Cinta

622 44 1
                                    

Tok Tok Tok!







Heeseung menoleh ke arah pintu, dengan segera ia melepas headphone dan meletakkan ponselnya di atas nakas. Sepertinya ia tahu siapa yang kini berdiri di depan pintu kamarnya.




Cleck!





Heeseung terkekeh pelan, tebakannya benar. Dihadapannya berdiri dua pemuda dengan senyum manis, piyama yang sudah dikenakan keduanya memberi Heeseung pertanda.

"Silahkan masuk tuan putri." Ujarnya seraya berpose layaknya pengawal kepada tuannya.

"Hyung, dia terus merengek ingin tidur bersamamu." Ujar seorang pemuda yang sudah beberapa tahun mengisi ruang kosong dihatinya. Dan hingga saat ini, Heeseung belum berniat untuk mengungkapkannya.

"Jungwon atau malah dirimu?" Ujarnya sembari menutup pintu kamar, lantas berjalan dibelakang pemuda manis tersebut.

"Dia memaksaku untuk ikut tidur bersamamu." Jelasnya sembari memungut beberapa pakaian Heeseung yang tergeletak di atas tempat tidur.

"Aku sudah sering memberitahumu agar selalu me-."

"Menggantung baju atau memasukkannya ke dalam keranjang baju kotor dan tidak membiarkannya tergeletak sembarangan." Sahut Heeseung, ia sudah hafal apa kalimat yang akan terucap, yang lebih muda hanya bisa menghela nafas.

"Kau hafal dengan kalimat yang kuucapkan, namun kau tidak melakukannya." Kesalnya sembari memasukkan beberapa pakaian Heeseung ke keranjang baju kotor.

"Aku lupa."

"Lupa? Setiap hari kau lupa hyung!" Heeseung terkekeh pelan mendengar jawaban sewot dari sang lawan bicara, apalagi raut wajah pemuda manis itu menggemaskan sekali.

"Apa kalian akan terus bertengkar?" Cetus Jungwon yang sudah berbaring nyaman di tempat tidur. Ia menepuk kedua sisi kosong di sampingnya, mengisyaratkan agar kedua pemuda tersebut segera berbaring di sisinya.

"Beritahu hyung tertuamu itu agar tidak meletakkan baju di sembarang tempat." Ujar Jay sembari berbaring di samping Jungwon.

"Heeseung hyung, sepertinya kau harus menikahi Jay hyung agar ada yang membereskan kekacauan yang kau perbuat setiap hari." Ujar Jungwon dengan senyum penuh arti.

"Ck! Jangan banyak bicara, cepat tidur!" Ujar Jay sembari membungkam mulut yang lebih muda, membuat Heeseung tak mampu menahan tawa melihatnya.


















"Heeseung hyung!" Bisik Jungwon sembari menarik kecil kaos Heeseung, membuat sang empu langsung mengalihkan perhatiannya.

"Ada apa?" Jungwon menunjuk sisi sampingnya, membuat Heeseung mengikuti arah telunjuknya.

"Dia sudah tidur, jangan berisik! Cepatlah tidur." Yang lebih muda mengerucutkan bibir dengan pipi yang menggembung lucu.

"Hyung, kapan kau akan menyatakan perasaanmu pada Jay hyung?" Bisiknya lagi.

"Nanti, saat ada waktu." Jawab Heeseung seadanya.

"Hyung, aku sudah susah payah membantumu, namun kau tidak mau bergerak cepat." Gerutu yang lebih muda, Heeseung menghela nafas mendengarnya.

"Memangnya kau sudah membantu apa?" Raut wajah yang lebih muda semakin masam.

"Hyung pikir aku mengajak Jay hyung untuk tidur di sini tanpa alasan? Aku selalu tidur terlebih dulu, bahkan berpura-pura tidur agar hyung bisa menyatakan perasaan pada Jay hyung."

"Hei bocah, harusnya kau memberitahuku tentang hal ini agar aku bisa mempersiapkan diri. Jika kau diam saja aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan." Ujar Heeseung berniat membela diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heeseung & Jay [Heejay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang