"Kenapa hanya diam saja? Kemari lah!" Justin memerintah sambil menepuk sebelah ranjang kosong di sampingnya yang dia tunjukkan pada Anné.
"Brengsek kau, Justin! Aku tidak mau tidur denganmu!" Anné berucap sambil mempertahankan posisinya di depan sofa sambil menatap Justin dengan tajam.
"Jika kau tidak ingin tidur denganku, Lalu kau ingin tidur dengan siapa?" Justin menatap Anné dengan raut wajah tenang.
"Aku lebih baik tidur dengan ayam daripada harus tidur denganmu!" Ucap Anné dengan tajam.
Kemudian Anné berjalan menuju pintu kamar.
"Sial!" Maki Anné saat pintunya terkunci.
Ini semua pasti akal akalan Justin.
"Jadi bagaimana, hm? Ingin tidur dengan ayam peliharaan ku?" Tanya Justin masih berbaring di atas ranjang sambil menopang kepalanya dengan satu tangan.
Anné terdiam.
Dia tidak mau tidur dengan Justin seperti kemarin malam, walaupun Justin hanya tidur dan tidak memperkosanya namun tetap saja Anné merasa harus waspada, dia tidak tau apa sebenarnya rencana Justin dan mungkin saja nanti Justin diam diam membiusnya dan melakukan hal tak senonoh.
Intinya Anné tidak mau!
"Brengsek! Lepaskan aku!" Teriak Anné sambil meronta saat Justin menggendongnya menuju ranjang.
Justin kemudian meletakkan tubuh Anné di atas ranjang, Anné tetap memberontak membuat Justin memeluk tubuh Anné dengan kuat dan kakinya melilit di kaki Anné membuat tubuh Anné terkunci sepenuhnya.
"Jangan memberontak, Anné! Atau aku akan hilang kendali detik ini juga." Ucap Justin dengan nada berat membuat Anné terdiam.
Anné bisa melihat ada kilatan gairah di mata hitam milik Justin membuat Anné takut dan berhenti memberontak.
"Jangan lakukan itu..." Lirih Anné.
Justin tersenyum miring. "Kalau begitu, menurut lah."
"Sekarang beritahu aku tentang kalung sayap elang itu." Ucap Justin kembali.
Pertanyaan itu lagi, batin Anné.
"Bukankah kemarin malam aku bilang kau tidak perlu ikut campur urusanku!" Tiba-tiba suara Anné naik satu oktaf membuat Justin terkejut, kemudian menatap Anné dengan tajam.
"Anné!" Justin semakin mengeratkan pelukannya membuat Anné merasakan sesuatu.
Anné memejamkan matanya sejenak dan menatap Justin dengan putus asa.
"Aku tidak ingin mengingatnya, dia hanya masa laluku.." Bisik Anné sedikit pelan.
"Kalau begitu... Aku akan memaksamu untuk mengingatnya saat ini juga! Aku ingin tau malam ini juga! Aku memaksamu, Anné." Balas Justin.
"Justin..."
"Katakan padaku, Anné... Aku ingin tau semuanya tentangmu..." Ucap Justin pelan.
"Tidak ada yang menarik dalam hidupku untuk ku ceritakan... Tidak ada sama sekali..." Anné kembali mengingat beberapa kepingan kenangan masa lalunya.
"Semua tentangmu... Aku selalu tertarik, bahkan mendengar suara napas mu saat tertidur di samping ku adalah kesukaan ku." Justin berbisik di telinga Anné dengan lembut membuat nulu kuduk Anné meremang.
"Aku tau, Justin... Kau menanyakan kalung itu karena pemiliknya adalah salah satu musuhmu," ujar Anné. "Jika niatmu untuk balas dendam padanya... Maka aku tidak akan mengatakan apapun padamu."