dua

24 7 1
                                    

Happy Reading ❤


Pernikahan akan berlangsung lima hari lagi, hari ini Kirana dan Angkasa akan fiting pakaian pernikahan mereka.

"Senyum dikit dong sayang." Syifa, mama Kirana menggoda putrinya.

"Gimana aku mau senyum ma. Orang aku nikah sama om-om mesuk kayak dia." Kirana menunjuk Angkasa yang memasang wajah polosnya. Pria itu sibuk memakan risol mayo buatan Syifa.

"Gue mulu dah yang lo tunjuk Ki. Gue lagi anteng nih makan risol."

"Emang lo mesum kan!" Ketus Kirana.

"Udah, udah. Habisin dulu cemilannya baru kalian otw."

"Oke tan."

"Mama, kan bentar lagi tante jadi mama kamu juga." Syifa tersenyum.

"Oke ma."

"Bacot." Ujar Kirana dengan nada pelan.

Kirana masuk ke dalam mobil, dengan sengaja ia membanting pintu mobil Angkasa yang bermerk ferrari itu.

"Anjir Kirana!" Angkasa terkejut bukan main. "Lo kenapa dah, main banting-banting pintu mobil, kaget gue." Pria itu mengelus dadanya.

"Bodo." Ia kemudian menendang kaki Angkasa.

Angkasa hanya menggeleng, ia mengerti kenapa Kirana bersikap demikian.

"Lo jangan ngamuk mulu dah Ki. Ada waktunya lo ngamuk, pas kita malam pertama nanti."

"Diem lo!" Kirana melotot. Bagaimana bisa pria dihadapannya ini berbicara se vulgar itu padanya.

"Sabuk pengamannya mau lo pake sendiri atau gue pakein? Lumayan nih, tangan gue pasti nyentuh te..."

PLAK!!

Kirana menempeleng mulut Angkasa. "Diem, atau gue gorok leher lo." Ancam Kirana.

Bibir Angkasa mengerucut. "Lo nggak sopan sama gue Ki. Gue ini lebih tua dari lo tahu!"

"Masalahnya lo juga nggak sopan ke gue bajingan!!"

"Bercanda Ki, bercanda."

Angkasa dan Kirana berjalan beriringan memasuki sebuah butik yang terbilang cukup ternama di kota. Mereka disambut oleh beberapa pegawai disana.

"Selamat siang. Atas nama Bapak Angkasa dan Nona Kirana?"

Alis Angkasa mengerut. "Kok saya di panggil bapak, dia dipanggil nona si mbak?" Protes Angkasa.

"Dia ini calon istri saya, saya bukan bapaknya. Enak aja manggil bapak." Lanjutnya.

Kirana yang mendengarnya hanya bisa menggeleng, ia mencubit pinggang Angkasa. Pria itu menoleh, dan langsung mengulum bibirnya saat mendapati tatapan membunuh Kirana.

"Eh, maaf pak. Kami tidak bermaksud demikian."

Angkasa hanya mengangguk, "tunjukin beberapa gaun terbaik kalian."

"Baik, silahkan." Pegawai butik itu menuntun Kirana dan Angkasa.

"Ini koleksi gaun terbaru kami, semuanya ini rancangan desainer ternama."

Angkasa menunduk, menatap Kirana yang mengedarkan pandangannya. Pria itu tersenyum, ia mengusap kepala Kirana.

"Pilih gih."

"Silahkan dipilih, jika ada kendala tuan bisa menekan bel yang ada diatas meja." Ucap pegawai tersebut.

"Ok."

"Saya permisi dulu."

Kirana mulai memilih beberapa gaun. Di belakangnya ada Angkasa yang terus menatapnya. Pria itu tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang