Malam ini Dooshik yang sedang berlari mengitari lapangan di dekat universitasnya di kejutkan dengan kehadiran seorang pria tinggi berotot dengan pakaian kaos ketat hitam dan celana training abu-abu serta sepatu olah raga miliknya berdiri persis di hadapannya sambil menatapnya lurus ke depan. Bola mata merahnya menatap ke arah Dooshik tanpa melepaskan pandangannya sedetik pun, lalu menjilat bibir bawahnya seperti dia melihat mangsanya.
Dooshik yang di lihat dan di hadang tiba-tiba seperti itu oleh pria yang tidak jelas asal usulnya langsung memundurkan langkah kakinya ke belakang, dia masih menatap pria di depannya tanpa menurunkan kewaspadaanya barang sedikit pun lalu mulai membuka suara "Apa maksud mu tiba-tiba berhenti di depan ku seperti ini?".
"Ini bukan kemauan ku tapi sepertinya aku tidak punya pilihan lain, sejak tidak ada orang lain di sekitar sini kecuali diri mu dan aku sedang haus sekarang" lalu dia tersenyum menyeringai ke arah Dooshik.
Membuat orang yang di tatap menatap aneh pria di depannya sekaligus bingung karena perkataan tidak masuk akal itu "Apa maksud mu? Jika kau haus beli minuman sana apa hubungannya dengan ku?"
Pria itu berjalan melangkah mendekat ke arahnya masih dengan tatapanya "Karena yang aku butuhkan... hanya darah mu"
Setelah mendengar itu tubuh Dooshik rasanya seperti di sihir tidak bisa berbuat apapun kecuali lemas dan jatuh ke dalam dekapan pria di depannya dengan suka rela. Lengan berotot milk pria itu memeluk piggangnya dengan erat sementara kepalanya mendekat ke arah lehernya untuk mengendus dan mengecupnya pelan disana.
Dooshik ingin memberontak dan memukul pria ini dengan kuat tapi apa daya nihil yang ada tubuhnya di buat semakin lemas ketika dia mencoba menggerakan tubuhnya penuh perlawanan ke arah pria itu. "Apa yang kau lakukan pada tubuh ku brengsek! Cepat lepaskan aku!" Makinya kesal.
"Stt... Diamlah ini tidak akan sakit. Mungkin hanya berapa saat di awal nanti sakitnya lalu kau tidak akan merasakan apupun atau mengingat apapun setelah ini" kata pria itu berbisik dengan lembut di leher Dooshik sambil menutup matanya, sementara kedua lengannya masih memeluk erat pinggangnya.
"Apa maksud mu!?"
Tanpa menjawab pertanyaan Dooshik pria itu langsung menancapkan kedua taringnya di leher itu lalu dia merasakan rasa sakit seperti di sengat sesuatu yang sangat menyakitkan terasa begitu nyata dengat cepat mengalir ke sekujur tubuhnya karena ternyata pria itu sedang menghisap darahnya menggunakan kedua taringnya di leher miliknya tanpa di sadari.
Dooshik hanya bisa memejamkan matanya sambil menahan rasa sakit itu tanpa bisa melakukan perlawanan dia masih di topang dengan erat oleh pria itu di dalam pelukannya. Perlahan tangan besar dan kasar yang terasa asing itu mulai mengusap pinggang Dooshik lembut dari balik jaket yang dia kenakan dengan ibu jarinya mengusap lembut disana.
Lalu jari-jari lain milik pria itu ikut mengusap seirama dengan hisapan mulutnya yang masih menempel di leher Dooshik. Dia hanya bisa memejamkan matanya dan pasrah selama darahnya di hisap oleh pria asing di depannya. Beberapa detik terus berjalan hingga menit lalu perlahan taring itu terlepas dari lehernya seiring dengan beberapa kecupan basah yang pria itu berikan di leher bekas gigitan itu.
"Sudah ku bilang hanya sakit di awal saja, kan?" Lalu pria itu berbisik dan melirik ke arah Dooshik.
Dooshik hanya bisa mengepalkan tinjunya sebelum dia merasakan kantuk yang luar biasa menerpa tubuhnya tiba-tiba. "Sebaiknya kita bereskan kekacauan yang ku buat sebelum seseorang melihatnya" pria itu berbisik lalu mengangkat tubuh yang bisa di bilang tidak ramping, tidak kurus apalagi ringan sama sekali milik Dooshik ke dalam gendongannya dengan mudah.
Membawa Dooshik yang sudah pingsan pergi entah kemana di dalam pelukannya dengan seringai yang menempel indah di bibirnya.
.
.TBC.
Entah kenapa jadi kepengen bikin genre fantasi tentang vampir begini :) semoga cerita ini bisa memenuhi kebutuhan asupan Jaekyung x Dooshik kalian gaiss :")