Suasana perpustakaan kali ini bisa dibilang cukup sepi, dan itu membuat Ayase lebih leluasa mengerjakan tugasnya. Beberapa buku, alat tulis, serta laptop terletak diatas meja. Saat Ayase baru saja menghidupkan laptop nya, tiba-tiba ...
" Yeh ke perpus gak ngajak gua nih anak " seseorang menjitak kepalanya dan itu membuat Ayase merintih kesakitan.
" Berisik amat lu sumpah, dasar jamet " lelaki yang ia panggil jamet itu malah makin senang mengganggunya.
" Malah marah, sans aja kali ah " tak perlu waktu lama, lelaki yang disebut jamet tadi alias Claude ikut duduk disamping Ayase.
Saat melihat wallpaper laptop Ayase, Claude malah ingin meledek sahabatnya itu.
" Halah gaya wallpaper laptop nya, jadian aja belum pfftt " Ayase menatap sahabatnya dengan sinis.
" Biarin aja napa sih, jamet "
" Mau sampai kapan lu hts an sama dia, hah? Gak capek apa? "
Ayase seketika terdiam mendengar Claude menyebut kata hts. Ya betul juga sih, hubungannya dengan Aamon cocok disebut hts alias hubungan tanpa status.
" Udah sejauh mana lu sama dia? Ada kemajuan atau stuck disitu mulu? " kali ini Claude memasuki mode serius. Ia menatap Ayase yang tiba-tiba jadi diam dengan tajam.
" Dibilang capek ya udah capek, tapi gua sayang sama dia. Kalau liat dia jalan sama yang lain, gua cemburu gituloh. Tapi gua gak bisa melarang, kan kami cuma hts " sesekali Ayase tertawa demi menghibur dirinya yang sebenarnya sedikit sedih saat ini.
Sudah 1 tahun lamanya ia menjalin hts dengan Aamon dan selama itulah Claude muak melihat kelakuan sahabatnya sendiri.
" Minta kepastian sama dia. Kalau mau pacaran ya jadian, kalau gak akhiri semuanya. Selesai " Claude mengeluarkan hp nya sambil menunjukkan sesuatu.
" Kemarin dia jalan sama lu kan ke bukit? Sekarang lihat, dia malah jalan sama cewek lain. He treat u like a queen yesterday, but now he treat u like a shit. Sadar woy sadar. Mau sampai kapan lu jadi bego kayak gini? " mata Ayase sedikit memanas melihat foto yang Claude tunjukkan. Di foto itu terlihat Aamon sedang merangkul seorang perempuan dengan mesra. Perlakuan itu sama persis seperti apa yang ia terima kemarin.
" Beresin barang-barang lu sekarang, gua traktir lu makan di cafe biasa. Biar lu gak galau gara-gara cowok brengsek kek gitu " Claude menepuk kepala Ayase dan sesekali mengelusnya.
" Yaudah kuy " Ayase langsung memasukkan semua barangnya kedalam tas dan meninggalkan perpustakaan bersama sahabat karibnya itu. Ia mengikuti Claude dari belakang.
Dua orang lelaki terlihat sedang bermain basket bersama. Setelah bermain, mereka malah saling adu bacot.
" Bang sebenarnya lu demen sama Ayase atau Jade, sih? " ujar si lelaki berambut coklat alias Gusion. Ya kalian benar, Gusion adalah adik kandung dari Aamon.
" Gak tau, gua bingung "
" Lah lawak lu, bang. Lu ngebaperin dua orang sekaligus itu. Gak ada rasa bersalah apa? "
" Gak "
Gusion mendecak kesal mendengar jawaban kakaknya. Bagaimana tidak, kakaknya memang terkenal dekat dengan banyak perempuan. Hingga dirinya pusing sendiri. Tapi dari sekian banyak perempuan yang dekat dengan kakaknya, Gusion lebih suka kakaknya dekat dengan Ayase.
Menurutnya, Ayase adalah perempuan yang baik dan sopan, tidak seperti Jade yang terlihat seperti perempuan pick me.
" Lu harus bisa buat keputusan, bang. Pilih salah satu diantara mereka. Apalagi gua kasian ama Ayase. Lu ama dia udah 1 tahun dekat, tapi lu gak kunjung kasih dia kepastian. Kata gua sih gws deh " ia melempar sebotol air mineral kearah abangnya.
" Ayase baik, gua sayang sama dia. Tapi gua juga gak bisa jauh dari Jade "
" Apasih bagusnya si pick me alias Jade itu? Buka mata lu, bang. Dia cuma manfaatin popularitas lu doang " Gusion mendecak kesal mendengar opini abangnya yang terkesan sangat egois, mencintai dua orang wanita sekaligus.
Gusion berdiri dari tempatnya lalu perlahan meninggalkan lapangan.
" Ambil keputusan bijak atau lu bakal ditelan penyesalan tanpa ujung " perlahan batang tubuh Gusion menghilang dari lapangan. Aamon sampai terdiam mendengar ucapan adiknya.
