermain hah" tanya Habib dengan susah ia memasukkan kontolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis syar'i pelayan nafsu
Short Story"Ahhh.. sialll memekku gatallll ahhh" umpat Salma. Aku sudah tidak tahan, memekku gatal. Aku merangkak naik ke kontol Brian dan menggesekkan memekku ke kontol besarnya, ahhh... Aku kesal sehingga aku menurunkan badanku dan menyodorkan susuku di dep...