bab 2

276 58 18
                                    

Jangan lupa tap like dan koment nya ya😁😁

Happy reading.

Malam ini rintik hujan turun membasahi bumi. Dan pria manis itu baru saja menutup kedai tempat ia bekerja sebab hari ini adalah giliran Gulf, yang harus menutup kedai dan membersihkannya sebelum pulang ke asrama.

Setelah selesai membersihkan kedai, Gulf bergegas menutup kedai dan hendak pulang. "Yah, hujan." ucapnya memandang langit gelap di luar sana di mana saat ini rintik hujan tak hentinya mengguyur wilayah itu.

"Kalau hujan gini, gimana aku bisa pulang? Mana aku gak bawa payung lagi." keluhnya.

Suasana hujan yang dingin dan gelap membuat Gulf sedikit menggigil. Walaupun saat ini ia memakai hoodie namun udara dingin malam ini berhasil menusuk tulangnya. "Brrr... Dingin banget lagi.. Fyuh... Fyuhhh..." Gulf mencoba meniup tangannya agar tetap hangat.

Saat Gulf masih sibuk meniup tangannya agar hangat, tiba tiba dari arah sampingnya, seorang pria datang dengan payung di tanganya.

"Kenapa kau belum pulang? Ini sudah larut malam" ucap orang itu memecah keheningan malam itu.

"Eh, Tuan. Anda bukanya orang yang sering datang ke kedai memesan americano dan juga sandwich ya?" ucap Gulf mengenali pria itu

"Hmm, aku Mew." ucapnya memperkenalkan diri.

Sebenarnya Mew ragu untuk menyapa Gulf lebih dulu. Namun karena perkataan Tay siang tadi, membuatnya berani untuk menyapa dan berbicara dengan Gulf. Ia tak ingin apa yang Tay bilang terjadi, dan pria manis pujaannya diambil orang.

"Aku, Gulf.." balas Gulf memperkenalkan dirinya.

"Kau tak pulang?" tanya Mew memecah kecanggungan.

"Baru saja mau pulang, tapi malah hujan. Jadinya mau tak mau saya berteduh dulu disini sebelum pulang." kata Gulf formal.

"Kalau kau mau, aku bisa mengantarmu pulang." kata Mew.

Gulf terdiam memandang ke arah Mew.

"Kenapa kau diam?"

"Oh, tak ada apa-apa Tuan. Terimakasih, tapi aku takut merepotkan anda."

"Aku tak merasa direpotkan. Kebetulan aku merasa bosan jadi, ingin jalan-jalan dan berkeliling." bohong jika Mew mengatakan seperti itu. Sebenarnya ia memang menunggu Gulf untuk pulang. Ia memang selalu diam-diam menunggu dan mengikuti Gulf sampai ke asramanya. Ia akan berjalan pelan dan mengendap-endap di belakang Gulf sebab dirinya hanya ingin memastikan pujaan hatinya itu selamat sampai asramanya.

"Oh iya, sepertinya kita seumuran. Jadi, lebih baik kau tak usah bicara formal padaku. Bicaralah biasa saja. Aku merasa lebih baik jika kau bicara biasa saja padaku." ucap Mew pada Gulf yang saat ini kembali menunduk.

"Ehm, baiklah."

"Bagaimana? Sepertinya hujan tak akan reda dalam waktu dekat."

"Kau benar."

"Lalu, bisakah aku mengantarmu? Sekalian aku ingin berjalan-jalan. Sepertinya lumayan juga jalan-jalan sambil mengobrol dengan seseorang."

"Baiklah kalau begitu. Tapi maaf mereporkanmu."

"Sudah ku bilang tak apa. Jadi, kau tak usah minta maaf padaku."

"Hmm.. Baiklah." kata Gulf.

Saat ini mereka berjalan beriringan dengan satu payung yang Mew punya. Dan seperti katanya tadi, Mew mengantarkan Gulf sampai asramanya sambil mengobrol disepanjang jalan. Bahkan saking asyiknya mengobrol, tanpa terasa jika langkah kakinya telah sampai di asrama tempat tinggal Gulf.

Chase Your Love    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang