𝐁𝐞𝐜𝐚𝐮𝐬𝐞 𝐘𝐨𝐮 𝟎𝟎𝟏

319 48 6
                                    

Tok! Tok! Tok!

Pria berumur 23 Tahun itu menoleh kearah sumber suara, meletakkan berkas yang baru saja ia baca lantas berseru kepada si pelaku yang mengetuk pintu ruangannya itu.

"Ya, silahkan masuk." titahnya, tak lama kemudian seorang pria dengan wajah datarnya itu muncul dari balik pintu.

"Ada apa Asahi?"

Pria bernama Asahi yang menjabat sebagai sekretaris pribadi pria berumur 23 Tahun itu meletakkan berkas yang dibawanya di meja sembari mengecek jam tangannya.

"Pak Haruto, jadwal Anda setelah ini adalah rapat dengan klien dari Choi Group." ujarnya.

Pria berumur 23 Tahun bernama lengkap Watanabe Haruto itu mengernyit.

"Perusahaan Hyunsuk?" tanya Haruto yang langsung dijawab anggukan kepala oleh sekretarisnya itu.

Ah.. Haruto amat sangat malas bertemu Choi satu itu, alasannya klasik. Haruto benci melihat wajah Hyunsuk.

Secara terang hubungan mereka memang tidak baik sejak sekolah menengah atas, Haruto ingat bagaimana Hyunsuk selalu menjatuhkan harga dirinya.

Haruto bangkit dari kursinya, ia berdecak mengingat dirinya menyetujui pertemuan itu.

"Tolong gantikan saya, saya percayakan semuanya padamu," ucapnya pada Asahi dan berlalu darinya.

"Tapi Pakㅡ "

Saat Haruto hendak keluar dari ruangannya itu ia menoleh sesaat mendengar perkataan Asahi tadi, Asahi yang ditatap pun menunduk. "Saya akan melakukan yang terbaik untuk Anda,"

Dan perkataannya itu sukses membuat Haruto tersenyum lebar. Pria itu menghampiri Asahi dan memeluknya erat, pelukan sebagai tanda terimakasih yang sebanyak-banyaknya.

"Kau itu rekan sekaligus sahabat saya yang paling pengertian, terimakasih untuk semuanya!"

Asahi tersenyum, lebih tepatnya tersenyum miris karena ia baru saja ditampar oleh kenyataan bahwa Haruto memang menganggapnya tidak lebih dari rekan kerja dan sahabat.

"Tentu saja Pak Haru," goda Asahi kali ini menggunakan nada ejekan di kata 'Pak'

Haruto yang mendengar itu terkekeh pelan, "Saya sedang ingin minum kopi, saya akan membawakannya untukmu juga nanti kalau kau menghubungiku jika rapat itu selesai, okey?"

Masih dengan senyumnya yang menunjukkan lesung pipi, Asahi mengangguk mengiyakan.

Dan pada akhirnya Asahi hanya bisa pasrah pada keadaan. Apapun untuk Haruto, selagi ia bisa, ia akan membantunya.

🤎

Haruto menyesap secangkir americano pesannya yang sudah tak sepanas pertama kali.  Dirinya tengah berada di salah satu cafe ternama, duduk santai sembari melihat pemandangan luar kaca dimana banyak orang yang berlalu lalang.

Sepertinya hari ini akan hujan melihat dari banyaknya awan yang mendung yang membuat langit sedikit petang.

Bahkan pria itu masih enggan beranjak padahal ia sudah 2 jam lebih duduk di sana. Entahlah, Haruto sedang ingin sendiri. Akhir-akhir ini pikirannya sangat banyak engah memikirkan apa, ia juga merasa rindu kepada seseorang dan parahnya lagi ia tidak tau 'seseorang' itu siapa.

"Hhhaahh... "

Helaan napasnya terdengar berat, Haruto sendiri bingung, kenapa semakin hari dirinya semakin gelisah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐁𝐞𝐜𝐚𝐮𝐬𝐞 𝐘𝐨𝐮 || 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐛𝐛𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang