"Terimakasih." Lelaki itu menjawab setengah bergumam. Tak peduli apakah wanita yang berprofesi sebagai kasir sekaligus barista itu mendengarnya atau tidak. Kali ini, dia duduk di dalam cafe kecil, di sebelah jendela. Menaruh cup coffee miliknya, lalu segera sibuk dengan ponsel yang sejak tadi berbunyi karena notifikasi. Biasanya lelaki itu duduk di bagian luar cafe. Namun, karena hari cukup terik, ia memilih di dalam saja.
Jemarinya lihai menari di atas layar ponsel. Menjawab email dan whatsapp dengan cepat. Sesekali tangan kanannya mengambil cup berwarna putih itu lalu menyesapnya sedikit demi sedikit.
Masih di tempat yang sama, di Le Petit Bonheur wanita yang sedang mengelap gelas dengan kain kering itu acapkali mencuri pandang menatap lelaki itu. Sebetulnya ini hal yang tidak sopan. Namun, entah kenapa masih saja ia lakukan.
"Ya, ini Yoongi."
"Yoongi."
Gumamnya dalam hati. "Nama yang bagus.""Puk!!" Tepukan yang cukup keras mendarat di punggung wanita itu. Dia meringis kesakitan lalu melirik dengan tajam, disana temannya malah tertawa tanpa rasa bersalah.
"Aigoo, kau berlebihan. Aku memukulmu pelan"
"Sakit. Kau tahu?"
"Mian." Bibir temannya mengerucut, berubah menunjukkan rasa bersalah.
"Irene, Kau beristiratlah, biar aku ganti shiftmu."Irene tersenyum di balik maskernya. Akhirnya dia dapat beristirahat setelah 8 jam bekerja.
"Gomawo. Aku pulang dulu." Irene melepas apron miliknya, lalu menggantungnya di bagian belakang dapur. Setelah itu dia bergegas mencuci tangan, mengganti masker wajah dengan yang baru dan mengambil tas.
Perjalanan menuju rumahnya membutuhkan waktu selama 40 menit dengan menggunakan bus. Perlahan dia menaiki anak tangga. Menuju ke rumah sewanya yang berada di atap gedung.
"klik."
Bae Irene membuka kunci perlahan, lalu masuk ke dalam rumah yang tidak terlalu besar itu. Dia masuk mengendap-endap. Takut jika suara kakinya akan membangunkan seseorang. Namun sayang, suara tas yang baru saja dia letakkan di meja malah terjatuh dan sukses membuat mata yang terpejam membuka perlahan."Kau sudah pulang?" Gumam pria itu dengan suara serak.
"Hm."
Bae Irene melihat ruang tv-nya yang sangat berantakan dengan sisa-sisa makanan. Belum lagi laptop yang terus menyala dan sisa puntung rokok yang terjatuh dari asbak.
"Hhhh Kim Seokjin." Keluhnya dengan suara parau yang berat.
***