➜ 01. Prima donna ˚⊱🪷⊰˚

291 43 17
                                    

⸙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI SENIN. Murid-murid tahun keempat berduru ke ruangan kelas Transfigurasi yang diajarkan oleh Professor McGonagall. Rute kelas ini atau yang biasanya disebut kelas 1C terletak di lantai dasar sekitar Halaman Tengah.

Cho, teman sekamarku, sudah pergi duluan dengan alasan terburu-buru. Jadi, aku berangkat bersama Kathy, Grace dan Mayden. Kami berjalan menuju kelas 1C sembari menenteng buku maupun pena bulu yang diselipkan ke dalam kantong jubah.

Aku sampai tidak menyelesaikan sarapanku di Great Hall sangking rasa panik yang kualami sangatlah besar. Mayden dimarahi oleh Grace karena terlalu santai. "Ya maaf." Itu gumaman yang dilontarkannya saat di Great Hall tadi.

Baru saja aku dan teman-temanku sampai di perempatan, jalanan yang kami hendak lewati ramai karena dikerumuni oleh siswa-siswi yang menjerit kesenangan.

Kathy menghela napas. "Ck," gadis itu mendecakkan lidah. "Sepertinya kita harus mencari jalan lain, sobat."

Aku lantas mengerutkan kening, celingak-celinguk.

Mereka kenapa? Tidak biasanya perempatan rute kelas 1C seramai ini. Adik Ron Weasley, Grace, sampai geleng-geleng kepala. Bahu Mayden terhimpit karena kesempitan.

"Apa ada sesuatu yang membuatmu penasaran, Maddie?" Grace angkat bicara, kepalanya berpaling ke arahku.

"Mhm." Anggukkan kepala kuberikan sebagai respon. "Apa yang mereka lakukan disana?"

"Mereka berkerumun karena ada Cedric Diggory disana."

Rupanya itu jawabannya. Cedric Diggory ibarat primadona Hogwarts. Dia tampan, memiliki postur tubuh yang tegak dan rahangnya tajam. Mata abu-abu kemudaannya memabukkan. Oh, jangan lupa dengan surai coklatnya yang tebal.

Tidak heran apabila para siswa-siswi itu menjerit seperti orang kesenangan. Jikalau Cedric meminta untuk mencium lantai yang ia injak, mungkin mereka tak akan segan-segan melakukannya.

Kathy akhirnya bergumam. "Ayo, kita selak saja. Aku tidak mau terlambat lagi seperti tahun kedua dulu." gerutunya.

Iya, di tahun kedua, aku dan teman-temanku memang pernah terlambat ke kelas Transfigurasi karena Draco sempat menodong kami, dan percayalah, itu amat menyebalkan. Ah ... aku tidak mau menceritakannya.

Kami sepakat untuk menyelak kerumunan siswa-siswi itu. Kathy mendorong bahu laki-laki yang kemungkinan adalah teman Cedric dengan raut wajah masam, memberi isyarat untuk minggir. Sementara aku, Grace, dan Mayden membuntuti. Seperti anak tikus yang mengikuti induknya.

Samar-samar aku menoleh kebelakang, mendapati bahwa Cedric sudah melirikku duluan. Jantungku berdegup kencang secara mendadak. Pipiku memerah.

Pemuda tersebut melemparkan senyum tipis. Aduh.

"Maddie, fokus," Bayang-bayang wajah Cedric di benak hilang tatkala Mayden terus menepuk-nepuk bahuku. Aku cepat-cepat menggeleng, berusaha keras agar tidak kembali memikirkannya. "Ayo."

ㅤㅤDari perempatan rute kelas 1C aku menyadari sesuatu. Kalau aku... Aku.. aku naksir kepadanya. Aku naksir kepada Cedric, si primadona Hogwarts.

Apa itu masalah besar? Kuharap tidak.

Apa itu masalah besar? Kuharap tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐑𝐄𝐓𝐑𝐎𝐕𝐀𝐔𝐈𝐋𝐋𝐄𝐒, 𝘊𝘦𝘥𝘳𝘪𝘤 𝘋𝘪𝘨𝘨𝘰𝘳𝘺. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang