chapter 9.

139 19 3
                                    

"Maaf ya Rene, aku pulang telat. Ada makan malam di kantor. Kamu jangan lupa makan ya.. Kalau sudah mengantuk tidur duluan, tidak apa-apa." Kim Seokjin mengirim pesan pada istrinya lalu menutup kembali ponselnya dan segera di selipkan di tas miliknya yang tergeletak di belakangnya tempat duduknya. Dia lalu kembali memutar tubuhnya menghadap meja lalu segera ikut menyantap makan malam, membolak-balik potongan daging sebentar lalu menyuapnya dengan cepat.

Park Jimin teman disebelahnya menyikut lengannya. Wajahnya tengah tersenyum simpul sambil melirik wanita cantik di seberang meja, dia sedang memperhatikan Kim Jisoo yang sedang asyik mengobrol sambil memanggang daging.

"Pak Kim, Apa Kim Jisoo mau sama saya?" Bisik Park Jimin.

"Tidak tahu, tanya saja." Ucap Kim Seokjin tidak begitu peduli. Ada-ada saja Park Jimin, selalu suka menggoda anak baru yang cantik dan muda.

Jimin terkikik geli.

Kim Seokjin lantas meminum segelas alkohol dengan cepat lalu menyantap daging kembali.

"Jisoo, kuat juga minumnya, apa tidak mabuk?" Bisik Park Jimin lagi.

Suasana makan malam berlangsung seru, semua orang meminum alkohol dan asyik mengobrol. Dan setelah ini, mereka sepakat untuk lanjut ke karaoke.

"Pak Kim ikut ke karaoke? Ayolah." Ajak Park Jimin, Kim Seokjin berdiri dan sudah siap dengan tas dan sweater miliknya, hendak pulang. Pertanyaan Park Jimin membuat Kim Jisoo melirik Seokjin, matanya berharap kalau Kim Seokjin ikut serta.

"Hampir jam 11 sekarang." Balas Seokjin melirik jam tangan.

"Ayolah Pak Kim.... Sekali-kali."

Kim Seokjin berpikir sejenak. Lalu dengan ragu mengangguk.

Park Jimin dan rombongan segera masuk ke karaoke, begitu juga dengan Seokjin mengekor dibelakangnya.

Suasana di dalam Karaoke berubah menjadi gaduh. Mereka semua dengan riang bernyanyi dan berdansa. Tidak peduli apakah suaranya bagus atau tidak yang penting semua happy. Sedangkan Kim Seokjin duduk saja, memperhatikan mereka sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala. Apalagi melihat Park Jimin yang sedang bergoyang dengan kecrekan, lucu sekali.

Saat itu, Kim Jisoo datang menghampiri. Duduk di sebelahnya. Wanita itu sudah mabuk.

"Pak Kim tidak nyanyi?"
"Aku mau dengar Pak Kim nyanyi loh..."
"Suaranya bagus tidak? Hehehe." Ujar Kim Jisoo dengan suara parau.

"Saya lihat saja." Jawab Kim Seokjin.

Kim Jisoo mengerucutkan bibir.
"Jam berapa sekarang?"
"Hm Aku mau pulang." Kim Jisoo melirik jam tangan miliknya lalu segera merogoh kunci mobil.

"Kau mau bawa mobil dengan kondisi mabuk seperti ini?"

"Hehehe iya... bye bye Pak Kim. Saya pulang dulu..." Kim Jisoo segera bangkit lalu berjalan dengan sempoyongan. Dia berjalan dengan meraba dinding sambil menunduk.

"Kau bisa menabrak Kim Jisoo."

Lelaki itu menyusul Kim Jisoo yang sudah keluar ruangan.

"Kim Jisoo, Berhenti."
"Jangan menyetir dalam keadaan mabuk."

"Aku bisa." Wanita itu tetap bersikukuh lalu kembali berjalan meninggalkan Kim Seokjin.

Sulit berbicara dengan orang yang mabuk, Kim Seokjin menghela nafas ketika melihat gadis itu menuju tempat parkir. Tadinya dia ingin menolong dengan memesankan taxi, tetapi sepertinya dia akan menolong dan mengantar gadis itu pulang ke Apartmentnya.

Kim Seokjin masuk ke dalam mobil Kim Jisoo dan mendudukkan gadis itu di sebelahnya. Dia bertanya alamat, lantai Apartment dan beruntungnya Kim Jisoo masih bisa menjawabnya.

"Pak Kim..."

Mata Kim Jisoo terlihat sayup, sebelum matanya tertutup dia masih melirik Kim Seokjin yang sedang menyetir disebelahnya. Lalu sudut bibirnya naik dan membentuk senyuman.

"Pak Kim, kau baik sekali. Terimakasih sudah mengantarku."

***
Kim Seokjin memapah tubuh Kim Jisoo dan mengantarkannya ke dalam Apartment mewah yang berada di Gangnam.

Kim Seokjin membantu Kim Jisoo membuka pintu Apartment dengan sidik jarinya lalu membawa Kim Jisoo kedalam dan mendudukinya di sofa yang empuk.

Kim Seokjin melirik jam dinding yang terpajang di ruang tamu itu. Sudah pukul 01.30 dini hari.

Kim Jisoo bergerak, lalu memegang tangan Kim Seokjin yang berdiri di sebelahnya.

"Pak Kim jangan pulang... sudah malam. Kau bisa menginap disini." Kim Jisoo lepas kendali. Dia tidak bisa lagi menyembunyikan perasaannya. Entah sejak kapan dia mulai menyukai lelaki ini. Lelaki yang kerap menolongnya di kantor. Menolong ketika mesin fotocopy macet. Menjawab ketika dia butuh informasi tentang perusahaan. Atau hal kecil lainnya.

Belum menjawab, Kim Seokjin melihat Kim Jisoo sudah terlelap tidur.

Lalu dia segera beranjak apartment mengambil tas dan memakai sweaternya.

Malam ini lelaki itu akan pulang menggunakan taxi karena bis sudah tidak ada.

***
Min Yoongi baru melihat Bae Irene setelah beberapa minggu lamanya. Bae Irene membawa beberapa kantung belanjaan, sepertinya wanita itu baru saja belanja di supermarket terdekat.

"Apa kau bisa membawanya?" Tanya Min Yoongi ketika mereka berpapasan di pintu lift.

"Hai..."
"Uhm.. Bisa kok." Jawab Bae Irene sambil menurunkan maskernya. Bae Irene lalu tersenyum.

Min Yoongi mengangguk lalu mereka berdua masuk ke dalam lift.

"Kau sehat? Kau terlihat pucat." Ucap Min Yoongi basa-basi.

"Yah, aku memang sedang kurang sehat. Maksudku, bukan sakit atau apa. Tetapi karena masih syndrom trimester pertama."

"Kau hamil? selamat." Yoongi terkejut, dia hanya bisa mengucapkan selamat pada wanita itu.

"Ya.. Aku sudah sedikit lebih baik. Sekarang masuk trimester kedua. Apa aku terlihat pucat?"
"Mungkin karena tidak pakai lipstik..." Keluh Bae Irene.

"Sedikit hehe..."

Saat itu pintu lift terbuka. Min Yoongi membantu Bae Irene membawa kantung belanjaan dan menaruhnya di depan pintu.

"Terimakasih Min Yoongi! Lain kali mampirlah dan kenalan dengan suamiku."

"Boleh lain kali, aku pulang dulu ya." Pamit Min Yoongi pada Bae Irene.

Setelah itu, Min Yoongi segera masuk ke dalam Apartmentnya. Dia ingin beristirahat sejenak. Hari ini dia lelah sekali dan pusing dengan kerjaannya. Tak hanya itu, dia juga lelah ketika ibunya selalu bertanya padanya kapan dia akan menikah.

Aigoo.
Tidak tahu kah ibunya kalau kegagalan kemarin sangat berpengaruh dengan kondisinya sekarang? Mencintai dan menemukan wanita tidak semudah itu?

Min Yoongi lalu memejamkan mata dan menyumpal telinganya dengan alunan musik.

Lalu lagu secondhand serenade berkumandang di telinganya.

***
"Aku tidak sabar pergi ke Jeju minggu besok. Apa yang harus kita persiapkan? Ayo kita belanja baju dan bikini." Ucap Jennie pada Jisoo.

Mereka sedang berada di kafe, Jennie sangat antusias pada wisata minggu besok yang akan di adakan perusahaan mereka.
Sedangkan Kim Jisoo sebaliknya. Dia tidak terlalu antusias bahkan Jennie yang sejak tadi asyik mengoceh dia tidak mendengarkannya, dia hanya sibuk mengaduk es kopi miliknya sambil melihat ponsel.

Kim Jisoo pagi tadi mengirim pesan pada Kim Seokjin tapi tidak di balas sampai siang hari.

"Maaf ya, Aku lagi tidak fokus." Ucap Jisoo. "Ayo kita pulang, sepertinya aku ingin pulang dan tidur sejenak. Kepalaku agak pusing." Jawab Jisoo.

"Are you oke?"
"Yaudah ayo pulang."

Niat belanja Jennie buyar. Mereka sekarang bergegas pulang. Jennie pulang menggunakan taxi sedang Jisoo menyetir mobil sendiri.

Kenapa sih, pesanku tidak di balas? padahal aku hanya mengucapkan terimakasih saja karena dia sudah mengantarku.

***
tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 12 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Champagne Problems Where stories live. Discover now