TERLAHIR KEMBALI SEBAGAI GADIS NAGA DENGAN SISTEM

211-220

Bab 211 - Uji Coba Bertahan Hidup/Penjara Bawah Tanah Dronic Bagian 18

"Mama!?" Wajah Deeder memucat melihat ibunya berdiri disana dengan pisau di tangannya. Dia berbalik dan menatap dua gadis yang ada di belakangnya, keduanya memelototinya seolah ingin membunuhnya. Selain itu, pergelangan tangannya juga hancur total. Sepanjang waktu Kana mengira gadis-gadis itu sedang memelototinya, sebenarnya mereka sedang memelototi Deeder.

"Dasar binatang kecil! Kamu berani menggoda tamuku padahal kamu punya dua istri muda di sampingmu!? Lihat berapa umurmu, dan kamu mencoba merayu gadis muda seperti itu!" teriak Cia. Wajahnya memerah karena marah saat dia memandang putranya yang tidak berguna.

"Bu, bukan itu yang ibu pikirkan! Gadis ini memanggilku dan pergelangan tanganku patah!" Deeder dengan cepat mencoba menjadikan semua kesalahan Kana.

"Kamu pikir aku bodoh!? Aku bisa tahu dari ekspresi istrimu bahwa kamu merayu wanita muda yang malang itu! Untung dia bisa melindungi dirinya sendiri, atau kamu mungkin akan memaksakan diri pada gadis malang lainnya. Tahukah kamu mereka memanggilmu apa di ibu kota? Si pemalas! Semua gadis tahu untuk tetap berada di dalam rumah saat kamu berjalan di jalanan, atau mereka akan berakhir seperti gadis-gadis malang ini. Kamu mungkin anakku, tapi bahkan aku muak dengan kamu. Berapa umur gadis-gadis ini ketika kamu memaksakan diri pada mereka!? Mereka baru saja menginjak usia! Sekarang ada Satuan Tugas Piddler yang memperingatkan semua wanita muda ketika kamu muncul!

"Tahukah kamu betapa malunya kamu kepadaku !?" Dada Cia naik turun saat dia berteriak. Dia belum pernah begitu marah sejak orang tua menantu perempuannya yang malang datang kepadanya dan mengeluh tentang putranya yang melakukan perbuatan mengerikan seperti itu!

"Bu, tunggu, itu sebenarnya bukan aku... Aduh! Bu, kenapa ibu memukulku!? Tunggu, kenapa ibu memukulku dengan pisau!?" Deeder sangat ketakutan! Sepertinya ibunya sudah gila total!

"Kamu tahu hukum di kerajaan ini adalah jika kamu membawanya ke dunia ini, kamu bisa mencabutnya! Aku menggunakan hakku!" Cia mengangkat pisau di tangannya sambil menoleh ke dua gadis yang berdiri di samping dan tersenyum manis kepada mereka: "Jangan khawatir, gadis-gadis, aku tidak akan mengusirmu. Kamu akan tetap menjadi putriku. Aku bahkan akan membantumu menemukan seseorang untuk dinikahi ke dalam keluarga. Jadi bantulah aku dan tahan bajingan kecil ini!"

"Ya, Bu!" Kedua gadis itu tidak terdengar sedih atau sedih karena suami mereka akan dibunuh dengan darah dingin. Mereka bahkan tersenyum cerah dan berlari untuk membantu Cai menahan Deeder!

Kana, yang menyaksikan semua ini dari samping, terkejut dengan apa yang terjadi. Deeder berusaha mendorong istrinya menjauh dan melarikan diri sementara ibunya sendiri menikamnya dengan pisau. Terlebih lagi beberapa penjaga telah masuk dan bahkan berdiri di samping untuk menonton pertunjukan, tidak menunjukkan tanda-tanda akan bergerak! Kana benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Bayangkan suatu negara memiliki undang-undang yang menyatakan bahwa jika seorang ibu menganggapnya pantas, dia dapat membunuh anak-anaknya. Dia benar-benar tidak tahu harus memikirkan apa tentang peraturan seperti itu. Ya, dia telah melihat banyak hal di penjara bawah tanah ini. Monster memakan keturunannya untuk bertahan hidup dan yang lainnya, tetapi ini berada pada level yang berbeda.

Tak lama kemudian ruangan itu dipenuhi bau besi, saat Deeder terbaring di tanah dalam genangan darah, kedua gadis yang pernah menjadi istrinya itu melompat kegirangan dan tertawa seolah-olah iblis besar telah terbunuh. Cia menjentikkan pisaunya dan kembali menghadap Kana sambil tersenyum: "Maaf, sayang. Aku tidak ingin membuatmu mengalami peristiwa traumatis seperti itu, tapi ini adalah sesuatu yang sudah lama terjadi. Aku akan mengambilkan sarapanmu segera siap."

Begitu Kana mendengar makanan, dia benar-benar melupakan semua yang terjadi sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kedua gadis sebelumnya berjalan ke arah Kana dan menundukkan kepala mereka: "Apakah kamu keberatan jika kami bergabung denganmu?"