semangat zahra

2.4K 90 0
                                    

Keesokan harinya Zahra ada jadwal untuk belanja satu kompi.

"Buu ali ayo kita berangkat." teriak ibu Persit memanggil Zahra.

Padahal Zahra masih bersiap - siap dan ia terpaksa harus sedikit lebih cepat agar tidak tertinggal.

Zahra membuka pintu "Iyaaa buu."

Zahra tak berani untuk berlari karna zahra kandungan zahra sudah berumur 8Bulan.

"Bu Ali hati - hati saja ga usah cepat - cepat, lagian ini truknya belum datang kok masih di panasin." ujar bu Yoan.

"Iya Bu yoan." jawab zahra.

Zahra selalu menuruti ibu Persit yang selalu memberi ia nasihat, karna biasanya ada yang tidak baik pada Zahra.

Ketika truk sudah siap untuk mengantarkan satu kompi ini belanja yap benar saja zahra duduk berhadapan dengan bu wawan.

"Hmm orang ini lagi." batin zahra sambil menatap sinis.

Bu wawan yang melihat itu pun membalas Zahra dengan tatapan sinisnya hingga ia kumat meroasting dengan mulut pedesnya.

"Bu Ali ada masalah apa sama saya kok ngeliat saya gitu banget?."

Zahra hanya bisa memendam amarahnya, ia tak mau kalau bertengkar disitu.

Zahra tersenyum tipis "Ga kok Bu." ucap zahra.

"Bu Ali jangan pikirin Bu wawan yaa.. pokonya Bu Ali harus tetap semangat." ujar Bu riyan alias mba Hasna.

"Iyaa Bu riyan , saya juga ga pernah mikirin apa yang beliau katakan karna yang beliau katakan semua pada saya hanya sebuah kebencian." jawab zahra sambil tersenyum dengan tulus.

"Pak Ali memang gak salah pilih istri deh,, oh iya Zahra kamu katanya kemarin abis dari rumah dinas ayahmu ya?." tanya bu riyan.

Zahra tersenyum tipis "Hehe iya bu,, iya kemarin saya abis dari rumah dinas ayah.. ya mau gimana lagi mba namanya juga uda kangen." jawab zahra.

Mereka mengobrol sampai tak menyangka bahwa sudah sampai di supermarket untuk belanja, padahal di dekat batalyon ada supermarket namun mereka ingin  belanja bersama.

"Hmm padahal di depan batalyon ada supermarket ngapain kesini bikin cape aja." batin zahra.

"Bu Ali mari silahkan." ujar mba fitri.

Zahra mengangguk dan mengikutinya, namun tak lama ada telepon dari ali.

"Hadeuhhh kenapa suami telepon pas lagi belanja gini." gumam zahra sambil menatap ponselnya.

"Pak Ali telepon ya Bu? angkat aja dulu gapapa saya mau belanja dulu ya Bu." ucap mba fitri.

"Iyyaa Bu heri.. saya sebenarnya gamau belanja apa - apa , yaudah saya tunggu disini sja ya Bu." ujar zahra.

Zahra langsung mengangkat telepon ali, dan mereka berdua mengobrol di teleponnya.

"Hisss kemana saja sih sayang?." ucap Ali.

"Vc aja deh mas." ucap zahra.

Ali menuruti dan mereka berdua berubah ke video call.

"Assalamualaikum istriku sayanggg." ujar Ali dengan penuh semangat dan bahagia.

"Waalaikumussalam, iii mas Ali pasti belum mandi yaaa." lagaknya zahra mengejek Ali karna masih memakai kaos lorengnya.

"Kata siapaaa hmm... kamu lagi dimana ra? kok kayaknya lagi di mall gitu." ucap ali.

Zahra tertawa "Hahaha aduh mas , mas Ali tuh desa banget yaaa. zahra lagi belanja sama satu kompii." ucap zahra.

"Heheheh saya gaktau soalnya, tapi kenapa Zahra gak belanja kan pada belanja semua." ujar Ali.

Aku Kamu Dan Negara [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang