Saat sedang asik asiknya di dalam kamar menonton drakor sang abang datang dan menyentuh dahi Fayre yang luka.
"Aw sakit bang!"
"Kenapa?"
"Gapapa."
"Kenapa?" suara itu seakan mengintimidasi.
"Ck itu tadi nabrak tiang."
"Kenapa bisa?"
"Abang tau kan aku takut tikus, nah tadi tu ada tikus jadi aku nya ngehindar dan ga liat depan berakhir nabrak tiang deh." jelas Fayre yang sedetail detailnya.
Sial abangnya malah tertawa kencang setelah mendengar penjelasan dari adiknya dan membayangkan adegan dimana Fayre kelabakan dan berakhir menabrak tiang.
"Bang ih malah ketawa." ucap Fayre kesal setengah mati.
"Ya sorry abisnya lucu sih gue kan jadi ngakak." ucap Vino abangnya seraya meredakan tawanya.
"Gue ga bisa ngebayangin ekspresi lo pas ketakutan sih haha." tawanya kembali meledak.
Puk!
Satu bantal mendarat di muka ganteng Vino, kasian ganteng-ganteng kena timpuk bantal.
"Gak sakit dek." ucap Vino semakin membuat kesal Fayre.
"Udah sana keluar dari istana aku, kalo kesini cuma mau bikin kesel mending gak usah. Kecuali kalo bawa makanan baru aku seneng."
"Udah jangan marah-marah tuh di kulkas ada es cream kesukaan lo." seketika mata Fayre berbinar.
"Serius bang?"
"Iya tapi jangan sekarang makannya, besok aja."
"Kenapa?"
"Udah malem adekku sayang ntar lo sakit gue juga yang susah."
"Yee aku udah gede bang."
"Gak usah ngeyel ya." hanya dibalas deheman oleh Fayre.
"Gue keluar dulu ntar balik lagi."
Setelah abangnya keluar, Fayre ingin sekali memakan ice cream yang di maksud vino. Namun jika dia melakukannya pasti abangnya itu akan marah, Fayre mengurungkan niatnya dan melanjutkan menonton. Tak lama abangnya datang membawa segelas susu dan beberapa cemilan.
"Dek." panggil abangnya seraya menyodorkan segelas susu itu.
"Aaa abang kesayangan aku perhatian banget sih." ucapnya menerima gelas itu.
Akhirnya mereka menghabiskan waktu bersama dengan menonton drama sampai larut malam. Vino memang jarang pulang karena dia sudah mempunyai tanggung jawab untuk mengurus perusahaan milik ayahnya di Bandung.
"Bang." gadis itu bersandar pada pundak vino.
"Iya kenapa?" sambil mengelus sayang kepala adiknya.
"Kalo abang udah nikah terus punya istri, abang masih sayang sama Rea gak?" gadis itu menatap abangnya dengan tatapan sendu.
"Masih dong, Rea kan adek kesayangan abang."
"Pasti sayangnya abang ke Rea bakal terbagi sama istri abang nanti." gadis itu merubah posisi menjadi tiduran.
"Itu pasti tapi Rea kan tetep adek abang, abang bakal jagain Rea. Gini deh abang gak akan nikah sebelum abang percaya sama cowok lain buat jagain kamu oke."
"Beneran bang, tapi kan abang juga punya kebahagiaan sendiri."
"You are number one, kita bikin kesepakatan gimana?" Fayre menyerngit bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIOSO
Teen FictionKisah persahabatan antara Ayyara, Fayre, Qiana, dan Fathan. Cerita ini berisikan kerandoman mereka dalam menjalani hidup. Dimana latar belakang mereka dari keluarga yang berbeda-beda. Saling menguatkan satu sama lain. Bahasa campuran Thanks.....