satu

97 18 2
                                    

Happy Reading ♥

1 minggu sebelum pernikahan....

"Kirana, yang cantik, semok terus dadanya gede, nikah sama om yuk." Seorang pria berusia tiga puluh tahun mencolek lengan gadis bernama Kirana.

"Apasih loh! Geseran, lo bau bangkai." Ketus Kirana.

"Ayolah Ki, nikah sama gua aja. Kita kan udah lama kenal. Gue udah tau lo luar dalam." Sahut pria itu.

"Maksud lo luar dalam apaan?!" Kirana nyolot.

"Lah, waktu lo bocah aja yang nyebokin elu pas lu berak kan gua." Ia menjawab tanpa dosa.

"Angkasa!!"

"Mas. Mas Angkasa, sopan dikit napa. Gua tua tujuh tahun dari lo."

"Bodo amat. Lo aki-aki tapi kelakuan lo kek bocah."

"Ayolah Ki, nikah sama gue aja. Lo mau apa gua turutin." Kata Angkasa.

"Sori, gue udah terlahir kaya." Kirana menatap kukunya.

"Sori, gue lebih kaya dari lo." Angkasa tersenyum meledek.

"Sialan." Umpat Kirana dalam hati. Ia tak bisa melawan karena apa yang diungkapkan Angkasa benar adanya.

"Coba gih lo searching di google, pengusaha muda yang masuk jajaran pengusaha terkaya di Asia. Pasti yang berada di nomor satu itu Angkasa Kiehl."

"Sontoloyo." Kirana kembali mengumpat dalam hati.

"Ayolah Ki, nikah sama gue yok. Lo bakalan bahagia lahir batin. Gua kaya, jago berkuda, jago nyari duit jangan ditanya. Apalagi jago di ranjang, beh!" Angkasa menaikkan jempolnya.

"Dasar tua bangka mesum!"

Sebuah bantal pun mendarat tepat di wajah Angkasa.

Tiba-tiba ponsel milik Kirana bergetar, nama mamanya tertera disana.

"Halo ma ada apa?"

"Ki, kamu lagi dimana?"

"Ini lagi bareng sama OM Angkasa." Jawab Kirana sambil menekan kata OM, seakan-akan menyindir Angkasa.

"Bisa ke rumah sakit nak?"

"Mama kenapa?"

"Bukan mama, tapi papa kamu."

Tidak....

Dunia Kirana seakan runtuh kala mendengar isakan yang perlahan keluar dari bibir mamanya.

"Mama tunggu, Kirana kesana sekarang."

Kirana bangkit, namun ia segera ditahan oleh Angkasa.

"Gua anter."

"Nggak usah. Gue bisa naik taksi."

"Ki, nungguin taksi itu butuh waktu lagi. Udah ada gua ini, nggak usah nolak. Ini urgent Ki."

Kirana menghela napas, ia kemudian mengangguk.

"Okay."

Kirana memasuki ruang perawatan papanya, disana ada Akbar yang terbaring lemah dengan selang oksigen yang terpasang di hidungnya.

"Pa." Ucap Kirana lirih, ia menghampiri papanya kemudian memeluknya.

"Papa kenapa? Kok bisa kayak gini sih."

"Itu...." Ucapan mama Kirana terhenti karena Akbar menahannya.

"Papa cuma kecapean Ki." Jawab Akbar.

"Kecapean tapi kok papa pucat banget kayak gini, mana, mana dibantu pernapasan lagi." Kirana mulai terisak.

"Anak papa nggak boleh nangis dong." Akbar mengusap air mata Kirana.

"Ki, selama ini papa nggak pernah minta sesuatu kan sama kamu?" Tanya Akbar yang diangguki oleh Kirana.

"Kalau sekarang papa pengen minta sesuatu dari kamu, kamu bakalan kabulin nggak?" Akbar bertanya sembari menggenggam jemari Kirana.

"Iya."

"Janji?"

"Janji."

"Papa pengen jodohin kamu, kamu mau kan?" Tanya Akbar.

"Apa? Dijodohin? Sama siapa pa?"

"Ekhem." Angkasa merapikan kerah bajunya sembari menatap Kirana dengan senyum lebarnya.

Kirana menggeleng, ia menatap papanya. "Papa nggak mungkin khilaf ngejodohin aku sama kembarannya jarjit temennya si upin ipin kan pa?" Tunjuknya pada Angkasa.

"What? Gue seganteng ini lo katain kembarannya jarjit? Sehat kan mata lo?" Angkasa protes.

"Pa, nggak mungkin kan pa?"

Akbar tersenyum. "Maaf sayang, tapi emang bener papa pengen ngejodohin kamu dengan Angkasa."

"Nggak! Aku pengen dijodohin asal jangan sama dia!" Tunjuknya pada Angkasa.

"Kenapa si Ki? Gua kurang apa coba, gua ganteng, kaya, pekerja keras, gue...."

"Lo kurang malu! Dasar kaum sodom."

"Heh Ki mulut lo ya! Yakali gue kaum sodom!" Angkasa tersentel, tak terima dengan perkataan Kirana.

Akbar tertawa, "ini alasan kenapa papa ingin ngejodohin kalian. Rumah pasti bakalan rame terus."

"Pa please, jangan jodohin aku sama orang ini." Kirana memelas.

"Tapi kamu udah janji bakalan ngabulin permintaan papa."

Kirana menghela napas, ia mengusap wajahnya. "Terserah papa deh." Kini ia hanya pasrah.

"Terima kasih sayang."




























Enjoy the story 👍

Jangan lupa tinggalkan jejak ♥

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang