Jam dinding berdetak keras, suara gelas yang membentur lantai terdengar riuh bahkan sebelum gadis itu membuka daun pintu. Perdebatan yang hebat, para peraksi entah sedang meributkan apa di dalam sana. Adiknya mungkin sedang ketakutan di dalam kamar sambil menunggu kedatangannya untuk sekadar memberikan candaan-candaan garing seolah tak terjadi apa-apa seperti biasanya. Namun sang gadis sepertinya sudah muak sehingga alih-alih memutar kenop pintu, ia malah membalik tubuhnya dan berjalan menjauh dari rumahnya.
Gadis itu berjalan sempoyongan entah ingin kemana dengan seragam sekolah yang masih melekat padahal sudah pukul enam sore dengan suara masjid mulai bersahut-sahutan mengumandangkan adzan. Jalanan ramai dengan pengendara dan kepulan asap knalpot mereka seakan semakin mendukung suasana malang sore Sera.
Sera punya tiga keinginan andai saja di tengah perjalanan tak tahu arahnya ini ia secara tiba-tiba menemukan lampu ajaib berisi jin gendut berwarna biru yang dapat mengabulkannya. Pertama, Sera ingin meninggalkan rumahnya. Kedua, Sera ingin meninggalkan desanya. Dan ketiga, Sera ingin meninggalkan kota tempatnya tinggal. Ia merasa sesak seakan nafas-nafas para penduduk yang becampur dalam atmosfer udara dapat lebih berbahaya daripada rokok yang setiap hari dihisap oleh ayahnya.
Umur Sera masih tujuh belas tahun dan mimpinya tak banyak. Ia hanya berharap bisa pergi dari kehidupan menyesakkan miliknya sekarang. Pergi yang jauh ke tempat dimana tak seorang pun mengenalnya sehingga ia tak perlu mendapat tatapan menghakimi ataupun kasihan sebab tidak ada yang tahu bagaimana hidupnya, bagaimana ia tetap memutuskan untuk bernafas meski rasanya sangat sesak dan berisik.
Di tengah lalu lalang sibuknya hidup masing-masing manusia, Sera hanya setitik debu yang tak begitu berarti sehingga meski kini gadis itu tengah menangis dengan nafas tersedak-sedak, orang-orang hanya akan menatapnya iba sejenak kemudian diabaikan lagi. Nyatanya kepedulian manusia hanya hal fana yang akan datang sejenak dan berlalu begitu cepat.
Sera tak mengerti mengapa hidupnya harus demikian mengerikan. Tidakkah orang tuanya mengerti bahwa salah satu anaknya sedang menginjak usia puncak kelabilan? Dimana ia bisa saja menabrakkan dirinya sekarang juga andai tak ingat bahwa ia harus terus hidup untuk menemani adiknya menderita bersama, hidup dalam neraka bersama.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Leave This Town
Teen FictionSera sudah menyiapkan tiga keinginannya andai saja tiba-tiba ia menemukan lampu ajaib berisi jin gendut berwarna biru yang dapat mengabulkannya. Pertama, Sera ingin meninggalkan rumahnya. Kedua, Sera ingin meninggalkan desanya. Dan ketiga, Sera ingi...