Hai, lelaki tinggi. Sesulit ini kah untuk memenangkan hati mu? Atau memang sudah ada hati yang sedang kau jaga untuk saat ini?
Sudah enam tahun lebih aku menyimpan perasaan ini. Menatap nya dari kejauhan. Mengagumi nya dan tanpa mengatakan apapun. Dan sekarang waktu kita untuk saling bertemu di masa putih abu-abu ini hanya tersisa tujuh bulan. Mungkin setelah itu kita tidak akan bisa bertemu seperti biasanya, karna kita akan segera berpisah. Kamu dengan tujuan kamu dan aku dengan tujuan aku. Sampai bertemu di masa depan mendatang. Dan akan aku ceritakan kisah kita di dalam sebuah tulisan, dengan kamu sebagai pemeran utama nya.
..
...Senin ini, di pagi yang cerah. Licha melihat nya berjalan menuju ke barisan di mana kelas nya berada. Seperti biasa jantung Licha selalu saja seperti ini, berdetak tidak karuan, setiap kali Licha melihat nya.
Senyum nya, seakan membuat Licha berpaling dari semua hal. Menikmatinya walau hanya sesaat.
Tuhan, apakah dia terlalu indah untuk aku miliki? Atau malah sebaliknya?
"Ayo lupain dia!" gumam Licha.
"Berlian ataupun Bryan ke dua nya tetap sangat indah dan berharga, jika ia di miliki oleh orang yang tepat," lanjut nya.
Licha menatap kembali lelaki itu sekilas. Mata nya membengkak, seperti habis menangis semalaman.
"Dia ada masalah lagi, ya?"
"Bryan, andai lo datang dan cerita semua nya ke gue, jelas gue bakalan bantu lo sebisa gue."
"Udah, jangan diliatin lagi. Sekarang dah mau mulai upacara nya," ujar sahabat Licha. Dia- Clara- sahabat baik Licha sejak duduk di bangku SMP. Licha merasa Clara sangat beruntung dalam segala hal, baik dalam percintaan ataupun keluarga.
"Iya."
....
"Oh, ternyata dia putus sama pacar nya? Naura seharusnya lo bersyukur bisa dapatin Bryan. Tapi, lo malah nyia-nyiain cowok tulus kek Bryan."
Clara, menatap Licha yang menatap ponsel nya dengan rasa kasihan.
"Mau gimana lagi, Cha? Takdir nya gitu," sahut Clara.
"Terkadang Tuhan mengirimkan rasa sakit, agar kita bisa belajar dari pengalaman yang pertama, dan berharap gak akan di ulangi lagi," lanjut Clara.
Licha, mengangguk. Ia setujuh apa yang di ucapkan Clara barusan. Terkadang manusia terlalu bodoh, karna biasanya mereka akan mengulangi kesalahan yang sama untuk sekian kalinya. Dan berakhir menyalahkan takdir yang di berikan oleh Tuhan.
......
Haiiii Mooncieee!!!
Jum, 01. 09. 23
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu Dan Putih Abu-abu
Fiksi Remaja"Semenjak hari kelulusan itu tiba, aku tidak pernah bertemu dengan diri nya lagi dan hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dengan sosok dia." - Aku, Kamu Dan Putih Abu-abu