Chapter 1

2.6K 17 0
                                    

Plis follow dan vote ya, happy reading

-8.15.am-The Taste Restoran, New York

"Selamat pagi nona anda sudah ditunggu oleh tuan besar"

"Ah ternyata kau rupanya. Duduk dan makanlah bersamaku" ucap Rose tanpa menatap Peter

"Tapi nona anda-"

"Kubilang duduk dan makan." Tegas tak terbantah

Ini adalah pertemuan pertaman Peter dengan Rose setelah 4 tahun mereka tak bertemu, untuk itu Peter tak ingin pertemuan pertama ini berakhir dengan perdebatan akhirnya memilih untuk duduk dan makan bersama nona mudanya

"Bagaimana kabar mu?" tanya Rose

"Baik seperti terakhir kali kita bertemu di empat tahun yang lalu tapi sangat membosankan sejak kau pergi kak" senyum Peter

"Lalu kuliahmu?"

"Biasa-biasa saja, dan aku akan segera wisuda"

"Baguslah. Dan bagaimana dengan kakek?"

"Semenjak kau pergi kakek jarang keluar mansion dan jadi pendiam"

Rose tak merespon ucapan Peter samasekali. Pikirannya terus berputar untuk apa yang akan terjadi setelah ini. Dia yakin kakek, nenek, ayah, ibu, kakak dan adiknya sangat kecewa dan marah terhadap dirinya. Dia siap untuk semua konsekuensi yang akan diterima bahkan jika dia akan disiksa di ruang bawah tanah pun dia siap karena dia memang pantas mendapatkannya.

Peter merasa ada yang aneh dengan kakaknya ini sejak awal dia masuk ke restoran ini dan menyapa Rose, Rose hanya memberi respon singkat dan tanpa ekspresi samasekali terlebih lagi wajah Rose yang terlihat tegang menggambarkan kecemasan. Ini seperti bukan Rose yang dia kenal

Setelah itu hanya ada keheningan yang menemani breakfast mereka berdua

Dan beberapa menit berlalu....

"Aku selesai, ayo berangkat" ucap Rose meletakkan uang di atas billnya dan langsung berdiri menggenggam mini bagnya lalu berjalan menuju parkiran dan masuk kedalam mobil yang di bawa oleh Peter

Peter yang melihat Rose menjadi semakin bingung langsung menghentikan makannya dan mengejar Rose. Masuk dan langsung tancap gas menuji mansion utama

---------------------------------------------------------------

Sementara itu di sudut lain dalam restoran seorang pria dengan sepasang mata dark grey tidak lepas pandang dari wanita yang sedari tadi mencuri perhatiannya dan sekarang sudah pergi

"Apakan dia orangnya tapi kenapa dia masih hidup dan dia seorang wanita?" batin pria tersebut. Tak tenang hati pria tersebut langsung mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang

sambungan telepon.....

"Kirimkanku profil dan data dari cucu Mr. Carles Humphries"

Tut-telepon tertutup

2 menit menunggu akhirnya dia menerima pesan dan membaca pesan tersebut

Tak puas dengan apa yang dia baca membuat pria tersebut kembali menelepon

Sambung telepon.....

"Apa kau tidak salah dengan data ini? Maksud ku Mr. Humphries juga memiliki seorang cucu perempuan. Apa kau tidak tahu? " dengan emosi yang tertahan

"......."

"Bodoh! Kenapa jadi sebodoh ini. Ku beri kau waktu sampai pagi besok untuk mencari informasi tentang cucu perempuan Mr. Humphries jika sampai pagi besok kau belum mendapatkannya maka jangan berharap untuk masih bisa bernafas"

Tut

"Tidak mungkin dia seorang wanitakan? Tidak mungkin!" pikiran pria itu semakin tidak tenang memikirkan hal tersebut. Hingga seorang pelayan datang dan membuat pikirannya buyar

"Mr. Ruiz mobil anda sudah siap"

"Terimakasih" balasnya mengambil kunci mobilnya dan langsung keluar menuju mobilnya dan pergi dari restoran tersebut

-----------------------------------------------------------------

Dalam perjalanan menuju mansion utama Rose hanya diam. Peter juga tak berbicara karena dia merasa suasan ini tidak tepat untuk mengobrol bersama Rose.

35 menit kemudian
Sampailah mereka di depan mansion utama. Pelayan berlari menuju mobil dan membukakan pintu untuk Rose

"Selamat datang kembali nona" hormat dan ramah pelayan tersebut

Rose hanya mengangguk sambil terus berjalan.

"Sepertinya ini detik-detik terakhir aku bernafas" ucap tenang Rose

"Apa maksudmu?" Peter yang berada disamping Rose terkejud dengan ucapan Rose

Dan lagi-lagi Rose tak merespon ucapan Peter

Rose dan Peter masuk ke dalam mansion dan langsung menuju ruang keluarga, karena tadi ibunya sudah memberi pesan bahwa mereka semua menunggu Rose di ruangan tersebut

"Selamat pagi semuanya" sapa Rose untuk semua orang yang ada di ruang tersebut. Sontak semua langsung mengarahkan pandangan mereka kepada Rose dan....

Plak

Satu tamparan langsung mendarat di pipi mulus Rose

"Helios! Kakak!" teriak ibu dan adiknya Rose. Rose hanya diam ketika ditampar dan dia sadar kalau dia layar untuk tamparan itu. Seluruh tubuhnya seperti membeku di tempat, jari-jarinya menggenggam erat mini bagnya sampai kukunya menjadi putih

"Cukup Helios" ucap sang kakek yang sedari tadi hanya menatap keluar ke arah garden dan kini telah berbalik berjalan ke arah Rose dan grep Charles langsung memeluk cucunya sengan sangat erat. Rose yang awalnya diam setelah ditampar sang kakak kini sudah menangis terseduh di pundak sang kakek. Semua perasaannya ia tumpahkan lewat air matanya.
Begitu pula dengan nenek, ibu dan adiknya yang tak dapat menahan air mata mereka, sementara Atlas ayahnya Rose sedang mati-matian menahan tangisnya dan Helios yang sedari awal menerima kabar tentang Rose hanya diam berusaha mengontrol emosinya.

"Tak apa, tak apa, kakek menyayangimu" lembut sang kakek sambil mengusap surai panjang Rose dengan sayang. Sementara Rose semakin tersiksa setelah mendengar ucapkan sang kakek

"Siapa pelakunya?" akhirnya Atlas membuka suaranya
🌹
🌹
🌹
See u di next chapter yaa :)

DESEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang