Code Black

14 4 4
                                    

Happy reading~
.
.
.

Tim paramedis segera bersiap pergi ke TKP setelah mendengar panggilan dengan Code Black. Code Black merupakan Kode yang dikeluarkan saat seseorang nyawanya terancam.

Seol bersama rekannya sampai di TKP, petugas Kepolisian sudah berada disana juga. Seorang pria diduga hendak melalukan pembunuhan terhadap wanita paruh baya pemilik kedai.

"Jangan bergerak! Atau aku akan menghabisinya" Ancam pria itu.

Tim Jatanras Kepolisian Metropolitan Seoul datang. Pria itu semakin panik melihat mereka datang. Nam Gil memikirkan cara untuk membujuk pria itu agar sedikit lengah. Nam Gil menoleh ke arah Jongho "Bergerak perlahan saat aku bernegosiasi dengannya" Bisiknya, Jongho mengangguk mengerti.

"Kami akan beri kau pilihan. Lepaskan wanita itu dan kau akan mendapatkan keringanan hukuman, atau mungkin bisa saja kau akan dibebaskan" Nam Gil mencoba bernegosiasi.

"Kau pikir, aku akan percaya begitu saja?! Kalian semua adalah penipu!" Bentak pria itu.

Melihat ada petugas yang bergerak, pria itu menempelkan ujung pisau ke leher wanita itu, membuat petugas tersebut diam tak berani bergerak. Nam Gil melirik ke arah Jongho yang sedang bergerak perlahan mendekati pria itu.

Nam Gil tidak punya pilihan lain, meski sangat berisiko tapi ia harus melakukannya. Nam Gil maju selangkah, membuat pria itu mundur beberapa langkah.

"JANGAN BERGERAK! JIKA KAU MELANGKAHKAN KAKIMU LAGI, AKU AKAN MENGHABISINYA!" Ancamnya.

Seol sangat khawatir dengan wanita itu. Ia hendak bergerak maju, namun Nam Gil menahannya "Jangan..." Ucap Nam Gil pelan. Seol menoleh ke arah Jongho yang hampir berhasil mendekati pria itu. Jongho ketahuan, pria itu menekan ujung pisau ke leher wanita itu. Jongho dengan mengambil langkah panjang menghampiri pria itu dan berusaha melepaskan wanita baruh baya tersebut.

BUGH!!!

Satu pukulan berhasil mengenai wajah pria itu yang membuatnya kehilangan keseimbangan tubuhnya. Nam Gil segera membawa wanita tersebut ke ambulance bersama dengan Seol.

"Sial!" Decak pria itu.

Tidak ada yang berani membantu Jongho melawan pria itu. Meski petugas dan detektif memiliki pistol, namun mereka tidak bisa seenaknya menggunakannya. Pria itu menodongkan pisaunya, membuat semuanya perlahan mundur. Jongho mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kepala.

"Taruh pisaumu. Kami tidak akan melukaimu" Jongho mencoba membujuk pria itu.

Pria itu semakin mendekat "Taruh senjata kalian!" Pinta pria itu. Semuanya menuruti permintaannya, kini Jongho dan pria itu sama-sama menaruh senjata yang mereka pegang. Keduanya dalam posisi jongkok, Jongho mengernyitkan alisnya saat pria itu tiba-tiba menyeringai.

SRAKK!!!

Pria itu berhasil mengelabui Jongho. Dengan cepat kilat pria itu mengambil kembali pisau nya, kemudian mengayunkan pisaunya ke wajah Jongho. Jongho yang wajahnya terkena goresan ujung pisau memejamkan matanya karena terkejut. Dong Sik segera membekuk pria itu, dibantu dengan Jin Sung.

"Kalian tidak boleh menangkapku!" Pria itu berontak.

"Aishh...berandal ini banyak bicara!" Ketus Dong Sik.

Dong Sik menyeret pria itu masuk ke dalam mobil polisi, sedangkan Jin Sung menghampiri Jongho yang masih tetap di posisi yang sama. Jin Sung melihat darah keluar dari pelipis Jongho. Jin Sung hendak memapah Jongho ke ambulance "Aku bisa jalan sendiri" Tolak Jongho. Disana ada Seol yang baru saja selesai mengobati luka di leher wanita tersebut. Lukanya tidak terlalu dalam, tapi tetap saja harus mendapatkan perawatan yang tepat agar tidak menimbulkan infeksi.

"Tolong obati dia juga..." Pinta Jin Sung.

Nam Gil menatap Jongho,

"Arghhh!"

Pukulan yang menghasilkan suara terdengar lumayan nyaring, disertai dengan ringisan yang keluar dari mulut seorang pria dihadapan Nam Gil, membuat Seol, Jin Sung, dan wanita itu terkejut. Bagaimana dengan Nam Gil? Dia santai saja, karena yang melakukan hal tersebut.

Yaaaa, Nam Gil memukul luka di pelipis Jongho. Jin Sung menatap Jongho ngilu-ngilu sedap. Bagaimana dengan sang empu? Jongho menunduk dengan mata yang terpejam dan tangan yang menutupi wajahnya. Setelah puas menggoda keponakannya, Nam Gil pergi begitu saja "Tolong obati dia..." Pinta Nam Gil sebelum pergi.

"Lee Hyeongsanim, bisakah kau membawa Bibi ini ke tempat aman?" Pinta Seol.

"Ah! Tentu saja...mari..." Jin Sung menuntun wanita itu pergi.

Seol bersiap untuk mengobati Jongho. Jongho memalingkan wajahnya, Seol yang hendak membersihkan luka dan darah diwajah Jongho, mendengus kesal. Seol sengaja menekan bagian pelipis Jongho yang terluka.

"Pelan-pelan!" Decak Jongho.

"Bagaimana aku bisa mengobatimu, kalau kau memalingkan wajahmu seperti itu?! Menyebalkan sekali!" Gerutu Seol.

Dengan terpaksa, akhirnya Jongho menghadap ke arah Seol. Seol menghela nafas, lalu dengan telaten membersihkan luka Jongho. "Kau memang keras kepala" Cibir Seol yang sedang sibuk membereskan peralatan. Helaan nafas keluar dari mulut Jongho.

"Terimakasih..." Ucap Jongho, lalu pergi. Seol menatap kepergian Jongho sembari menggelengkan kepalanya. Seol mengira kalau Jongho adalah pria baik, ternyata dugaannya salah. Jongho ternyata pria yang menyebalkan.

"Tuhan, jangan pertemukan lagi aku dengan pria menyebalkan itu" Gumam Seol.

🔥🔥🔥

Di ruang interogasi, dihadapan Jin Sung terdapat pria bernama Han Min Sik. Pelaku ancaman pembunuhan. Jin Sung mengetuk meja dengan bolpoin nya, menunggu Min Sik buka suara. Sesampainya Han Min Sik di kantor polisi dan memasuki ruang interogasi, dia enggan berbicara sama sekali. Disamping ruang interogasi ada Nam Gil dan Dong Sik yang memantaunya.

"Timjangnim, aku rasa...kesehatan mentalnya terganggu" Kata Dong Sik.

Nam Gil menghela nafas, Han Min Sik benar-benar kuat dengan pendiriannya untuk tetap bungkam.

CEKLEK!

Jin Sung menoleh memperlihatkan Jongho baru saja memasuki ruang interogasi. Jongho duduk di samping Jin Sung, pria itu terkekeh saat melihat Jongho datang.

"Dia enggan bicara" Kata Jin Sung.

"Api...boom! Hahaha!" Racau Han Min Sik.

"Apa?". Jin Sung sedikit mendekat ke arah pria itu agar bisa mendengar apa yang dia katakan.

"Choi Jongho? Hahaha!" Jongho mengernyitkan alisnya "Dasar bodoh!" Pria itu melotot ke arah Jongho, tak lama kemudian pria itu tertawa lagi.

Jongho dan Jin Sung meninggalkan Han Min Sik, keduanya beralih ke ruangan disampingnya.

"Bagaimana dia bisa tahu namamu?" Tanya Jin Sung.

"Seseorang pasti sudah mengawasi kita sejak awal kasus kebakaran dan pembunuhan terjadi" Sahut Nam Gil.

"Pelaku sepertinya tertarik padamu" Sambung Dong Sik.

Jongho tak bergeming, matanya menatap lurus ke arah Han Min Sik.

Drrrrtttt!

01592xxxxx

"Itaewon, Saengguk R-15. 10:00pm"

Nam Gil, Jin Sung, dan Dong sik menatap Jongho, menunggu sang empu bicara. Jongho kembali menatap Min Sik, sepertinya ia harus bicara dengannya. Jongho masuk ke ruang interogasi, ia melemparkan ponselnya ke meja. Min Sik mengambil ponsel itu dan melihat isi pesan tersebut. Min Sik tiba-tiba tertawa kembali sambil menatap Jongho.

"Itu maksud dari kau bilang tadi?" Tanya Jongho.

"Cari tahu aja sendiri" Cemooh Min Sik.

Jongho menghela nafas, Min Sik melambaikan tangannya meminta Jongho mendekat. Jongho mendekat, Min Sik terkekeh dan berbisik "Akan ada banyak korban" Jongho mengernyitkan alisnya.

Thanks for reading❤
See you in next chapter❤

||ENDLESS|| •HIATUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang