Part 2

2.8K 175 8
                                    


Di ruang latihan Nct dream, mereka semua duduk melingkar dengan makanan di tengah nya, untuk staf, manager dan pelatih duduk di pojok lain, bisa nyebut doang mereka kalau anak dreamis kumpul, tidak jauh dari kata berisik. "Aku mau itu Ji" Chenle menunjuk sup tahu yang ada di dekat Ji-Sung, si bongsor memberikan nya tanpa harus berdebat dulu, pusing dia kalau denger Chenle udah teriak-teriak, kayak di hutan. "Kamu kenapa, babe" sontak semua atensi tertuju pada Haechan, kekasih mereka ini sejak tadi lebih banyak diam dan tidak berulah sama sekali. "Aku capek Na" kepala nya bersandar di bahu Jaemin, lalu saat semua member tengah makan Haechan nampak tidak begitu selera menatap setiap makanan yang ada, padahal ada kimchi jiggae kesukaan nya juga.

"Kamu sakit sayang" Jeno yang duduk di sebelah Haechan yang lain, langsung memeriksa kening dan leher Haechan, yang sayang nya langsung di tepis pelan oleh kekasihnya, pasti masih marah pekara Karina ini, batin Jeno nelangsa. "Perlu ke rumah sakit aja ngk baby" tawar Mark khawatir, Haechan menggeleng pelan. "Tiduran di sofa aja ya" usul Renjun yang ikut mengkhawatirkan kondisi Haechan.

Baru saja beberapa menit Haechan tutup mata, sudah ada yang mengusik tidur nya, dan itu perempuan yang sama. "Maaf, aku hanya mau memberikan ini untuk Jeno" Jeno sudah menggeram marah, Chenle merotasi matanya yang di ikuti Renjun, kalau Jaemin mendecih, Ji-Sung menatap nya malas, Mark?? Ahh seperti nya hanya dia yang sedikit lebih ramah, ingat hanya sedikit.

"Aku sudah berapa kali memperingati mu!! Kau benar-benar ingin di kuliti hidup hidup ya" tekan Chenle, lalu si pemuda China itu mendekati Haechan. "Pergi dari sini" usir Jeno, tapi Karina seperti nya tidak mau menyerah, dia tetap tersenyum cantik yang mana membuat Jaemin muak melihat nya. "Wanita seperti nya, mana mengerti bahasa manusia sih Jen" jawab Jaemin melewati Karina juga. "Maaf, Sunbae!! Aku hanya mau Jeno mencoba masakan ku" Haechan masih tidak bereaksi, jujus saja dia malas menghadapi mereka si para obsession dominannya. "Kau buta, aku sudah makan!! Bawa kembali makanan mu" Karina tidak merasa ragu memberikan paperbag yang jelas isinya kotak bekal yang ia buat tadi pagi. "Aku pamit," memastikan Jeno menggenggam tas dari nya dengan baik, Karina cepat-cepat pamit, tapi sebelum dia melangkah pergi, matanya terbelak.

Haechan tiba-tiba menarik kerah Jeno dan melumat bibir nya, perlu di tekan kan melumat. "Kau tidak perlu repot-repot, aku sudah mengurus kekasih ku dengan baik" setelah mengucapkan itu, Haechan berbalik dan duduk di atas pangkuan Mark, yang membuat Karina semakin terkejut. "Kau lihat, kau sudah membuat nya marah padaku bukan hanya sekali, jika setelah ini dia meminta putus, kau akan ku cari" Jeno sengaja menekan ucapan terakhir nya. Membuat Karina terpaksa sadar dan segera pergi dari ruangan itu dengan wajah merah, bukan karena marah tapi lebih ke malu, malu karena dia kalah dengan seorang namja, malu lagi, karena setelah apa yang dia lihat ternyata bukan hanya Jeno yang mencintai namja itu, tapi semua member yang ada di unit tersebut. "Gila, ini tidak mungkin" bisik Karina lemah, jujur di banding Jeno, Haechan adalah orang pertama yang membuat nya jatuh hati waktu masuk ke perusahaan ini, dia pernah menolong Karina, tapi apa yang di lihat nya tadi apalagi melihat ekspresi Haechan yang menatap nya datar, sudah pasti bukan hanya sekali lelaki itu bertemu gadis seperti dirinya, yang mengejar member dream lain maksud nya.

"Aku sudah katakan Lee Jeno, selesai kan!! Tapi sepertinya kau harus membiarkan aku bermain dengan nya" Haechan masih duduk di pangkuan Mark, bahkan tangan nya tidak berhenti menari di layar ponsel Chenle, dia mengatakan semua itu dengan santai, tapi itu yang malah membuat setiap dari mereka merasa was-was. "Kau boleh bermain, tapi jangan kelewatan eoh" Haechan menaikan sebelah alisnya, apa Mark baru saja melarang nya. "Kau menyuruhku untuk apa??" Mark mengusap punggung nya pelan, "jangan sampai membuat mu hilang kendali sayang" Haechan tersenyum miring, senyum yang banyak di takuti oleh orang lain, tapi di sukai semua dominan nya. "Kita lihat saja" manager nya sampai bergidik melihat tatapan Haechan, begitu dingin dan mengintimidasi.

"Lakukan apapun, aku yang akan membawa nya padamu" Haechan menggeleng. "Kenapa" saut Renjun. "Aku mau, Jeno yang memancing nya sendiri datang padaku" ujarnya dengan smirk, tatapan nya lurus kearah Jeno, seperti di hunus panah beracun, Jeno meneguk ludahnya susah payah. "Sayang ku mau, aku berbuat apa heum" Jeno mendekat ke arah Haechan, mengangkat tubuh sintal kekasih nya kedalam gendongan. "Seperti biasa, seperti yang sudah Mark lakukan pada Mina" ucap nya mengelus rahang tegas milik Jeno, Jeno segera tersenyum penuh arti. "Baiklah, apapun untuk kesayangan ku" cup. Bibir Haechan di sambar oleh Jeno, mereka yang melihat itu langsung mengalihkan pandangan.

Meskipun mereka setuju untuk membagi Haechan, nyatanya mereka masih sering harus menahan cemburu ketika salah satu diantara mereka melakukan hal serupa. Bahkan para staf dan orang yang tadi berada disana ntah berhamburan kemana, yang jelas mereka tidak mau menjadi mangsa si berhati beku (dingin) seperti Haechan.

"Hyung, aku tidak suka melihat kau turun langsung untuk memberi mereka pelajaran,  aku takut kau terluka Hyung" Haechan turun dari gendongan Jeno, lantas memeluk Ji-Sung. "Kau tidak perlu khawatir Ji-Sung, lagipula kalian tidak akan membiarkan aku celaka bukan" ujarnya memelas, tapi sungguh tatapan polos yang ia keluarkan sekarang bukanlah satu satunya yang membuat mereka lupa akan sosok Haechan, tapi dari sini mereka tau kalau Haechan lebih dari mereka dalam menuntaskan hasrat nya (hasrat memberikan pelajaran kepada siapa saja yang berani menyentuh atau mendekati miliknya, apapun yang sudah ia klaim berarti tidak boleh ada sejengkal pun yang menggangu itu).

"Kami akan selalu berdiri di belakang mu Haechan-ie" Renjun mengusap kepala nya dengan kecupan manis di kening kekasih nya. Tidak menyangka, awal dari ketertarikan pada member nya sendiri membuat mereka akhirnya setuju untuk berbagi, nyatanya tidak membuat mereka mendominasi Haechan selain di ranjang atau di rumah mereka, yupz. Mereka memiliki rumah yang di tinggali bertujuh, sekaligus tempat dimana biasanya Haechan memainkan mangsa yang ia tangkap atau hadiah dari kekasih nya. "Aku suka itu" Haechan mengecup bibir Renjun, hanya kecupan karena dia sudah sangat bersemangat ingin bermain, Haechan tidak sabar menunggu nya.

Selain Karina, Haechan sudah pernah membuat yeoja yang mendekati miliknya sampai gila, ada juga yang memilih mati, atau menderita sebelum ajal menjemput mereka dengan perlahan di hadapan nya. "Akan sangat menyenangkan bukan" smirk nya, senyum miring dan juga kedipan mata Haechan adalah daya tarik pemuda berdarah dingin itu. "Aku akan memulai nya dengan Jaemin dan Chenle"

"Kau santai saja Hyung, pacar tercinta mu ini akan menggeret perempuan itu kepada mu" Chenle mencium kening Haechan, dia lebih suka membubuhkan kecupan disana, dia bilang itu adalah arti sosok yang begitu ia cintai dan ingin ia jaga.

Haechan semakin senang mendengar nya, "jangan lama-lama ya Dady" sengaja, karena mereka suka di panggil seperti itu apalagi waktu menghabiskan waktu di ranjang bersama kekasih binal nya ini. "Oh shit" umpat Ji-Sung, dia berjalan kearah Haechan dan menubrukan bibir mereka dan melumat kasar bibir semerah Cherry itu.






















Jangan harap Haechan akan jadi lemah lembut disini,

Malahan dia disini bar-bar, kasar, dan kejam.

Luarnya boleh terlihat manis untuk menggaet target nya, tapi setelah dapat, oh tidak ada ampun untuk mereka.

Daripada pusing mikirin air di tempat ku yang mati daripagi, mending pusingnya di tempel sini aja biar ngk stress.🤣🤣

CRUCIAL (Haechan x Dream) 🐻♥️🌚 FINISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang