Part 13

813 79 7
                                    

Haechan menarik nafas panjang dengan mata terpejam, ia menikmati setiap hembusan angin yang meniup pelan helaian rambutnya, ada senyum tampan disamping kanan pemuda manis itu.

"Bagaimana?? Sesuai permintaan Haechan tidak??" Kepala bulat itu ia buat menoleh dengan mata yang perlahan terbuka, lalu memberikan cengiran lebar ala beruang manis itu.

"Disini nyaman, tenang, damai, aku boleh melakukan apapun kan, Na" sang suami mengusap sayang si manis. Ia bubuhkan kecupan penuh cinta di pelipis Haechan.

"Boleh sayang, asal selalu minta ijin dan salah satu dari kamu ada yang menemani" Chenle menyusul keduanya, ia tidak ikut menyiapkan keperluan sebelum berangkat ke Swiss, pemuda china itu berangkat dari rumah nya, hanya membawa satu tas kecil dan dompet yang isinya sudah pasti unlimited, alias tidak ada habisnya walaupun tujuh turunan.

"Sayang, masuk yuk!! Disini dingin lama-lama" memeluk Haechan dari belakang menumpu pada bahu sempit Haechan.

"Sebentar lagi" pinta si manis, Chenle dan Jaemin sama-sama membiarkan sampai Haechan mau masuk bersama mereka, saat ini ketiga nya tengah berdiri di balkon tempat Mark menyewa satu buah villa yang cukup besar untuk di huni nya bersama yang lain selama dua minggu ke depan, Mark benar-benar merealisasikan tujuan nya untuk membahagiakan Haechan.

"Hey" teriak Renjun dari arah pintu, ketiga nya menoleh. "Ayo turun, kita bahas dulu destinasi yang akan di kunjungi besok sampai waktu liburan kita habis" Haechan langsung menggandeng lengan Chenle dan berjalan di ikuti Jaemin, Renjun tersenyum mencium bibir Haechan setelah sang pujaan sampai di pintu.

"Mau aku gendong, aku yakin sayangku ini lelah setelah perjalanan panjang kita" Haechan menggeleng, ia tau kalau Renjun juga sama lelahnya.

"Aku tidak apa-apa kok, masih kuat jalan, bahkan untuk melayanimu aku pun sanggup" goda Haechan mengerlingkan matanya.

"Astaga, kenapa jadi genit begini sihh" ujar Renjun dengan tawa nya.

"Hihi, siapa tau ada yang mau!! Kan rencana nya memang honeymoon" Chenle dan Jaemin terkekeh mendengar perkataan si manis.

"Iya juga sihh, tapi kan masih ada hari esok sayang, kita baru sampai lhoo" kata Jaemin yang kini beralih mengangkat tubuh Haechan dengan santainya.

"Ishh, Na!!" Ia ingin protes, tapi Jaemin melarang kekasihnya itu untuk bicara dengan kecupan ringan di bibir nya.

"Sst, tidak ada penolakan baby" bibir mungil itu mengerucut lucu, ketiganya menuruni tangga dengan kekehan gemas.

°°°°°°°

"Mau kemana dulu ini??" Tanya Mark, ia memangku kesayangan nya dengan mengelus pelan lengan atas Haechan, ia sangat menyayangi pemuda Juni ini dengan segenap jiwa nya, bahkan jika Haechan menginginkan nyawa nya, Mark akan rela bertaruh untuk kesayangan nya.

"Besok??" Mark mengangguk.

"Cari di google aja, tempat apa saja yang cocok buat honeymoon atau jalan-jalan, aku hanya pengen pergi aja sebenernya sama kalian" ia menatap Mark lalu mengalungkan tangannya ke leher sang dominan, ia istirahat kan kepala nya di bahu Mark dengan semakin mendusal, membuat yang lain gemas melihat kelakuan Haechan.

"Dapat" Chenle menyerahkan ponsel pintar nya pada si manis, langsung di terima dengan tatapan berbinar.

Sorot mata yang begitu mereka rindu kan, senyum yang sangat mereka tunggu, kini semua terasa kembali seperti semula, sebelum para wanita yang kerap mengganggu kebahagiaan mereka, kini semua impian mereka benar-benar menjadi satu.

"Wahh, seperti nya tempat ini menyimpan banyak makanan lezat" menjilat bibir nya sensual, Haechan tidak sadar kalau tatapan setiap dominan nya begitu memuja saat ia berulah seperti itu.

"Wae?? Ada yang salah" mereka kompak menggeleng, lalu Jeno menggenggam tangan Haechan yang lain, tangan satunya ia buat untuk memegang ponsel Chenle.

"Kemana pun Haechan ku pergi, aku akan menemani, kalaupun bisa!! Keujung dunia sekalipun, aku akan lakukan demi Haechan ku ini" Jeno menjawil hidung Haechan, ia usak juga surai coklat madu milik pujaan nya, sungguh Jeno sanggup melakukan apapun untuk kesayangan nya itu.

"Okee, aku juga akan pergi semauku asal itu dengan,,,," semua nya menunggu ucapan kekasih nya. "Uang kalian" tawanya langsung lepas seketika, sontak Jeno dan Mark yang masih memangku nya menggelitik Haechan sampai dia meminta ampun karena saking geli nya.

"Hahahahah, stop! Ahh geli Hyung" yang lain kebaikan tertawa saja, kalau semua ikutan menggelitik Haechan yang ada suami mungil mereka itu akan kaku karena kegelian.

"Cium dulu, baru aku lepas" Jeno memberikan bibirnya untuk di cium, dengan sisa tawa yang masih samar terdengar, Haechan mengecup bibir tipis Jeno dengan senyum bahagia nya.

"Aku bangga punya kalian di hidupku, aku senang karena kalian tetap di samping ku meskipun aku sempat berubah buruk" yang di maksud Haechan dengan sifat nya yang lampau. "Aku menyesal karena tidak bilang lebih awal kalau ada nyawa lain dalam diriku" ia menunduk dengan senyum sendu "Sampai aku kehilangan nya pun, kalian tidak tau, maaf" gumam nya yang masih bisa di dengar semua dominan nya.

"Hey, sayang, kau sudah berjanji untuk mengikhlaskan kepergian nya kan, kenapa masih murung hemm" Jeno membenahi poni Haechan, Jaemin, Chenle, Renjun, dan Ji-Sung memandang dalam diam kekasih mereka dengan penuh penyesalan pula.

Sebab mereka tidak bisa menjaga Haechan.

"Sayang" Haechan menoleh pada Jaemin, rengkuhan hangat yang ia rasakan membuat badan nya bergetar, tangis itu kembali ada.

Mereka benci air mata yang keluar dari si manis, harusnya mata indah itu hanya berbinar bahagia, bukan tatapan yang begitu redup tanpa cahaya seperti sekarang ini.

"Kita sudah berjanji membuka hidup baru kan, kau sendiri yang memiliki keinginan untuk melepaskan semua dendam mu sayang, kali ini, kami tidak akan membiarkan setitik air mata ini turun lagi dari mata indah ini" Jaemin mengusap cairan yang keluar dari pelupuk si manis, Renjun ikut terisak, karena sebelum kejadian itu harusnya Haechan bersama nya.

"Aku sudah tidak punya dendam, Na. Sungguh!!" Jaemin mengangguk dengan senyum tipis.

"Sekarang senyum yang lebar, kita akan melukis buku baru dalam hidup kita, sampai tua nanti" Haechan terkekeh.

"Gombal, kau pasti juga masih horny menatap pantat sexy juga payudara besar kan" Jaemin melotot tak percaya, yang lain sibuk menertawakan mereka.

"Tidak, kapan aku tidak menjaga pandangan ku. Kalau bersama mu, memang aku horny!! Sejauh ini hanya kau yang bisa membuat seorang Na Jaemin kecanduan, hanya Haechan" tawa melingkupi seluruh ruangan yang berisi ketujuh pemuda yang selalu terhubung satu sama lain.

"Selalu sama kita ya Haechan Hyung, bahagia nya harus sama ji dan yang lain" bungsu dream itu bersuara ketika melihat mood Haechan kembali baik.

"Eung, gomawo nampyeon-deul" (bener ngk sihh sebutan nya buat suamiku semua) buat bener aja udah🤭.

"Huh, sebutan apalagi itu sayang, lucu sekali sihh!!" Pekik Chenle lalu menguyel pipi Haechan.

"Chaaa, kita harus istirahat, isi tenaga untuk berburu tempat bagus besok, kita harus full batre demi mengimbangi Haechan kita" pungkas Mark, yang lain setuju dan langsung beranjak, tapi....

"Tidur bareng ngk bisa ya??" Semua langsung menoleh, saling tatap sebelum mengangguk.

"Oke, kita atur sekarang, let's go!!" Haechan bertepuk tangan riang, ini impian nya sejak mereka meikah, sejak dulu ini menjadi salah satu whistlist nya.

"Aku mohon tuhan, biarkan aku selalu bahagia bersama mereka" bisik Haechan sebelum seseorang mengecup pipi nya dan merangkul pundak nya untuk menyusul yang lain.





























FIN



Oke yoroboun, sampe sini aja kisah CRUCIAL.

Kita ketemu lagi di book lain ya, tinggalkan kesan kalian setelah baca cerita amatir dari author banyak bacot ini.

Heheheh, love you guyssss💚💚💚💚

CRUCIAL (Haechan x Dream) 🐻♥️🌚 FINISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang