Kesepian

2 0 0
                                    


Dari angin malam yang berhembus melewati sekat sekat jendela kamar ku terasa dingin, membuat bulu kuduk ku sdikit merinding. Kurasakan malam ini terasa sangat sunyi diselimuti dengan suasana nya yang begitu dingin, aku terbaring di kasur sambil memandang langit langit kamar yang kosong dengan warna gelap yang hanya di terangi sedikit cahaya bulan dari luar.
*Kosong pikir ku
Kusadari, tidak hanya langit langit ku yang kosong, tapi juga dengan kamar yang kusam tanpa warna dan hiasan, lemari baju yang hanya menyimpan beberapa kaos dan celana yang bahkan bisa dihitung dengan jari, serta baju sekolah yang tergantung di depan pintu dan meja belajar yang penuh berantakan dengan buku. Adakala orang mengatakan kamar nya mencerminkan diri nya sendiri, itu berarti kamar ku yang kosong mencerminkan diri ku yang kosong dan kusam.

Detikan suara jarum jam, seolah menghipnotis ku tanpa terasa ku tertidur lelap. Di mimpi ku aku bermimpi sedang berada di sungai yang dulunya ku pertama kali bertemu dengan seorang pria tampan yang memayungi ku, suasana yang sama dengan tempat yang sama. Namun yang berbeda sekarang dia tidak lagi membawa payung, laki laki itu hanya membawa dirinya yang basah kuyup memandang kosong ke arah ku lalu menghampiri sambil meraih tangan ku. Laki laki itu membawa ku pergi ke pinggiran sungai dan meraih kepala ku lalu mencelupkannya ke air, sesak rasanya aku seperti sedang di cekik di mimpi itu aku meraih raih tangannya yang menjambak rambut ku yang terus menghantamkan kepala ku kedalam air, rasa sesak tidak bisa bernapas membuat ku lama lama hilang kesadaran dan ketika ku ingin pingsan, dorongan dikepala ku tiba tiba terhenti membuat aku bisa mengangkat kepala ku ke atas. Namun ketika ku liat sekeliling laki laki itu telah menghilang entah kemana, hanya mensisakan baju tanpa orangnya.

'TINGGGGGG,TINGGGGG,TINGGG'

Ku buka sebelah mata ku yang bahkan sangat berat untuk di buka, ternyata jam alarm ku berbunyi menandakan aku harus membuka mata dan pergi kesekolah. Aku mulai bangun dari tempat tidur dan melihat matahari yang sudah sedikit mencuat. Ku buka pintu kamar dan 'Aaa' kaki ku terkena serpihan kaca yang berserakan di luar disertai bau alkohol yang begitu menyengat, kulihat seorang pria bertubuh besar dengan satu tangan memegang alkohol, kedua kaki yang menyilang dan muka yang tanpa rasa bersalah tertidur pulas di atas sopa ketika sudah puas memukuli ibu. Ya ini adalah pemandangan yang selalu ku jumpai di pagi hari dan pastinya ketika ku berjalan dan membuka kamar ibu, pasti ibu sedang terduduk lesu dengan lebam lebam di wajahnya.

Aku harus menutup kembali kamar itu karena kalau aku tidak menutup kamar itu, maka aku akan di pukul oleh ayah. Aku pun pergi ketika sudah menutup pintu itu dan bergegas bersiap kesekolah.

Di perjalanan aku merenungi hal yang sama seperti dirumah namun perbedaannya hanyalah masalah yg ku hadapi.Bagi setiap orang sekolah adalah hal yang paling menyenangkan dan masa yang akan selalu di kenang, namun selalu terbesit di kepala ku apakah hal buruk semasa sekolah juga adalah hal yang harus di kenang? Karna yang ku dapatkan di sekolah selain ilmu juga ada perlakuan yang bahkan tidak pantas untuk ku dapatkan. Diskriminasi, cacian, hinaan, di anggap remeh dan selalu menuruti apa yang mereka katakan.

Ketika sampai didepan gerbang sekolah, aku selalu menghela napas yang panjang dan menutup rapat rapat perasaan ku seolah aku tidak mempunyai hati sama sekali. Karna hal yang aku harus lakukan adalah menunggu mereka yang membuli ku datang lalu membawakan tas mereka ke kelas , lalu mengerjakan pr mereka dan di kelas meskipun sedang belajar kalau saja mereka menyuruhku untuk membelikan jajanan di kantin aku harus bergegas karna kalau tidak mereka akan melempari makanan makanan yang mereka beli nanti ke baju ku. Begitu terus berulang ulang, sampai suatu ketika , aku di panggil ke ruang kepala sekolah karna hal yang bahkan tidak ku lakukan namun di paksa untuk mengakui hal tersebut. Dan hari ini aku kembali melakukan aktifitas itu seperti biasa, batin dan fisik ku sudah lelah meskipun aku kocar kacir mencari bantuan dan memohon untuk mendapatkan hak ku, tidak ada yang mau menolong ku meskipun pernah ada yang ingin membantu tetapi mereka akan lari menutup mulut mereka rapat rapat dan meninggalkan ku yang memikul beban berat sendirian.

Aku bingung dengan semua hal yang terjadi kepada ku, aku penasaran kenapa hanya aku yang diperlakukan semena-mena dan sehina itu, padahal aku juga manusia biasa yang tidak mempunyai cukup banyak kekuatan untuk menanggung beban berat di pundak ku yang baru berumur 15 tahun, tapi kenapa? Aku tidak diperlakukan sama seperti mereka yang lain?, kadang kekuasaan merubah seseorang menjadi orang lain. Aku yang hanya bisa menjalani kehidupan dengan kekuatan yang diberikan tuhan.

Setelahnya....
Jam pulang sekolah pun tiba, ku ambil tas ku dan beranjak pergi, namun ku lihat di luar jendela ternyata hujan turun dengan lebatnya di sertai angin yang bergemuruh. Kuturuni tangga demi tangga dan sampai lah di akhir gedung, ternyata banyak anak yang juga sedang menunggu hujan reda, namun setelah sekian lama hujan tak kunjung berhenti dan sedikit demi sedikit anak anak yang menunggu pun di jemput, ku lihat orang tua mereka membawa payung dan jas hujan lalu menghampiri anak mereka dengan muka cemas dan langkah yang sedikit berlari. Aku yang melihat itu,,, tentu saja ada rasa iri di hati dan terasa juga rasa kesepian yang menyesakkan namun apalah daya ku yang hanya di anggap beban oleh ibuku danayah ku hanya terdiam sambil mencekram baju dan menunduk dengan mata yang sendu.

"Beruntung yaa,"

Ketika hari sudah mulai gelap, tetapi hujan masih tetap lebat, dan terus mengguyur tanpa henti membuat ku terjebak di sekolah yang sudah sepi dan gelap, lalu kuberanikan diri untuk melangkah dan menerjang hujan dengan hanya berbekalkan tekad dan keberanian. Kurasakan air hujan yang dingin mengalir ke atas kepala ku, aku berjalan menyusuri jalan sambil melalui orang orang yang menganggap ku aneh meskipun banyak orang namun aku merasa aku selalu sendirian dan selalu kesepian aku berhenti ditengah tengah orang berlalu lalang dan memejamkan mata dan berkata di dalam hati

" jika seseorang tidak terbiasa menikmati sendirian, itu mungkin karna dia tidak pernah merasa kesepian, tetapi orang itu merasakan kasih sayang dari seseorang di hatinya. TAPI KARENA AKU TIDAK DI CINTAI, aku memang harus terbiasa sendirian".

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang