Selamat membaca 😁
Saat tiba di tempat parkir, Ariel tidak sengaja berpapasan dengan ayah Morgan dan juga adik Morgan.
Ariel menganggukkan kepala untuk menyapa Antonio. Namun, Antonio hanya melirik Ariel sekilas dan berjalan melewati Ariel begitu saja.
Ariel tampak tenang menanggapi respon Antonio yang kurang menyenangkan. Karena dari awal dia sudah tau bahwa ayah Morgan akan mengabaikan sapaan darinya.
Alasan dia tetap menyapa karena dia menghormati Antonio sebagai orang yang lebih tua darinya. Karena itu, dia tetap berlaku sopan meski Antonio selalu bersikap dingin padanya.
Wajah Fero tampak cerah saat melihat Ariel. "Ariel!" sapanya ceria.
Walaupun Ariel lebih tua dua tahun dari Fero, tapi Fero memanggil Ariel dengan menyebut namanya langsung.
Selain karena jarak usia mereka yang tidak terlalu jauh, hubungan mereka juga sudah sangat dekat. Itu sebabnya Ariel tidak masalah jika Fero memanggilnya tanpa embel-embel 'kakak'.
Ariel membalas sapaan Fero dengan senyuman. "Hai."
"Kamu udah mau pulang?"
Ariel mengangguk.
"Padahal aku baru aja datang." Fero berubah murung.
"Besok aku akan ke sini lagi. Kita masih bisa ketemu," ujar Ariel.
"Jam berapa kamu datang?"
"Aku rencana mau datang pagi. Tapi karena pagi kamu kuliah, jadi aku akan tunggu kamu selesai kuliah," jawab Ariel.
Sudut bibir Fero mengembang ke atas. "Kalau gitu, besok aku akan jemput kamu."
"Oke."
"Kamu hati-hati pulangnya. Jangan ngebut-ngebut," tutur Fero perhatian.
Ariel tersenyum simpul. "Aku akan hati-hati."
Selepas Ariel pergi, Fero bertemu dengan Morgan. Mereka berdua saling bertatapan dengan wajah tanpa ekspresi.
Meski mereka saudara kandung, tapi hubungan mereka berdua tidak begitu bagus. Banyak hal yang membuat mereka saling tidak menyukai satu sama lain.
Entah karena usia mereka yang terpaut cukup jauh, atau karena kepribadian mereka yang berbeda. Yang jelas, mereka selalu bersitegang jika disatukan.
Fero memasuki rumah sakit tanpa menyapa Morgan.
"Sepertinya kalian berdua cocok." Perkataan Morgan membuat langkah Fero terhenti.
"Sama-sama rendah," lanjutnya seraya melangkah pergi.
Fero mengetatkan rahang sambil mengepalkan tangannya erat.
Selain karena sifat Morgan yang angkuh, Fero tidak menyukai Morgan karena kakaknya itu selalu merendahkan orang lain dan merasa dirinya paling baik. Mirip seperti ayahnya.
"Like father like son," desis Fero sinis.
Keesokan harinya.
Selesai kuliah, Fero langsung menuju ke kosan Ariel.
Ariel yang mendengar suara klakson mobil bergegas keluar menghampiri Fero.
"Biar aku pasangkan," ucap Fero saat Ariel berniat memakai sabuk pengaman.
"Ah, ya. Makasih."
"Kamu ada rencana mau pergi ke tempat lain setelah ini?" Fero bertanya sembari menyetir.
"Aku mau langsung pulang. Soalnya aku harus lanjutin lukisan aku yang belum selesai," jawab Ariel.
"Oh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Pergi ✓
RomanceAriel dan Morgan sudah bertunangan sejak Ariel lulus SMA. Dan mereka berdua sepakat untuk melangsungkan pernikahan setelah Ariel menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Tapi di saat tiba waktunya Ariel wisuda, Morgan justru meminta pernikah...