"Jeno-ya, aku mencintaimu Jen, sungguh" seorang gadis mencegah Jeno untuk pergi dari sana, sedangkan Haechan dan Chenle yang baru saja dari toilet menatap datar sosok wanita itu, Jeno belum menyadari kalau interaksi nya dengan wanita yang mengaku mencintai Jeno itu tau ada dua orang, yang satu tersenyum miring, yang satu lagi menatap mereka berdua nyalang. "Kau tidak tuli kan, aku sudah punya kekasih, ini peringatan pertama dan terakhir dariku" si gadis yang tidak terima di tolak oleh Jeno langsung menarik kerah baju nya dan mencium Jeno yang tiba-tiba membeku. Chenle melirik Haechan yang nampak nya lelah menghadapi banyak nya pelacur seperti mereka itu, tanpa mau repot-repot Haechan berbalik ingin pergi tapi panggilan Chenle untuk Jeno menghentikan langkahnya dan membuat nya mendecak malas."Jeno Hyung" Jeno yang tersentak langsung mendorong tubuh Karina, dia menoleh ada Chenle dan Haechan yang sudah berbalik dan berada sedikit di belakang Chenle, sudah bisa ia gambar kan kalau Haechan salah paham karena melihat nya dengan gadis itu. "Haechan-ah" Jeno ingin menghampiri Haechan, tapi lengan nya di tarik Karina. "Jen, aku mohon" Jeno mendesis tidak suka, Haechan langsung bergegas pergi. "Aku sudah bilang tidak bisa, itu artinya tidak bisa" Jeno menghempaskan tangan si gadis dan mengejar Haechan yang nampak nya ke arah atap.
Karina yang mau menyusul Jeno, langsung di cengkeram lengan atas nya oleh Chenle yang masih menatap nya tajam. "Kau harus nya bersyukur, aku hanya akan memperingati mu, tidak akan menghancurkan dirimu seperti yang sudah-sudah" ntah apa yang dimaksud ucapan Chenle, tapi Karina dapat menangkap kalau ucapan pemuda China itu tidak main-main karena tatapan mata nya. "Jangan mendekati satupun di antara kami, atau,,," Chenle mendekatkan mulutnya ke telinga Karina lalu berbisik. "Bukan hanya grup mu yang ku hancurkan, tapi juga keluarga mu akan ku buat jatuh tanpa bisa untuk bangkit" setelah nya Chenle meninggalkan gadis cantik yang menegang karena bisikan mengerikan dari nya.
"Sudah kubilang kan, kalau Jeno tidak suka padamu, kenapa kau ngotot sekali" ujar salah satu member dari grup nya.
"Ingat eonni, jika ada sesuatu dengan grup ini, kau orang pertama yang akan kusalahkan, juga ingat!! Jangan menyentuh nya, karena akupun tidak akan membiarkan mu" ningning langsung melenggang pergi, dia sudah berulang kali mengingat kan pada leader nya itu, untuk tidak main-main dengan anak dream tapi lihat, tidak ada satu katapun yang di dengar nya, setelah ini jika memang terjadi hal buruk pada keluarga atau grup nya dialah orang yang patut di persalahkan. "Chenle tidak mungkin melakukan itu, kami satu agensi"
"Satu agensi, tidak akan mengubah apapun!! Kau akan mendapatkan ganjaran atas apa yang kau lakukan" Jaemin bersender pada tembok yang ada di lorong gedung perusahaan mereka, ya mereka masih berada di area kantor agensi. "Jika kau nekat, buka hanya Chenle, akupun akan ikut andil di dalam nya" Karina langsung pergi, sungguh senyum Jaemin sangat menakutkan untuk nya, memang anak dreamis sudah lama membiarkan gadis itu, bukannya menjauh malah semakin menjadi.
"Mereka menakutkan" Karina pikir, gadis yang di pacari Jeno begitu beruntung karena di cintai oleh pria yang ia cintai, dan lagi member dream maju langsung ketika mengetahui ulahnya barusan, secantik apa memang dia?? Begitu lah kira kira yang ada di pikiran Karina, tidak tau saja kalau orang beruntung yang dimaksud nya itu adalah salah satu member dream sendiri.
Kita ke atap.
"Sayang," Haechan terus berjalan mundur ketika Jeno mencoba meraih tangan nya. "Tangan itu yang kau buat untuk menyentuh pundak nya tadi, lalu bibir itu yang kau gunakan untuk mencium nya, aku tidak mau kau sentuh dengan tangan kotor mu, aku tidak mau tertular parasit seperti nya" Haechan menunjuk satu persatu tubuh Jeno yang tadi di pegang oleh Karina, bahkan dia enggan menyebutkan para gadis yang selalu mengganggu milik nya. Ini bukan yang pertama kali, selain Jeno, Mark, Jaemin juga menjadi salah satu dari mereka yang selalu di perebutkan paa gadis gila obsesi itu.
"Sayang, jangan mundur terus, nanti kau jatuh, aku bisa menjelaskan semuanya, bukan kah kau melihat nya sendiri tadi, bukan aku yang mencium nya" Haechan menggeleng, dia tetap tidak suka milik nya di sentuh wanita lain. "Aku mau pergi, jangan mengikuti ku atau menelfon ku" Haechan menggeser tubuhnya lalu melewati Jeno yang mengusak wajah nya kasar, sungguh kalau Haechan sudah seperti ini, akan sulit untuk Jeno menjelaskan tentang Karina yang tiba-tiba mencium dan menarik nya untuk bicara tadi. "Ingin rasanya aku mengumpan kan mu pada piranha milik Jaemin" mata Jeno menggelap, dia tidak akan memaafkan gadis itu jika Haechan tidak kunjung memaafkan nya juga.
"Mau kemana??" Renjun melihat Haechan yang mengambil tas nya dengan kasar dan bergegas, tapi sebelum Haechan mencapai pintu Renjun sudah menahan nya. "Aku mau pulang" Chenle langsung berdiri, menyambar tas nya lalu menggandeng tangan Haechan dan meninggalkan ruang latihan, tanpa mengatakan apapun pada yang lain, Jaemin yang memang tau hanya bisa menghela nafas nya. "Kenapa tiba-tiba mood nya buruk begitu" tanya Renjun paa Jaemin, karena si Jaemin lah yang tadi menawarkan untuk menyusul Haechan dan Chenle karena mereka berdua pamit ke toilet tapi lama kembali nya. "Biarkan saja, percaya sama Chenle" Ji-Sung mendesah pasrah, hari ini seharusnya Haechan bersama nya tapi sepertinya harus batal.
"Haechan benar-benar pergi," tanya Jeno yang baru saja kembali masuk ke ruang latihan. "Kau pikir" saut Jaemin ketus, kalau kekasih mereka kesal, bukan hanya satu orang yang menjadi musuhnya tiba-tiba, tapi semua orang akan ikut merasakan akibatnya. "Maka nya, jangan asal mau mau saja kalau ada gadis yang mengajak bicara, begini kan hasilnya" Renjun langsung menatap Jeno tajam, lebih tepatnya meminta penjelasan. "Aku tidak tau, kalau dia masih saja keras kepala"
"Argh,, sial!! Harus nya ini hariku" kesal Ji-Sung, dia langsung menyambar tasnya dan pergi keluar. "Aku butuh penjelasan mu Lee" Jeno hanya bisa mengangguk lemas, belum membuat Haechan kembali, sudah harus di hadapkan dengan Renjun, Mark menepuk pundak nya pelan dengan senyum tipis, dia sudah merasakan nya, jadi hanya perlu menyemangati Jeno agar tidak tertekan dengan nasib yang sama. "Sabar, nikmati hasil ulahmu" pada akhirnya mereka semua memilih kembali ke dorm, untuk Haechan, Jeno akan mencari cara lain nanti. "Hah,,, wanita brengsek, dia menempatkan ku dalam situasi ini, awas saja kau" bisiknya penuh dendam, Jeno akan memberi pelajaran pada Karina nanti, sebab dialah dalang dari kekesalan Haechan padanya.
Sedangkan Haechan, dia bersandar pada dada bidang Chenle, memang tidak sebesar Jeno atau Jaemin, tapi tetap nyaman karena Chenle juga kekasih nya. "Mau makan apa?? Aku yakin kau pasti lapar setelah aku makan" tangan nya dibuat untuk mengelus surai si manis nya. "ish,,, aku mau makan masakan China," Chenle tertawa saat Haechan meninju perutnya main main, iya jika kalian menebak mereka habis melakukan yang iya iya, seratus untuk kalian. "Oke" Chenle menekan telfon yang ada di nakas nya. "Siapkan masakan China, kekasih ku mau makan itu" tidak perlu menunggu jawaban, karena maid yang mendengar nya pasti langsung melakukan tugas mereka.
"Bagaimana kalau kita bermain lagi, sembari menunggu makanan nya jadi" tangan nakal nya sudah bergerilya di tubuh Haechan. "Eumhhhhh,,, of course, aku milikmu hari ini" bisik Haechan sensual.
Gimana chap pertama nya??
Seru tidak??
Suka ngk??
Votemen dong!!
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!!☺️
Mian ya, karena tidak terpikir nama karakter cewek lain yang bisa kubuat sama Jeno.
Oke sekian, terima sayang, eh .. terima Haechan 🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUCIAL (Haechan x Dream) 🐻♥️🌚 FINISH
Short StoryHaechan dengan dreamis, sudah pasti Harem ya. book kesekian yang isinya Haechan Harem, suka silahkan baca, ngk suka silahkan minggat. rate: bisa kasar, bisa Alus, bisa kalem, bisa juga barbar. jadi, baca selengkapnya aja, ada gambar 🌚 berarti tid...