Prolog

21 0 0
                                    

" Kita adalah kisah yang usai sebelum dimulai "

Kali ini langkah kaki mengantarkan Ayase menuju satu tempat dimana ia membuat janji dengan seseorang. Lelaki berambut abu-abu yang ia lihat tengah asyik bersama ponselnya.

" Akhirnya datang juga " ujar lelaki tersebut dengan santai. Sementara Ayase menatapnya dari ujung rambut sampai kaki.
" Maaf tadi aku ada perlu sebentar " tanpa berpikir panjang, tangan Ayase ditarik oleh lelaki yang merupakan anggota keluarga Paxley. Ya siapa lagi kalau bukan Aamon.

Mereka tiba di suatu bukit yang suasanya cukup tenang dan jauh dari keramaian. Surai hitam legam milik Ayase sesekali terbang bersama angin. Kesunyian yang kini menemani mereka, tak ada yang berani membuka pembicaraan.

" Rambutmu berantakan, tuh " tangan kekar milik Aamon langsung merapihkan rambut Ayase. Dan itu membuat detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Pipinya memerah seperti tomat karena perlakuan itu.

" Ah terimakasih " seulas senyum ia ukir di wajahnya sebagai tanda terimakasih. Matanya kembali fokus menatap langit sore. Dengan santainya, Aamon merangkul bahu Ayase dan mencubit pipinya sesekali.
" Apa yang kamu lakukan? " Ayase berusaha menyingkirkan tangan lelaki itu, namun sang pemilik tangan malah mengalihkan tangannya ke jemari Ayase lalu menggenggamnya.
" Biarkan saja seperti ini " ujar Aamon dengan santai.

Ayase menatap lelaki disampingnya. Ia menatap dengan penuh damba. Sesekali ia tersenyum tipis, lebih tepatnya tersenyum miris.

" Sebenarnya kita ini apa? "

Kisah Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang