Dua

84 5 1
                                    

    Nesha tersenyum manis saat memerhatikan Aldi yang tampak lihai mengoper bola kesana kemari. Sudah sejak dulu ia menyukai lelaki itu. Tetapi baru-baru ini ia berani mendekatinya. Ia juga tahu jika Aldi sudah memiliki kekasih. Tetapi ia tidak mempedulikannya. Ia akan tetap mendekati Aldi sampai lelaki itu menjadi miliknya.

    Nesha mengambil air mineral yang tergeletak di depannya. Air mineral itu memang di khususkan untuk para pemain futsal yang sedang latihan. Ia pun berjalan mendekati Aldi yang sedang beristirahat di pinggir lapangan.

    "Buat lo," kata Nesha dengan nada manjanya.

    Aldi menatap Nesha dan air mineral yang ada di tangannya bergantian. "Gue nggak minat. Kasih ke orang lain aja."

    "Nggak minat gimana. Lo pasti kehausan karena latihan, kan. Jadi lo harus minum dulu," paksa Nesha.

    "Gue nggak pengen minum. Kalopun gue pengen minum, gue bisa ambil sendiri," tolak Aldi dengan tegas.

    Aldi memang tidak pernah melarang Nesha untuk mendekatinya atau selalu berada di sampingnya. Tetapi sikap ketus dan dingin yang ia tunjukkan sudah menjadi kode jika ia tidak menyukai keberadaan gadis itu di sekitarnya.

    Nesha tersenyum kecut. Selalu seperti itu saat ia berada di samping Aldi. Lelaki itu selalu menghiraukan kehadirannya. Padahal ia ingin berada di samping lelaki itu terus menerus.

    "Kenapa sih, Ald. Kayaknya lo nggak suka banget kalo gue deketin," ketus Nesha.

    "Gue udah punya pacar kalo lo lupa," kata Aldi sembari mengusap keringat yang ada di dahinya.

    "Salsha maksud lo?" Nesha menaikkan sebelah alisnya ke atas. Ia juga tertawa pelan. "Lo masih ngakuin cewek culun itu sebagai pacar lo?"

    "Emang dia pacar gue, kan. Semua orang disini juga tahu," kata Aldi.

    "Tapi dia nggak pantas sama lo, Ald. Lo harus sadar sama level kalian berdua. Kalo lo masih sama dia terus, itu sama aja nunjukin kalo tipe cewek lo rendahan banget," kata Nesha. Ia mencoba untuk mempengaruhi Aldi agar mau memutuskan hubungannya dengan Salsha, gadis culun itu.

    Aldi menatap Nesha dengan tajam. Jika bukan karena Nesha adalah teman sekelasnya, mungkin sekarang ia sudah bersikap kasar kepada gadis itu. Ia tidak suka ucapan Nesha yang merendahkan Salsha seperti itu. Hanya dia dan kedua temannya yang boleh merendahkan Salsha.

    "Trus yang pantas buat jadi pacar gue itu siapa, Nesha?" tanya Aldi sembari memperhatikan penampilan Nesha dari atas sampai bawah. "Elo? Lo bukan tipe gue. Jadi lo bisa nyari laki-laki lain."

    Aldi tersenyum miring dan berjalan meninggalkan Nesha yang ingin menghentakkan kakinya kesal. Ini bukan kali pertama Aldi bersikap dingin seperti itu kepadanya. Tetapi Nesha tidak akan mundur dan menyerah begitu saja. Ia akan membuktikan jika ucapan Aldi barusan salah. Aldi akan menjadi miliknya dan meninggalkan gadis culun itu.

    Aldi mengambil air mineral dan meneguknya hingga kandas. Vino dan Andre yang sudah selesai latihan itu pun mendekati Aldi. Sebelumnya mereka melihat interaksi antara Aldi dan Nesha. Dan juga wajah kecut Nesha saat Aldi pergi meninggalkannya.

    "Kenapa lagi lo sama Nesha?" tanya Andre ingin tahu. "Gue lihat dari jauh, kayaknya lo adu bacot sama dia. Mukanya sampe bete gitu."

    "Biasa, dia ngasih perhatian gitu sama gue. Tapi nggak gue ladenin. Dia juga nyuruh gue buat putus dari Salsha. Enak banget 'kan mulutnya ngomong gitu," kata Aldi.

    Vino yang sedang mengelap keringatnya pun mengeluarkan suaranya. "Tapi gue setuju sama apa yang Nesha bilang, man. Harusnya lo putus saja Salsha. Ayo dong, upgrade cewek. Masa tipe lo yang kayak dia sih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HURTED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang