empat ( ponsel retak )

6 0 0
                                    

Saat ini aku berada di depan pintu, haruskah ku ketuk dahulu atau langsung masuk saja?

Soalnya pintunya tidak terkunci dengan benar.

Apa perasaan mu ketika baru saja masuk sekolah tapi di paksa libur lagi?

Menyebalkan bukan?

Itulah yang saat ini aku alami. Ketika kedua orang tuaku tau apa yang baru saja terjadi pada diriku, dengan wajah khawatirnya mereka langsung memanggil dokter paling terkenal di Jakarta. Padahal diriku hanya luka kecil saja.

Dan aku di larang untuk pergi ke sekolah sampai diriku benar-benar pulih katanya.

Aku berguling bosan di kasur, saat ini sudah pukul 12 siang, dan aku belum beranjak sedikitpun dari kasur. Aku sudah mengabari Aquila dan Amora bahwa diriku tidak bisa sekolah hari ini menggunakan ponsel ku yang hancur ini, syukur-syukur sih masih bisa di pakai, karena ponsel baruku belum di belikan, aku terpaksa memakai nya untuk sementara waktu.

Ah, apakah seorang bumi angkasa Ariestya akan membelikan nya? Kita tunggu saja, yang aku tau dia dan keluarganya itu konglomerat. Yah, berharap saja dia memberikan sedikit uangnya untuk ganti rugi.

Aku tidak salah kan? Lagian dirinya sendiri yang membuat ponselku rusak. Wajar bukan jika aku meminta ganti rugi.

Aku memutuskan untuk bersih- bersih  kemudian memutuskan untuk turun ke bawah, aku berjalan menggunakan tongkat, karena ternyata terdapat cedera di beberapa bagian tubuhku.

Aku duduk di samping mama yang sedang membaca majalah, katanya hari ini jadwal syuting nya libur.

"Kalo masih sakit di kamar aja zav, ngga usah di pake gerak dulu," omel mamaku.

Aku memberenggut, "Zavi udah baik-baik aja kok, bosen tau rebahan terus."

"Berarti kemarin Pemotretan kamu dengan majalah terkenal itu di batalkan?"

Mama sepenuhnya menghadapku ketika melontarkan pertanyaan itu, aku hanya mengangguk, "lebih tepatnya di undur sih, di ganti sama yang lain dulu."

Aku kemudian menghela nafas bosan, tv di depan sana menampilkan berbagai iklan layanan masyarakat.
Terkadang dari beberapa iklan itu, aku menemukan wajah mama yang ikut serta dalam iklan tersebut.

Aku kadang bertanya, apakah mama tidak merasa aneh melihat wajahnya dalam iklan setiap hari? Dan jawaban wanita muda itu hanya simpel, kalau aneh ya tinggal matiin tv-nya, gampang. 

Yah, sesimpel itu hidup beliau, berbeda dengan ayahku yang super duper ribet, jika di rumah ada saja hal yang dirinya permasalahkan, bahkan ikan  emas peliharaan nya mati satupun manusia satu itu akan heboh. For your information ayahku itu sangat suka sekali memelihara ikan, jadi jangan heran ketika berkunjung ke rumah ku banyak sekali jenis ikan disini.

Ngomong-ngomong aku jadi merindukan ayahku, sudah 3 hari beliau di Amsterdam, urusan bisnis katanya, aku tak boleh tau apa urusannya. Soalnya katanya nanti aku tak di belikan oleh-oleh jika terus bertanya.

"Kangen ayah deh, lagi apa ya Sekarang ma?" Tanyaku pada mama yang kembali fokus pada majalah yang ia baca, kaca mata bertengger manis di hidung mancungnya, ah cantik sekali mamaku itu.

Our Beautiful JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang